Siang itu aku ingin pergi ke pasar untuk membeli beberapa sayuran dan juga baju untuk anakku. Saat aku ingin mengambil uang dilemari, lemariku sudah dalam keadaan terbuka.
Saat kuperiksa, semua uangku hilang. Aku pun mencarinya kemana-mana tetapi tetap tidak ada. Beberapa lama kemudian anakku pulang dengan memakai baju baru.
"Nak, dari mana kau dapatkan baju itu?" tanyaku gelisah
Anakku hanya diam saja, ku tanya lagi...
"Nak!! Dari mana kau dapat baju itu!! CEPAT JAWAB!!"
Dia tetap tidak menjawab pertanyaanku. Akhirnya aku pun memarahinya dan memukulnya. Aku tidak peduli seberapa nyaring ia menangis, aku tahu kalau dia mencuri uang ku.
"HEY!! JAWAB CEPAT!! KAMU PASTI MENCURI UANG IBU!! KENAPA?? KALAU KAU INGIN BAJU BARU, BILANG SAJA!! IBU BISA BELIKAN UNTUKMU!!!"
Karena aku sudah sangat kesal, akhirnya kuambil penyengat listrik dan ku setrumkan penyengat itu kebadannya. Badannya mulai biru kehitaman, kaku, dan ia mulai tak berdaya.
Akhirnya kulepaskan penyengat listrik itu dari badannya. Dia jatuh dan tergeletak di lantai.
"HEY KAMU ANAK DURHAKA!!! CEPAT BANGUN!!! MENGAPA KAU MENCURI UANGKU!!!"
Tak lama kemudian suamiku datang.
"Ribut-ribut apa ini?" tanyanya dengan sangat shock saat melihat anaknya terbaring kaku di lantai
"Lihat anakmu!! Dia mencuri uangku untuk membeli baju baru yang saat ini ia kenakan!!"
"Omong kosong apa ini!! Itu baju baru dari ku karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke delapan! Bagaimana mungkin dia mencuri uangmu, jelas-jelas aku tadi mengajaknya membeli baju di mall!"
"Lalu bagaimana bisa lemariku terbuka dan uangku tak ada?"
"Kau lupa atau bagaimana? Bukankah pintu lemari mu memang rusak sejak dulu, dan apa kau lupa? Seminggu yang lalu para lentenir mengambil semua uangmu untuk membayar hutang-hutangmu! SADARLAH!!"
"Kalau memang anak ini tak salah, kenapa dia hanya diam saat aku bertanya padanya??"
"KAU BENAR-BENAR MASIH GILA!!! SADARLAH!! ANAKMU SEJAK DULU MEMANG TAK BISA BICARA, IA BISU, KAU KAN SUDAH TAU!!"
"Hah!!! Apa yang telah kulakukan pada anakku?? Anakku maafkan ibu nak" Kataku pada anakku yang terbaring lemah di lantai.
"Untuk apa kau minta maaf? Dia telah mati! Kau ibu yang tak waras!! Hutang-hutang yang kau miliki membuatmu depresi. Sudah kuduga, seharusnya aku tak menjemputmu dari Rumah sakit jiwa"
"Kalau menurutmu aku masih gila, kenapa kau menjemputku?"
"Itu karena anak kita, merindukanmu! Ia ingin kau selalu bersamanya!"
Yah, kini aku sadar, bahwa aku masih gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIE : Future Is Not Real [COMPLETED]
Ужасы"Masa depan tidak lah nyata, hanya ekspetasi orang biasa. Masa depan adalah kematian yang nyata akan terjadi. Mati sekarang atau nanti? Kita pasti akan bertemu...." -Mr. Die Email : adityaramadhan55892@gmail.com Instagram : @adityar05 Line : adite05