"Nak, Ibu mu sedang masuk Rumah Sakit sekarang, bisa kah kau menjenguknya?" tanya Bibi di telphone
"Tapi bi, aku tak punya uang untuk membeli dua tiket ke Surabaya, aku hanya bisa beli satu saja, dan aku tak mungkin meninggalkan adik sendirian" jawabku
"Tapi Ibumu dalam kondisi kritis, terserah kau apa yang harus kamu lakukan"
"Baik bi"
Aku memikirkan bagaimana cara agar bisa pergi walaupun hanya mampu membeli satu tiket pesawat. Yah, sepertinya aku tau caranya.
"Dik"
"Iya kak??"
"Ikut kakak ke gudang sekarang"
"Untuk apa kak?"
"Kita akan pergi ke Surabaya bulan depan"
"Tapi kenapa harus ke gudang kak?"
"Sudah, ayo ikuti kata kakak"
*Satu Bulan Kemudian...
"Bi, apakabar?" tanyaku saat menemuinya di Bandara
"Bibi baik-baik saja, mana adikmu?" tanyanya
"Adik bersamaku bi"
"Dimana? Bibi tak melihatnya?" tanya Bibi semakin penasaran
Aku pun membuka kopernya dan....
"Ini bi, adikku"
Bibi teriak dan semua orang yang ada di Bandara melihatnya.
Tubuh adik yang kurus sejak aku mengurungnya di gudang dan karena tak kuberi makan selama sebulan agar cukup di dalam koper, kini telah hancur dan berceceran dari dalam tas itu. Menurutku ini yang terbaik.
-AR
KAMU SEDANG MEMBACA
DIE : Future Is Not Real [COMPLETED]
Horror"Masa depan tidak lah nyata, hanya ekspetasi orang biasa. Masa depan adalah kematian yang nyata akan terjadi. Mati sekarang atau nanti? Kita pasti akan bertemu...." -Mr. Die Email : adityaramadhan55892@gmail.com Instagram : @adityar05 Line : adite05