Sebenarnya apa yang terjadi pada hidup Sana saat ini ? Dia hanya ingin membuat neneknya bahagia dengan menyetujui perjodohan itu tapi sekarang dia harus berurusan dengan namja yang terkenal sangat dingin dikampusnya.
Dan lihatlah sekarang sudah hampir setengah jam dia duduk di sebuah kafe tapi orang yang menyuruhnya bertemu belum juga datang. Dan selama itu juga dia mengutuk takdirnya yang harus dijodohkan dengan pria bernama Lim Jaebum itu.
"Ugh.. menyebalkan" Umpatnya dalam hati berulang-ulang
Berkali-kali dia mengecek lonceng yang menghiasi tangan mungilnya dan melirik kearah pintu tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda namja itu akan muncul.
Sebenarnya dia bisa saja pergi dari sini tapi dia kembali mengingat ucapan Jb ditelepon tadi.
"Datanglah ke Street Kafe sekarang dan tunggu aku, apa kau mengerti ?" Dengan menekan kalimat terakhirnya
"Dasar pria brengsek" Batinnya kembali mengumpat
Dia hanya melampiaskan kekesalannya dengan meminum jus yang dipesannya dan tanpa sadar dia sudah menghabiskan tiga gelas sekarang. Dia hendak akan memesan lagi tapi suara pintu kafe terbuka mengalihkan perhatiannya dan dilihatnya Jb sedang memasuki kafe.
"Akhirnya.." Gumamnya sambil mendengus kesal
Sana tidak melepaskan tatapannya dari Jb yang melangkah kearahnya. Namja itu hanya memakai hoodie berwarna hitam, celana jeans robek-robek serta kets dikakinya dan itu sudah cukup menampilkan betapa tampannya namja ini.
"Tapi ini bukan waktunya untuk terpesona. Sadarlah Sana" Batin Sana
Dengan keras ia mengingatkan dirinya dan berusaha memasang wajah datar.
Jb langsung mengambil tempat duduk didepan Sana tanpa memandang Sana sama sekali. Sedangkan Sana berusaha mengontrol detak jantungnya yang entah sejak kapan berdetak tidak wajar.
Dia diam menunggu Jb mulai berbicara
"Bukankah sekarang waktunya dia mengatakan 'hai, maaf aku terlambat' aniya ?" Batin Sana mulai kesal sendiri
Tapi tidak, Jb malah memanggil seorang pelayan dan memesan minuman. Sepertinya namja itu tidak akan membuka pembicaraan jadi Sana berinisiatif berbicara lebih dulu
"Kenapa kau memintaku bertemu ? Ani.. lebih dari itu, apa kau tidak tahu aku sudah menunggumu dari setengah jam yang lalu ? Dan kau datang tanpa rasa bersalah sama sekali ? Dimana sopan santunmu ?" Semprot Sana, padahal sedetik tadi dia ingin bersikap tenang tapi sepertinya mulutnya tidak bisa berkompromi dengan pikirannya.
Jb tidak bergeming, dia hanya menatap Sana sekilas lalu beralih pada pelayan yang baru saja membawakan minuman pesanannya.
"Wah.. kau bahkan tidak memesankan untukku dan hanya minum sendiri ?" Ucap Sana dengan nada menyindir
"Bukankah kau sudah minum terlalu banyak ?" Jawab Jb cuek sambil melirik tiga gelas kosong diatas meja lalu dia meminum minumannya sendiri
"Apa dia sedang mengejekku ?" Batin Sana, dia lalu mengalihkan pembicaraan menutup rasa malunya
"Jadi ?" Tanya Sana menghiraukan ejekan Jb dan kembali meminta jawaban
Jb masih diam dan hanya meminum minumannya.
"Chogio, apa kau tidak mendengarkanku ? Aku tanya- "
"Batalkan perjodohan ini" Potong Jb setelah melepas minumannya dan menatap mata Sana dengan serius
Sana tertegun. Apa dia salah dengar ? Namja didepannya ini baru saja bilang apa ?
"M-mwo ?"
"Aku memintamu membatalkan perjodohan ini" Ucap Jb sekali lagi dengan nada tegas
"M-mwo-ragoyo ?" Tanya Sana lagi, dia masih tidak percaya dengan pendengarannya
"Apa sekarang kau tuli ? Aku minta kau batalkan perjodohan ini. Apa sekarang kau bisa mendengarnya ?" Ulang Jb dengan meninggikan suaranya
"Batalkan perjodohan ini ? Apa dia gila ?"
Sana cukup terkejut dengan pernyataan itu tapi dia berusaha tenang. Dia tahu Jb seorang yang brengsek tapi ternyata pria didepannya ini benar-benar sangat brengsek. Sana tidak habis pikir kenapa neneknya bisa mempercayai sosok namja didepannya ini.
Sana menarik nafas panjang sebelum berbicara
"Kenapa kau memberitahukan hal ini padaku ? Kau harusnya memberitahukannya pada orangtuamu bukan padaku" Ucap Sana berusaha mengontrol emosinya
"Apa aku akan memintamu bertemu jika aku bisa langsung bicara pada orangtuaku ?" Ketus Jb
"Asal kau tahu saja, aku menerima perjodohan ini karena terpaksa dan aku tidak punya pilihan lain selain menerimanya jadi aku kesini memintamu dengan baik-baik untuk membatalkan perjodohan ini. Apa kau begitu susah untuk mengerti ?" Lanjut Jb
Sana menggertakan giginya menahan emosinya. Ternyata namja ini juga merasa hal yang sama dengannya, tidak mau menerima perjodohan ini. Dan yang lebih parahnya namja ini meminta perjodohan itu dibatalkan. Hatinya tiba-tiba terasa perih, rasanya seperti dia tidak diinginkan.
Sana menghela nafas
"Lalu apa yang kau ingin aku lakukan ? Pulang kerumahku dan memberitahu nenekku yang punya penyakit darah tinggi kalau namja yang dijodohkan denganku ingin membatalkan perjodohan ini ? Begitu ? Dan membuatnya jatuh sakit lagi ?" Sana sudah tidak tahan, matanya sudah mulai berair dan sebelum dia menangis disini dia langsung bangkit dari duduknya.
"Lakukan sesukamu tapi aku tidak akan pernah membatalkan perjodohan ini karena ini semua aku lakukan demi nenekku. Aku permisi" Sana berbicara lagi tanpa melihat wajah Jb dan berlalu pergi dari hadapan pria itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU LOVE ME
FanfictionDo You Love Me + Sequel I Hope you guys enjoy it Jaebeom x Sana