Sana berdiri terpaku menatap pagar sebuah rumah besar didepannya. Sudah hampir setengah jam dia berdiri disana tanpa berbuat apa-apa.
Saat ketahuan dia tidak kekampus beberapa hari ini, neneknya langsung menyuruhnya datang kesini, kerumah keluarga Lim dan Sana tidak punya alasan untuk menolaknya.
Tapi dia tidak tahu harus bagaimana sekarang ? Masuk dan bertemu pria sombong itu ? Atau pulang dan menghadapi amarah neneknya ? Ughh.. ini sangat menyebalkan. Gerutunya
Tiba-tiba bunyi klakson mobil dibelakangnya membuatnya terlonjak kaget.
"Omma-ya, jantungku.. "
"YAKH! APA YANG KAU LAKUKAN DISANA ? MINGGIRLAH"
Sana tersentak mendengar teriakan pria didalam mobil itu. Suara yang sangat tidak asing ditelinganya.
"Yakh! Apa kau tuli ?" Jb yang mulai jengkel karena ucapannya tidak ditanggapi langsung keluar dari mobil dan menghampiri yoja itu "Aku bilang minggir, dasar-"
Jaebum seketika menghentikan ucapannya ketika mengenali wajah orang didepannya. Namja itu cukup terkejut dan langsung menghela nafas kasar dengan menatap Sana kesal.
"Apa yang kau lakukan disini ?" Bentaknya pada yoja yang sejak tadi menghindari tatapannya
"Bukan urusanmu" Balas Sana acuh
"Bukan urusanku ? Tapi ini rumahku, apa kau tidak tahu itu ?"
"Geroum mwo ? Memangnya kenapa kalau ini rumahmu ? Kau ingin mengusirku ?"
Jb tidak menjawabnya dan mengerang frustasi. Apa yang harus dilakukannya pada yoja ini ? Kenapa dia terus mengganggu kehidupannya ? Batin Jb
Sedangkan Sana langsung bersorak senang dalam hati, baru kali ini rasanya dia bisa membuat namja itu terdiam. Dan sesaat sebelum Jb ingin membuka mulutnya untuk berbicara lagi, Sana langsung berlari ke arah rumah Jb dan memencet belnya. Dia tidak ingin berlama-lama berurusan dengan namja itu.
##
Hampir seharian dia menghabiskan waktunya dirumah keluarga Lim dan kebanyakan dia hanya berdua bersama Nyonya Hyesun, Ibu Jb. Karena anaknya entah menghilang kemana.
Dan ketika mau pulang, Jb baru menampakan wajahnya dan menawarkan diri mengantar Sana pulang. Sana tidak mungkin menolaknya apalagi didepan ibunya.
Sepanjang perjalanan pulang, Sana hanya menyandarkan kepalanya dikaca pintu mobil sambil menatap jalanan malam diluar. Sementara pikirannya kembali teringat dengan ucapan Ibu Jb padanya tadi.
Flashback On ~
"Sana-ya, apa ibu boleh minta bantuanmu ?" Ibu Jb menatap wajah Sana penuh harap
"Ne, tentu saja omoni. Apa yang bisa aku bantu ?" Sana balik menatap Nyonya Hyesun
"Ini.. tentang Jaebum" Nyonya Hyesun terlihat ragu tapi Sana dengan sabar menunggunya melanjutkan ucapannya
"Ibu tidak yakin kau mengetahui hal ini atau tidak tapi dia masih belum bisa menerima perjodohan ini. Jadi ibu minta tolong padamu untuk mau mengerti dan menerimanya sedikit demi sedikit"
Sana tertegun mendengarnya. Dia tidak tahu kalau ibu Jb bisa mengetahui hal ini. Apa mungkin Nyonya Hyesun juga mengetahui bahwa anaknya berusaha membatalkan perjodohan itu ?
"B-agai-mana anda mengetahuinya ?"
Nyonya Hyesun tersenyum mendengar tanggapan Sana itu.
"Ibu bisa melihat dari matanya, setiap kali kami menyinggung masalah perjodohan itu dia sama sekali tidak tertarik walaupun dia tidak menolaknya. Tapi ibu tahu apa yang dipikirkannya"
"Lalu kenapa anda diam saja ? Maafkan aku, tapi maksudku, apa tidak terlalu egois memaksanya melakukan hal yang tidak diinginkannya ?" Sana sama sekali tidak mengerti jalan pikiran ibu jb
"Ibu hanya ingin yang terbaik untuk dia. Kau tahu, ibu dan ayah Jaebum juga dulunya menikah karena dijodohkan. Tentu saja awalnya ibu tidak menyetujuinya tapi pernikahan tetap dilakukan dan lihatlah sekarang, ibu sangat bahagia bersama ayah Jaebum " Nyonya Hyesun menarik nafas sebelum melanjutkan lagi
"Bagiku dia masih belum dewasa untuk memutuskan masa depannya. Dan ibu tahu kau cukup dewasa untuk menerima perjodohan ini walaupun demi nenekmu. Tapi aku percaya padamu, jadi apa bisa ibu mengharapkanmu ?" Sekarang ibu Jb menatap mata Sana dalam seakan meminta kepastiannya
"Tapi.. " Suara Sana tertahan ketika ibu Jb mengelus pucuk kepalanya dengan tersenyum hangat
"Ibu percayakan padamu"
Flashback Off
...Sana menghela nafas berat dan tidak sadar ini sudah ke lima kalinya dia melakukannya membuat namja disampingnya terganggu.
"Apa kau baru saja dimarahi ibuku ? Ada apa dengan ekspresi wajahmu itu ?" Tanya Jb
Sana merasa malas untuk menanggapinya tapi dia tetap menjawabnya
"Bukan urusanmu. Dan jangan pernah mengatai ibumu seperti itu, dia sangat baik padaku"
"Memangnya apa yang kukatakan ?" Gumam Jb, memutuskan untuk kembali diam.
Tidak lama kemudian, mereka tiba didepan rumah Sana. Dan setelah menghentikan mobilnya, mereka berdua langsung turun.
"Gomawo, karena telah- YAKH!" Sana hendak pamit tapi dia langsung berubah kesal karena perkataannya diabaikan oleh Jb yang berjalan lebih dulu menuju pintu gerbang rumahnya.
Tanpa menunggu Sana, Jb langsung memencet bel dan tidak lama pintu itu terbuka dan dia langsung masuk kedalam.
"Wah, dasar pria brengsek dia berbuat sesukanya seakan ini rumahnya" Gerutu Sana yang tertinggal dibelakang
Nyonya Han, nenek Sana telah menunggu mereka berdua didepan pintu dan langsung tersenyum saat melihat wajah Jb
"Halmoni.. seharusnya anda menunggu didalam saja"
"Tidak.. tidak, aku ingin menyambut kalian. Bagaimana hari ini ? Apa kalian menghabiskan waktu bersama ?"
"Ne, kami makan bersama dan ibuku menceritakan banyak hal pada Sana" Jb tidak sepenuhnya berbohong karena mereka memang sempat makan malam bersama selebihnya Sana bersama ibunya.
"Aku senang mendengarnya Nak, tapi ngomong-ngomong dimana Sana ?"
"Halmoniiii~ aku disini " Sana baru saja muncul dan langsung memeluk neneknya yang juga balas memeluknya
"Masuklah, nenek akan membuatkan kalian teh panas"
"Maafkan aku halmoni. Sepertinya kali ini aku tidak bisa, aku sudah punya janji jadi lain kali saja aku akan kesini lagi"
Nyonya Han sedikit kecewa tapi kemudian dia tersenyum lagi
"Hm.. baiklah. Aku akan menunggumu kapan saja, jadi datanglah sesukamu"
"Ne" Jawab Jb, dia lalu menoleh pada Sana yang tiba-tiba berubah waspada ditatap oleh namja itu.
Tapi yang ada Jb malah mengembangkan senyuman pada Sana lalu menggapai kepalanya dan mengelusnya dengan lembut. Membuat yoja itu menahan nafas dan melotot tidak percaya.
"Istirahatlah, aku akan meneleponmu jika sudah pulang. Aku pergi dulu" Pamit Jb, lalu membungkukkan kepalanya pada nenek Sana sebelum berbalik pergi
"A-apa yang.. baru-san.. di-lakukannya ?" Sana mematung ditempatnya.
Malam itu, malam yang panjang bagi Sana karena dia tidak bisa tidur karena terus mengingat kejadian tadi dan berakhir dengan wajah yang memanas dan jantung yang berdegup kencang.
"Apa yang sebenarnya dilakukannya padaku ?"
.
.
Bersambung.. !!

KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU LOVE ME
FanfictionDo You Love Me + Sequel I Hope you guys enjoy it Jaebeom x Sana