Part 9

672 59 2
                                    

Setelah mengantar Sana pulang, Jb kembali kekampus. Dia masih harus latihan band bersama anggota Lucky7. Tapi sepanjang perjalanan, perasaan bersalah masih saja menghantuinya.

Saat latihan band pun, dia tidak bisa berhenti memikirkan Sana yang menangis karenanya. Dia tahu sikapnya sering kasar pada yoja itu. Tapi tidak sekalipun, Sana menghiraukannya. Lalu kenapa sekarang dia menangis ?

"Aggkkhhh.. " Jb mengerang frustasi

"Wae ? Ada apa ?" Tanya Jinyoung kaget, begitu juga anggota yang lain yang langsung menghentikan latihan mereka dan menatap bingung sang leader.

"Ah, maafkan aku, tapi hari ini latihan sampai disini saja" Jb menghela nafas berat, dia benar-benar tidak bisa fokus sekarang jadi percuma saja untuk lanjutkan latihan.

Para member Lucky7 langsung menurut dan membereskan alat musik mereka masing-masing sebelum pamit pulang. Tinggal Mark yang bertahan diruangan itu bersama Jb.

"Yak, Mark apa yang kau lakukan disini ? Kau tidak pulang ?" Jb heran melihat Mark yang malah berbaring disofa dan sibuk memainkan hpnya

"Aku malas dirumah" Timpal Mark acuh

"Lalu pacarmu ? Kenapa kau tidak bersamanya ?"

Mark mengeryitkan keningnya bingung, sejak kapan Jb peduli pada hubungannya dengan Mina.

"Dia bukan anak kecil, aku tidak harus bersamanya 24 jam. Tapi kenapa kau tiba-tiba menanyakannya ?" Tanya Mark penasaran

Jb diam tidak ingin meladeni pertanyaan Mark itu.

"Wae ? Kau punya masalah dengan tunanganmu ?" Sekarang Mark melepaskan hp nya dan duduk tegak menghadap Jb yang sejak tadi sibuk merapikan alat musiknya.

"Diamlah, aku tidak ingin membicarakannya. Dan dia itu bukan tunanganku, bodoh" Jawab Jb sedikit kesal

Mark terdiam sebentar sebelum berbicara lagi "Jaebum-ah, berhentilah bersikap kasar pada yoja itu. Dia kehilangan kedua orangtuanya diusia 10 tahun dan sekarang dia tidak memiliki siapa-siapa selain neneknya."

Jb mendengus mendengarnya, seakan rasa bersalahnya belum cukup membuat dirinya terlihat buruk.

Melihat Jb yang hanya diam, Mark kembali berbicara

"Jangan salah paham karena aku juga mendengarnya dari Mina. Dan jika kau punya masalah dengannya, cepatlah selesaikan dan jangan lupa bersikaplah yang lembut" Nasehat Mark membuat Jb menatapnya kesal

"Apa sekarang kau merasa pintar hanya karena telah memiliki kekasih, eoh ? Kesini dan cepat bereskan semua ini" Jb langsung menarik Mark dan memaksanya membereskan kabel-kabel yang berserakan. Tapi dalam hatinya dia membenarkan semua ucapan sahabatnya itu.

***
Sana baru saja keluar dari ruang kuliahnya saat melihat sosok Jaebum yang berdiri tidak jauh dari ruangannya. Dia seketika menghentikan langkahnya dan menatap kesal pria itu.

Sana tidak ingin bertemu dengannya, tapi dia hanya mematung saat Jb berjalan menghampirinya.

"Apa kau sudah pulang ? Aku akan mengantarmu" Ucap Jb

Hah, apa namja ini bercanda ? Ingin mengantarku pulang setelah kejadian kemarin ? Apa dia pikir aku bodoh. Batin Sana

"Kenapa aku harus pulang dengan orang brengsek sepertimu ?" Jawab Sana dengan menekan kalimatnya

Jb tidak menjawabnya dan hanya menghela nafas

"Wae ? Kenapa kau diam saja ? Kenapa tidak membentakku ? Oh, apa kau tidak ingin orang lain mengetahui sifat aslimu ?" Cibir Sana sambil melirik kiri kanannya dimana para mahasiswa yang lalu lalang bahkan sebagian berhenti memperhatikan mereka.

Dia menunggu namja itu membalas ucapannya tapi tidak, Jaebum masih saja diam dan hal itu membuat Sana geram.

Sana baru saja akan kembali mengeluarkan emosinya lagi saat Jb membuka suaranya.

"Aku minta maaf" Akhirnya Jb mengucapkannya

Seumur hidup Jb hanya pernah meminta maaf pada keluarganya dan ke enam sahabatnya. Tapi sekarang dia harus menurunkan egonya didepan yoja satu ini.

Sana tertegun mendengarnya, dia tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Jb, paling tidak bukan ditempat umum seperti dikampus ini.

Karena melihat Sana diam dan tidak kunjung menjawabnya. Jb kembali berbicara

"Ayo pulang, aku akan membelikanmu es krim sebagai permintaan maafku"

Mata Sana langsung berbinar. Es krim itu makanan kesukaannya sebelum neneknya membatasi Sana memakannya karena jika sudah makan es krim, Sana akan lupa dengan nasi dan makanan pokok lainnya.

"Atau kau ingin makan yang lain ? Aku akan mentraktirmu" Pancing Jb lagi

Sana tentu saja senang tapi dia bertingkah seperti sedang mempertimbangkannya sebelum menjawabnya.
"Hmm.. baiklah tapi aku tetap tidak akan naik mobilmu, aku akan naik bus"

"Gurae.. apapun maumu. Kajja"

***
Sore itu Sana dan Jaebum menghabiskan waktu ditaman hiburan yang dipenuhi dengan banyak permainan dan berbagai makanan. Dan tentu saja tempat penjualan es krim jadi incaran Sana.

"Ah, jinjja.. kenapa kau harus kesini ? Kita bisa makan dengan tenang dikafe atau ditoko es krim saja" Gerutu Jb dengan wajah kesal

Mereka sedang duduk disalah satu bangku taman dekat penjual es krim. Dan Sana yang masih sibuk menikmati es krimnya langsung menoleh pada Jb.

"Shiro (tidak mau), aku ingin berkencan ditempat seperti ini" Jawaban Sana itu langsung membuat Jb melebarkan matanya

"Kencan ? Aku hanya ingin mentraktirmu, bukan mengajakmu kencan. Dasar bodoh"

Sana hanya mendelik kesal, tidak ingin terbawa emosi karena ucapan namja itu.

"Bagiku itu dua orang yang menghabiskan waktu bersama itu namanya kencan. Aku juga sering berkencan dengan Mina ataupun nenek" Jelas Sana disela-sela memakan es krimnya

Jaebum yang akhirnya mengerti maksud Sana hanya ber'oh' saja. Lalu kembali menatap Sana kesal

"Kalau begitu cepatlah makan, ini sudah hampir malam"

"Sebentar, Aku masih ingin makan lagi" Rengek Sana

"Yak, ini sudah es krim yang kelima, kau mau makan berapa lagi ?" Kesal Jb mengingat yoja disampingnya ini tidak berhenti makan es krim sejak mereka datang kesini

"Belikan aku lagi" Pinta Sana yang disambut dengan tatapan tajam Jb

"Ini yang terakhir aku janji" Tambahnya dengan wajah memelas membuat Jb hanya menghela nafas pasrah

Siapa yoja ini sampai berani memerintahnya ? Teman-temannya saja tidak ada yang berani. Rutuk Jb dalam hatinya

Tapi akhirnya dia beranjak juga dari bangkunya dan pergi membeli es krim pesanan Sana. Sedangkan yoja itu hanya termenung ditempatnya tidak menyangka namja dingin itu akan mengikuti perintahnya.

"Aneh" Gumam Sana
.
.

Bersambung

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang