Pancaran sinar matahari pagi menusuk celah-celah mata Sana, membuatnya perlahan membuka kelopak matanya yang tertutup dan mulai membiasakan dengan cahaya terang disekitarnya.
Sudah pagi ternyata, Gumamnya dalam hati.
Gadis itu kemudian hendak meregangkan lengannya tapi tiba-tiba langsung terhenti dan mematung menyadari kalau dia masih berada dipelukan Jaebum, pria yang dijodohkan dengannya, yang membencinya, yang mengatakannya gadis bodoh, gadis menyusahkan, dan gadis bermuka dua.
Dia menggerutu dalam hati tapi tetap saja dia hanya tertegun memandang wajah Jb yang tertidur. Bagi Sana, pria ini memang sangat tampan, tapi semua itu tertutupi karena sikap kasarnya. Jadi melihatnya diam begini, Sana bisa dengan jelas melihat betapa tampannya wajah Jaebum.
Mata pria ini sangat teduh jika tertutup seperti ini, tidak ketika terbuka dan menatapnya dengan tajam yang hanya terlihat seperti monster berhati dingin. Jb juga memiliki hidung yang mancung, rahang yang sempurna dan garis bibir yang tipis yang tidak pernah digunakan untuk tersenyum, paling tidak untuk dirinya.
Tapi kenapa Sana jadi memperhatikan wajah Jb seperti ini ? Padahal semalam dia berulangkali mengingatkan dalam hatinya kalau dia harus bangun lebih awal dan pindah ketempat duduknya sebelum pria ini bangun tapi sepertinya Sana terlalu tenggelam dalam aktivitasnya sampai lupa dengan hal itu.
Dia harusnya membenci pria yang selalu membentaknya, menghinanya, bahkan membuatnya menangis ini. Tapi tetap saja setiap kali Jaebum melakukan tindakan kecil untuk memperhatikannya rasanya perasaan bencinya hilang begitu saja.
Membelai kepalanya walaupun hanya saat berada didepan neneknya, mentraktirnya es krim walaupun hanya karena rasa bersalah dan memeluknya walaupun hanya untuk membungkam teriakannya.
Sana tidak pernah mendapatkan banyak perhatian selain dari neneknya dan Mina, sahabatnya. Dulu pernah sewaktu sekolah dasar Sana berusaha seceria mungkin berharap agar dia memiliki banyak teman tapi berujung dengan umpatan teman-teman sekolahnya yang mengatakan Sana gadis centil dan penggoda, apalagi karena banyak teman laki-lakinya yang berusaha dekat dengannya. Dan semenjak tersebar rumor itu, Sana tidak ingin lagi mempunyai teman hingga dia bertemu dengan Mina yang mau menerimanya apa adanya.
Dan sekarang dia dihadapkan dengan pria yang membencinya juga sekaligus memberikan perhatian padanya. Sana jadi tidak tahu harus bersikap bagaimana.
Hingga perlahan dilihatnya mata Jaebum terbuka, Sana masih terpaku ditempatnya dan sama sekali tidak berniat untuk bangun dari pangkuan Jaebum yang anehnya begitu nyaman untuknya. Sedangkan Jb masih meregangkan tangannya sambil mengambil nafas dalam dan mengamati sekelilingnya sampai menumpukan matanya kearah Sana.
"Kau sudah bangun ?"
Sana hanya mengangguk bingung, dia kira akan mendapat teguran atau bentakan tapi malah sapaan pagi ? aneh..
"Turun" Akhirnya Jaebum mengatakan kata yang dikira Sana akan didengarnya pertama kali
Sana melayangkan senyumannya dan jadi penasaran.
"Kenapa tidak menyuruhku turun lebih dulu ?"
"Hah ?" Jb tidak mengerti tapi lalu berganti menampakan wajah menuntut "Turun cepat"
"Aku akan turun jika kau menjawab pertanyaanku tadi"
"Pertanyaan apa ?" Jb mulai kesal
"Kenapa kau tidak menyuruhku turun dari awal"
Jb mendengus kesal "Tidak penting, sekarang cepat turun atau- "
"Atau apa ? Kau ingin memarahiku ? menghinaku ? memukulku ? Apa ?" Tantang Sana yang entah keberanian didapatnya pagi ini

KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU LOVE ME
FanfictionDo You Love Me + Sequel I Hope you guys enjoy it Jaebeom x Sana