Part 8

650 63 5
                                    

Mina berjalan menunduk disepanjang koridor kampusnya. Dia terlihat sangat lelah dan beberapa kali menguap dengan mata yang  setengah menutup menahan kantuknya.

Sudah seminggu ini kafe tempatnya bekerja menambah jam kerja malam dan karena Mina harus kuliah pagi dia harus mengambil shift malam itu, belum lagi jika ada tugas kampus yang harus dikerjakannya. Membuat yoja itu kekurangan tidur. Dan sekarang baru dia rasakan akibatnya. Kepalanya terasa berat dan berdenyut sakit seakan mau pecah.

Oh tuhan, apa aku harus bolos saja ? Pikirnya sesaat sebelum terkejut saat seseorang tiba-tiba menarik tangannya.

Mina memaksa matanya terbuka dan melihat seorang namja sedang membawanya entah kemana.

"M-mark ?!! A-pa.. yan- " Mina baru saja akan protes saat Mark membawanya kesebuah ruangan yang penuh dengan alat musik dan mendudukinya disebuah sofa yang berada diujung ruangan itu.

"Istirahatlah, kau terlihat berantakan" Ucapnya sambil ikut duduk disampingnya

"Tapi aku memiliki jam kuliah saat ini" Balas Mina dengan mata sayup

"Tidak usah pikirkan itu. Aku akan mengurusnya. Sekarang tidurlah" Tangan Mark terangkat  menyandarkan kepala Mina dibahunya.

Mina terlalu lelah untuk membantah lagi dan langsung memejamkan matanya yang sudah sangat berat. Dan membiarkan dirinya tertidur.

***
Disisi lain, Sana sementara mengikuti mata kuliahnya dengan malas. Baru saja dia menerima pesan yang mengatakan kalau sahabatnya, Mina tidak akan masuk kelas dan membuatnya tidak semangat mengikuti kuliahnya.

Sana akhirnya bisa menghela nafas lega ketika kelas terakhirnya berakhir dan dia langsung bergegas keluar sambil berusaha menelepon Mina.

"Ah, jinja.. kenapa tidak diangkat juga ?" Gerutu Sana karena tidak mendapat jawaban dari Mina

Sana kembali menelepon Mina sampai sesuatu mengusik perhatiannya.

"Lihat, ada anggota Lucky7"

"Wah, Dia sangat tampan.."

"Tapi apa yang dilakukannya disini ?"

Sana otomatis menoleh ke arah suara-suara itu dan matanya langsung melotot kaget saat melihat Jaebum sedang berjalan kearahnya.

Jantungnya langsung berdetak  tidak karuan tanpa bisa dikendalikannya. Kejadian kemarin malam kembali terbayang dikepalanya dan karena bingung tidak tahu harus bagaimana, Sana langsung berbalik dan berlari pergi.

Dia terus berlari secepat mungkin tapi dia masih kalah cepat dari Jb yang ternyata juga mengejarnya dan langsung menghalangi jalannya.

"Apa yang kau lakukan ? Kenapa kau lari ?" Bentak Jb dengan nafas ngos-ngosan,

"A-pa maksudmu ? Aku ingin pulang. Kenapa menghalangiku ? " Sana berkilah dengan menghindari tatapan tajam namja itu sambil berusaha mengatur nafasnya

"Ayo pulang, aku akan mengantarmu " Ujar Jb yang menghiraukan ucapan Sana barusan

Mengantarku ? Sana tersentak
"K-kenapa ?" Tanya Sana bingung

Jaebum yang baru saja akan berbalik langsung kembali menatap Sana jengkel.

"Kau tanya kenapa ? Memangnya siapa yang mengadu pada ibuku kalau kau selalu pulang naik bus, hah ?"

"Ne ? Aku tidak mengadu, ibumu yang bertanya padaku, jadi aku-" Ucapan Sana langsung terpotong

"Aku bilang kita pulang sekarang. Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu" Jb lalu berjalan kearah mobilnya yang berada tidak jauh dari tempat mereka.

Sana mendengus kesal, sebelum mengikuti Jb dan ikut masuk kemobilnya.

"Oh, tunggu sebentar. Aku harus mencari Mina" Sana hendak membuka pintu kembali tapi suara Jb menghentikannya

"Kau tidak perlu mencari temanmu, dia bersama Mark sekarang"

Sana langsung kembali duduk dan mengeryitkan keningnya bingung

"Mark ? Siapa dia ? Kenapa dia bisa bersama dengan Mina ? Apa Mina mengenalnya ? Apa mereka sudah saling mengenal ? Tapi bagaimana- "

Jb yang baru saja ingin menyalakan mobilnya langsung geram mendengar rentetan pertanyaan Sana itu.

"Diamlah!! Atau aku akan memasukanmu dibagasi" Ancam Jb dengan mengatupkan rahangnya menahan kesal

Nyali Sana langsung menciut, namja ini hanya bercanda kan ? Batinnya

"A-ku kan hanya berta- "

"Diam dan pakai sabuk pengamanmu" Potong Jb lagi

"Mwo ?" Sana tidak terlalu mendengarnya

"Pasang sabuk pengamanmu" Ulang Jb yang sudah tidak tahan dengan semua pertanyaan yoja itu, jadi dia dengan refleks meraih sabuk pengaman Sana agar yoja itu tidak bertanya lagi.

Sementara Sana langsung membeku ditempatnya akibat gerakan tiba-tiba Jb itu.

"B-biar a-ku melakukannya sendiri. Jangan menyentuhku" Sana langsung memakai sabuk pengamannya dengan wajah merah padam.

"Memangnya kapan aku menyentuhmu ?" Gumam Jb sambil kembali keposisinya lalu mulai menyalakan mobilnya

Sana yang mendengar itu langsung kesal sendiri.

Bagaimana bisa namja ini tidak mengingat hal yang membuatnya tidak tidur semalaman dan harus membuatnya gugup seperti ini ? Batinnya

Mereka tidak berbicara apa-apa selama perjalan dan Sana kembali teringat pada Mina.

Dia mencoba meneleponnya lagi dan setelah deringan ketiga teleponnya baru diangkat. Dan  Sana cukup lega akhirnya Mina mengangkat teleponnya.

"Yeobboseyo ? Mina-ya, kau dimana ?" Tanya Sana dengan cemas

"Aku dirumah. Maafkan aku tidak mengabarimu" Jawab Mina diseberang telepon

"Tidak apa-apa tapi kenapa hari ini kau tidak masuk kelas ? Apa kau sakit ?"

"Sedikit. Tapi aku baik-baik saja"

"Benarkah ? Apa perlu aku kerumahmu ?"

"Aniya. Aku baik-baik saja lagipula ada Mark disini"

Sana mengeryitkan keningnya. Nama asing itu lagi.

"Mark ? Sebenarnya dia itu siapa ? Apa kau mengenalnya dengan baik ? Lalu apa hubunganmu dengannya ? Apa- " Sana langsung kaget saat teleponnya direbut dari tangannya dan dilempar didasbor mobil

"YAKH! APA YANG KAU LAKUKAN ?" Teriak Sana penuh emosi

"Apa kau tidak tahu privasi ? Kenapa kau harus mengganggu orang lain dengan rentetan pertanyaanmu itu, hah ?" Bentak Jb tanpa menolehkan wajahnya

Sana tidak memperdulikannya dan beralih mengambil hpnya yang memperlihatkan sambungan teleponnya dengan Mina sudah berakhir.

"APA YANG SALAH DENGANMU ?  DIA ITU SAHABATKU, JANGAN MENCAMPURI URUSANKU. " Geram Sana dengan marah. Dia bahkan tidak tahu apa salahnya sampai diperlakukan seperti ini.

"Jangan meninggikan suaramu dimobilku, sebelum aku menurunkanmu di tengah jalan" Balas Jb dengan mendengus kesal

"Lalu kenapa juga kau repot-repot mengantarku pulang ? Apa aku memintamu ? Kenapa kau tidak pulang sendiri saja ?" Balas Sana makin emosi, hatinya sakit karena diperlakukan seperti ini

"Apa aku yang ingin mengantarmu pulang ? Jika bukan karena mulut cerewetmu itu, ibuku tidak akan menyuruhku. Apa kau tahu itu ? Jadi sekarang lebih baik kau diam saja sebelum- " Jb tidak lagi melanjutkan ucapannya saat mendengar isakan disampingnya

Dia menoleh dan mendapati Sana yang menunduk dengan bahu bergetar. Sana menangis dan tidak sanggup lagi mendengar ucapan Jb itu.

Jb langsung membeku ditempatnya. Apa dia sudah keterlaluan ? Pikirnya. Namja itu tidak berbicara apa-apa lagi sampai didepan rumah Sana. Dia baru akan meminta maaf tapi Sana lebih dulu membuka pintu dan berlalu keluar.

Jaebum hanya menghela nafas kasar sambil menyapu rambutnya frustasi.

.
.

Bersambung..

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang