Part 4

775 67 3
                                    

"Dasar pria brengsek sialan" Umpatan lagi-lagi keluar dari mulut Sana

"Kau kenapa sih ? Lagi datang bulan ?" Mina, sahabatnya yang setia disampingnya sudah cukup bersabar dengan sikap aneh Sana sejak datang kekampus tadi.

Wajah musam dengan kelopak mata panda terlihat jelas diwajahnya. Dia seperti orang kehilangat gairah hidup saja.

Tapi Mina tidak langsung bertanya padanya, karena Mina tahu Sana akan cerita juga nantinya.

"Jika kau tidak ingin cerita sekarang, bisakah kita kekafetaria saja ? Aku sangat lapar" Bujuk Mina, pasalnya dia belum sarapan sejak pagi dan saat ini pikirannya hanya tertuju pada kafetaria kampusnya

"Andwae, aku tidak mau bertemu pria brengsek itu disana"

"Ah, jinjja.. sebenarnya siapa sih pria brengsek yang kau maksud ? "

"Dia pria paling brengsek dikampus ini"

Mina menghela nafas kesal

"Ah, sudahlah, kalau kau tidak mau, biar aku sendiri yang pergi" Mina langsung berdiri dan keluar ruangan menuju kafetaria

Dia sudah masa bodoh dengan temannya itu, yang penting sekarang dia harus mengisi perutnya.
.
.

"Dasar anak itu.. tega sekali meninggalkanku. Jadi aku harus kemana sekarang ?"

Sana yang sudah bosan duduk dikelasnya sekarang sedang berjalan keluar. Dia berniat mencari Mina tapi tiba-tiba saja namja yang diharapnya menghilang dari muka bumi ini sedang berjalan menghampirinya.

Dan hanya satu hal yang terlintas dari pikirannya sekarang yaitu kabur. Sana langsung berbalik pergi tapi sepertinya langkahnya kurang cepat dengan sebuah tangan yang menahannya.

"Hahhh.. jinja.." Sana mengerutkan wajahnya dengan kesal sebelum berbalik dan memasang wajah tidak bersahabat dihadapan Jb

"Mwoyeyo ?" Tanya Sana kesal dengan menghempaskan tangannya lepas dari genggaman Jb

Jb tidak bergeming dan menatap Sana dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan

"Tto..tto.. dia tidak mau berbicara lebih dulu"

"Ah, waeyo ? Kalau kau tidak mau bicara biarkan aku pergi" Sana meninggikan suaranya membuat Jb menghela nafas berat

"Kenapa dia harus menghela nafas ? Seharusnya akulah yang seharusnya lakukan itu. Apa-apaan ini" Gerutu Sana dikepalanya

"Yakh, apa kau mengatakan sesuatu pada ibuku ?"

Dahi Sana langsung mengkerut tidak mengerti

"Ne ? Apa maksudmu ? Aku hanya sekali bertemu ibumu saat makan malam. Bagaimana bisa aku mengeluhkan sesuatu padanya"

"Lalu kenapa dia bisa tahu kau punya masalah setelah bertemu denganku kemarin ? Sebenarnya apa yang kau rencanakan dibelakangku ? Hah?"

"Ani, chogio.. bagaimana bisa kau menuduhku seperti itu ?" Sana benar-benar blank sekarang kenapa dia harus disalahkan atas hal yang tidak dilakukannya. Dia merasa benar-benar tidak terima diperlakukan seperti tersangka disini

Jb menghela nafas kasar sebelum menatap Sana dan berbicara lagi

"Kau.. mungkin hanya gadis bodoh yang tidak peduli dengan perjodohan itu tapi tidak denganku. Aku sangat terbebani dengan hal itu. Aku sama sekali tidak peduli dengan keadaanmu dan keluargamu, aku hanya ingin menghentikan ini jadi jangan mencampurinya sekalipun kau meminta bantuan ibuku. Kau dengar itu ?"

Jb tidak menunggu Sana menjawab dan langsung berbalik pergi. Dia tidak sadar perkataannya barusan itu bagaikan pisau tajam yang menusuk dada Sana. Sana memegang luar jantungnya yang terasa sakit dan air matanya tidak bisa ditahan lagi dan mengalir tanpa bisa diredamnya.

"Sebenarnya salahnya apa sampai dikatai-katai seperti itu ?

.
.

Mina yang sudah duduk manis dimeja kafetaria sedang sibuk makan beberapa roti dan cake yang sudah dibelinya. Dia sangat lapar bahkan untuk menyadari seseorang telah duduk dimejanya tepatnya dihadapannya.

"Kenapa kau sendirian ? Dimana sahabatmu itu ?" Suara berat seorang pria langsung mengagetkannya

Dan Mina hampir keselek saat bertatapan dengan wajah tampan seorang namja yang merupakan member tertua band Lucky7 ini.

Mina masih melotot kaget jika Mark tidak mengingatkannya

"Matamu bisa-bisa akan keluar sebentar lagi" Gurau Mark sambil tertawa memperlihatkan gigi vampir sempurnanya

Mina yang mendengarnya langsung merubah ekspresi wajahnya dan seketika menunduk. Tidak lupa dia melirik kesekeliling meja kafe dimana wajah-wajah yoja yang berada dikafetaria itu sedang memperhatikan mereka bahkan beberapa menatap Mina dengan tidak suka.

Mina yang masih menunduk kemudian memajukan sedikit wajahnya kearah Mark lalu berbisik

"Chogio, apa yang kau lakukan disini ?"

Mark melihatnya merasa sangat lucu, kemudian dia melakukan hal yang sama, perlahan dia menundukan kepalanya dan berbicara dengan suara pelan

"Aku sedang makan. Kau sendiri ?" Bisik Mark

"Yakh, bukan itu maksud-" Mina yang sadar telah meninggikan suaranya langsung menunduk lagi

Mark tersenyum geli melihat sikap yoja didepannya ini. Dia lalu menegakan kepalanya

"Waeyo ? Apa kau punya masalah bila aku makan disini ?" Mark berbicara dengan suara normalnya

Mina belum mau mengangkat kepalanya, dia juga tidak berniat menjawabnya. Dikepalanya sudah terlintas masalah yang akan didapatnya setelah ini. Jadi daripada dia mendapat masalah yang lebih besar, dia langsung bangkit berdiri

"Waeyo ? Apa kau akan pergi juga ? Tidak bisakah kau menemaniku makan sebentar ?" Mark langsung menahannya

Mina hanya melirik sekilas wajah Mark sebentar dan dia langsung luluh dengan tatapan memelas namja itu. Dan Mina akhirnya memilih duduk lagi

"Kau hanya perlu meminta seseorang datang kemejamu jika tidak ingin makan sendiri" Ucap Mina

.
.

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang