"Sana, apa kau sudah siap ? Nanti kita terlambat"
"Ne.. " Jawab Sana dengan nada malas
Sejak pulang kampus tadi dia sudah badmood pasalnya tiba-tiba saja neneknya mengatakan malam ini mereka akan makan malam dengan keluarga calon tunangan Sana. Dan tentu saja Sana kesal karena memang sejak awal dia tidak setuju dengan perjodohan itu. Tapi karena melihat senyum bahagia diwajah neneknya, dia tidak sanggup menolaknya.
Dan lihatlah sekarang, neneknya yang sejak beberapa minggu terakhir ini terbaring sakit, terlihat sangat sehat dan bersemangat untuk pergi. Dia bahkan sempat berpikir apa neneknya hanya pura-pura sakit untuk membujuknya ? Tapi dengan cepat dibuangnya pikiran itu dan menghampiri neneknya yang sudah siap didepan pintu.
"Halmoni, bukankah aku sudah menyetujui perjodohan itu. Kenapa harus melakukan makan malam segala ?"
"Apa kau tidak ingin melihat wajah tunanganmu ?" Neneknya hanya menjawab sambil tersenyum
"Aku tidak peduli" Batin Sana, tentu saja dia tidak akan berani mengucapkannya
"Aku hanya percaya pada nenek"
"Hahaha.. kau ini, lagipula mereka juga ingin menemuimu jadi tidak apa-apa kan ?" Nyonya Han menatap wajah cemberut cucunya, dia tahu Sana sangat terbebani dengan perjodohan ini tapi hanya ini cara yang bisa diambilnya untuk masa depan Sana.
Sana ingin mengeluh lagi tapi mobil mereka sudah siap jadi mereka segera masuk kemobil dan menuju restoran tempat makan malam mereka berlangsung.
Tidak makan waktu lama, mobil mereka berhenti didepan sebuah restoran mewah.
"Kenapa tiba-tiba aku jadi gugup begini ?" Batin Sana
"Ayo Sana" Neneknya sudah turun lebih dahulu dan tinggal menunggu Sana keluar.
Kemudian mereka masuk kedalam restoran dan nenek Sana dengan cepat menemukan orang yang dicarinya. Dari jauh Sana dapat melihat sepasang suami-istri melambaikan tangannya kearah mereka.
"Kenapa tidak ada namja diantara mereka ?" Mata Sana dengan cekatan mencari sosok namja yang akan dijodohkan dengannya tapi sepertinya namja itu tidak ada diantara mereka.
"Oh, syukurlah" Batin Sana lagi
"Nyonya Han, selamat datang. Saya senang anda sudah sehat kembali" Sapa sang isteri sambil memeluk nenek Sana dengan hangat
"Sepertinya mereka memang sangat akrab" Pikir Sana sedikit senang dengan fakta itu
"Silahkan duduk" Sang suami langsung mempersilahkan mereka duduk
"Kamsahamnida" Ucap Sana gugup sambil ikut duduk disamping neneknya
"Apa kau Sana ? Kau sudah besar ternyata, sudah hampir 10 tahun sejak kita terakhir bertemu. Iya kan yeobo ?" Ujar Sang istri pada suaminya
"Sepertinya begitu. Aku yakin kau sudah melupakan kami"
"Ne ?" Sana menatap sepasang suami istri itu dengan bingung lalu beralih keneneknya minta penjelasan
"Mereka adalah teman mendiang ayah dan ibumu. Dan kalian pernah bertemu beberapa kali, mungkin kau tidak ingat lagi" Jelas neneknya
Sana hanya mengangguk-anggukan kepalanya dengan tersenyum canggung kearah suami istri itu
Tiba-tiba suara seorang namja mengagetkan mereka
"Omma, appa maafkan aku terlambat datang"
Sana langsung menolehkan wajahnya kearah namja itu dan detik itu juga matanya langsung melotot kaget
"Oh, kau datang nak" Nyonya Han tersenyum menyambut namja itu
"Adaeul, kenapa kau terlambat dihari penting seperti ini ?" Ibunya langsung memarahinya
"Mianhae omma" Namja itu menatap wajah ibunya dengan bersalah
"Sudahlah Hye sun, kami juga baru saja datang kan ? Ayo duduklah Nak" Nyonya Han langsung menengahi ucapan mereka
Namja itu kemudian duduk disamping ibunya tepatnya didepan tempat duduk Sana yang masih tidak melepaskan pandangannya dari namja.
"Tidak mungkin" Ucap batin Sana berulang-ulang
Apa Sana sedang bermimpi ? Tidak mungkin namja dihadapannya ini adalah namja yang sama dengan pria dingin dikampusnya yang merupakan Leader dari band Lucky7 yang sangat tidak disukainya itu.
"Sekarang kalian akhirnya bertemu, kenalkan anakku Lim Jaebum" Ibunya mulai memperkenalkan mereka berdua
"Adeul, dia Sana-"
"Aku tahu" Jawab Jaebum membuat Sana mengerucutkan keningnya
"Tahu ? Dia tahu tentangku ?" Sana kembali bertanya-tanya
"Oh, benarkah ? Omma tidak tahu itu, apa mungkin kalian sudah saling mengenal ?"
"Aniyo" Jawab Sana dengan cepat bahkan sebelum yang ditanya sempat menjawabnya, membuat semua mata dimeja itu tertuju padanya dengan bingung.
"Ka-kami satu kampus.. tapi beda jurusan jadi aku sama sekali tidak mengenalnya " Sana berusaha menjawabnya dengan gelagapan
"Hm, begitu ? Baguslah paling tidak kalian sudah sedikit mengenal satu sama lain" Neneknya langsung menyahut dengan senang
Selanjutnya kedua insan yang telah dijodohkan itu kebanyakan diam tidak banyak bicara selama makan malam berlangsung. Mereka hanya mengangguk atau menggeleng seperlunya.
Terutama Sana yang menghabiskan waktunya hanya dengan menunduk karena setiap kali dia mengangkat wajahnya yang dilihatnya adalah sepasang mata sipit namja didepannya itu akan menatapnya dengan tajam dan penuh arti. Tatapan itu sungguh membiusnya membuat wajahnya memanas jadi dia lebih memilih diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Continue !!
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU LOVE ME
Hayran KurguDo You Love Me + Sequel I Hope you guys enjoy it Jaebeom x Sana