Part 13

622 61 2
                                    

Jb melajukan mobilnya entah kemana, yang dia pikirkan hanyalah mencari keberadaan gadis yang membuatnya lelah akhir-akhir ini.

Dia sudah menelepon Mina tapi gadis itu sama sekali tidak tahu kabar Sana. Bahkan seharian ini, Sana belum mengirim pesan apa-apa padanya, itu katanya. Jadi Jb tidak bertanya banyak lagi, dia hanya meminta no. hp Sana dikirimkan kepadanya. Maklum sampai sekarang, dia tidak mempunyai kontak hp Sana, jika saja bukan karena kejadian ini.

Setelah mendapatkan nomor Sana, Jb langsung menelepon nomor itu dan untunglah aktif. Dia menunggu Sana agar mengangkatnya tapi tidak ada jawaban hingga suara operator yang mengingatkannya. Dia mencoba sekali lagi, dan sekali lagi tapi sama, tidak ada jawaban juga. Jb menggeram kesal dan tambah emosi saja. Sebenarnya dimana dia ?

Dia lalu melajukan mobilnya kembali kekampus karena disanalah terakhir kali ditemuinya gadis itu. Tapi yang dilihatnya hanyalah pagar kampus yang sudah tertutup rapat.

"Tidak mungkin dia didalam kan ?" Gumamnya, lalu kembali menjalankan mobilnya.
.
.

Sedangkan dipinggir sungai Han, tepatnya ditangga yang mengarah kesungai itu, seorang gadis duduk sendirian disana sambil terisak.

Sudah sejak sore dia disini dan mengeluarkan unek-uneknya berbicara pada sungai didepannya dengan ditemani dua buah botol soju disampingnya yang sudah ditenggaknya habis sejak tadi.

Beginilah Sana jika sedang punya masalah. Biasanya dia akan berlari pada Mina tapi karena masih kesal dengan sahabatnya karena meninggalkannya tadi jadinya dia memilih untuk membeli botol soju dan mendatangi sungai Han untuk menyendiri disini.

"Apa dia harus berkata seperti itu padaku ?" Gumamnya ditengah-tengah isakannya "Aku tahu dia marah tapi kenapa harus menghinaku ?"

Sana terus terisak sampai tiba-tiba sebuah teriakan dibelakangnya membuatnya kaget.

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI ?" Teriakan pria dengan penuh emosi

Jb akhirnya menemukan Sana dipingiran sungai Han setelah menelusuri jalan dari kampusnya yang membawanya kesini.

"Apa kau tahu, sudah satu jam lebih aku mencarimu, huh ?"

Sana langsung membuang muka dan menghentikan tangisnya ketika dirasanya pria itu mendekat kearahnya.

"Kenapa kau selalu saja menyusahkan orang lain, jinjja ? Tidak bisakah sebelum kau pergi, beritahu nenekmu lebih dulu agar kau tidak ikut menyusahkanku ?"

Sana masih diam tidak ingin menanggapinya

"Apa gunanya hp milikmu itu jika kau tidak menggunakannya, dasar bodoh"

Karena melihat tidak ada tanggapan dari gadis itu, Jb hanya menghela nafas kesal.

"Huuft.. dasar menyusahkan. Ayo pulang, aku akan mengantarmu" Jb hendak menarik tangan Sana tapi dengan tegas Sana menepisnya

Sana lalu berdiri tapi karena efek alkohol dia sedikit linglung tapi dia tidak cukup mabuk untuk tidak mengenali wajah pria brengsek yang menyebutnya gadis bermuka dua.

"Pergi, jangan mengurusiku. Kau juga tidak harus mengikuti perintah nenekku"

"Apa kau mabuk ?" Jb terkejut dan menunduk melihat dua botol soju disamping kaki Sana

Apa gadis ini gila atau bodoh ? minum ditempat sunyi seperti ini. Batinya tapi dia menghiraukan hal itu dan kembali menjawab pertanyaan Sana

"Apa kau pikir ini keinginanku ? Nenekmu sendiri yang meneleponku dan memintaku"

"Kau bisa menolaknya. Kenapa merasa repot dengan hal itu ? Aku tidak membutuhkan orang yang nantinya hanya merasa kasihan karena telah berbuat baik padaku. Jadi tinggalkan aku sendiri" Jawab Sana emosi sambil berusaha keras menahan air matanya yang akan keluar lagi.

Sana langsung menoleh kearah lain tidak ingin terlihat menyedihkan didepan pria ini.

"Apa kau bodoh ? kau ingin kenapa-kenapa karena sendirian disini ?"

"Aku sudah terbiasa mengurus diriku sendiri, kau tidak perlu merepotkan dirimu dengan mengurus orang yang kau benci" Suara Sana sudah serak dan akhirnya tangisnya pecah lagi

Jb tertegun, gadis ini kembali menangis dihadapannya dan semua dikarenakan dirinya.

"KAU MENYEBUTKU GADIS BERMUKA DUA, KENAPA MASIH PEDULI PADAKU ? AKU KENAPA-KENAPA ITU BUKAN URUSANMU, AKU BILANG PER- "

Sana tercekat saat pria itu tiba-tiba menariknya kepelukannya "A-apa yang.. kau lakukan ?"

"Diamlah, kau hanya akan membuat orang lain salah paham dengan teriakanmu"

Masih dalam pelukan pria itu, Sana melirik kesamping dan melihat beberapa orang lewat sambil menatap curiga kearah mereka.

"T-api kau t-idak harus memelukku"

"Diamlah bodoh"

Sana ingin membantah lagi tapi dirasakannya lengan Jb makin erat memeluknya. Apa yang harus dilakukannya ? Balas memeluknya atau hanya diam ? Aroma mint dari tubuh pria ini saja sudah cukup membiusnya.

Jika saja pria ini mengucapkan kata maaf sekali saja itu sudah cukup membuat Sana tidak marah lagi. Tapi tidak, sampai Sana setuju diantar pulang pun, Jb tidak mengatakan sepatah katapun. Jadinya sepanjang perjalanan pulang, Sana hanya menyandarkan kepalanya dikaca mobil sampai terlelap sendiri.
.
.

Saat Jb menghentikan mobilnya didepan rumah Sana, dia melirik kearah Sana yang masih tertidur. Wajah gadis itu terlihat sangat lelah, bahkan air matanya masih tersisa disudut matanya. Dia jadi tidak enak membangunkannya.

Dia melepaskan seatbeltnya lalu turun dari mobil dan pergi kearah pagar rumah Sana dan memencet bel. Tidak lama pintu pagar terbuka dan dia sengaja membuka pagar itu lebar-lebar.

Dia kembali kemobil dan menggendong Sana. Jb membawanya masuk kedalam rumah dan disambut dengan wajah khawatir neneknya.

"Dia hanya tertidur, halmoni. Jangan khawatir" Ujar Jb menjawab kekhawatiran nenek Sana.

Nyonya Han mengangguk mengerti dan langsung menunjukkan kamar Sana. Jb lalu berjalan kekamar Sana, dan membaringkannya ditempat tidurnya.

"Terima kasih, Nak. Sana hanya terkadang seperti ini kalau dia punya masalah karena tidak ingin aku tahu" Ucap neneknya tersedu

Jb tidak menanggapi

"Sejak kehilangan orangtuanya, Sana tidak pernah menunjukan kesedihannya dan aku tahu dia menyimpannya seorang diri. Aku tidak membutuhkan apa-apa, hanya berikan sedikit perhatian dan kasih sayang untuk cucuku ini. Itu sudah cukup untukku" Lanjut nyonya Han

Jb masih tidak bergeming sambil memandang Sana

"Kalau begitu, nenek akan tunggu dibawah. Minumlah teh sebentar sebelum kau pulang" Nenek Sana menarik nafas lelah lalu berbalik meninggalkan kamar Sana

Sementara Jb hanya mematung ditempatnya, kata-kata neneknya sungguh mempengaruhinya.

Dasar gadis bodoh.. Hanya kata itu yang terlintas dibenaknya.

Dia menghela nafas kasar lalu berbalik hendak berjalan keluar kamar tapi tiba-tiba suara isakan gadis yang berada ditempat tidur  langsung menghentikan langkahnya.

"Omma.. omma.. " Gumam Sana dalam isakannya

Jb tertegun ditempatnya, dia kembali berbalik melihat Sana yang menangis dalam tidurnya.
.
.

Bersambung..

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang