Got7 Part 4

574 42 16
                                    

Mark menatap kosong dibalik dinding kaca kafe miliknya. Dengan memilih tempat duduk paling pojok dan jauh dari teman-temannya rasanya adalah salah satu caranya untuk menenangkan diri. Bukan tanpa alasan dia menghindari berkumpul dengan teman-temannya, hanya saja dia akan selalu kehilangan fokus apalagi jika sudah ditanya ini dan itu.

Sejauh ini hanya pada Jinyoung dia menceritakan masalahnya sedangkan Jaebum mengetahuinya dari tunangannya, Sana. Ini seharusnya bukanlah sosok dirinya, dia yang seorang Mark Tuan tidak mungkin terpuruk hanya karena seorang yoja yang tidak penting. Tapi lihatlah dia yang sudah seperti zombie yang tidak lagi tersenyum dan hanya memasang wajah datarnya, dia bahkan terkadang melupakan yang namanya makan dan istirahat. Jatuh cinta sungguh membuatnya lupa diri.

Padahal dia sudah bertekad hanya untuk memacari Mina selama sebulan lalu memutuskannya tanpa ada perasaan sama sekali, paling tidak untuk dirinya karena dia bukanlah pria yang peduli dengan yang namanya 'perasaan wanita' tapi sekarang sudah beda ceritanya karena dia sudah jatuh hati pada wanita itu.

Awalnya semua berjalan lancar, dia hanya bertemu Mina jika ada perlu dan bahkan dia sering melupakan fakta bahwa mereka pacaran tapi perasaannya berubah sejak hari dia mendapati Mina yang sakit dan mengantar gadis itu pulang.

Flashback

"Sebenarnya apa yang kau lakukan hah ? tidak tidur, tidak makan, tidak istirahat, apa kau pikir tubuhmu itu robot ? Dan lagi apa kau tidak bisa meninggalkan pekerjaanmu untuk beberapa hari ?" Mark mengomel sepanjang perjalanan pulang dengan Mina disampingnya

Mina yang terlalu pusing dan masih merasa sakit hanya bisa menyandarkan kepalanya dikaca pintu mobil sambil menutup kedua matanya menahan sakit kepalanya.

"Aku tidak mau tahu, pokoknya kita harus kerumah sakit sekarang"

Mendengar kata rumah sakit, mata Mina mendadak terbuka dan langsung menoleh ke arah Mark.

"Shireo"

Mark hanya mendengus kesal, entah ada apa dengan tempat itu sampai Mina terus menolak niatnya untuk membawa gadis itu kerumah sakit.

"Lalu kau mau kemana ? Kau itu sakit, satu-satunya tempat yang akan mengobatimu hanya rumah sakit"

Mina terdiam sebentar sebelum menjawabnya "Tidak, rumah sakit hanyalah tempat yang membunuh keluargaku"

Mina berkata hanya dengan lirihan kecil tapi cukup didengar oleh Mark yang langsung terdiam tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Hubungan mereka belum sampai ditahap mengenal keluarga masing-masing jadi Mark menahan keinginannya untuk menanyakan perihal ucapan Mina itu. Tapi dia masih cukup berbelasungkawa untuk itu.

"Maaf.. sungguh aku tidak tahu"

Mina yang sudah mengembalikan posisi duduknya dengan menyamping dan menyandarkan kepalanya dikaca pintu mobil tidak berkomentar apa-apa. Rasa sakit kepalanya sekarang bertambah berkali-kali lipat dan dia segenap hati menahan denyutan yang rasanya ingin membelah kepalanya itu.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarmu kemana ? kerumahmu ?"

"Hm.."

Mark sudah pernah mengantar Mina pulang sebelumnya jadi dia sudah hafal betul dimana tempat tinggal gadis itu.
.
.

"Pelan-pelan" Mark mendudukan Mina dengan perlahan disofa

Mereka telah tiba diapartemen milik Mina yang sederhana. Apartemen ini hanyalah satu-satunya peninggalan keluarganya yang bisa dimilikinya karena semua harta benda milik orangtuanya sudah dikuasai oleh saudara ayahnya yang tamak dan dia juga tidak meminta lebih dari ini. Itulah Myou Mina yang terlalu lemah dan baik sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain.

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang