Part 17

653 53 9
                                    

Sana tersenyum senang sepanjang perjalanan karena usahanya berdandan sampai 3 jam sekarang tidak sia-sia.

"Kita mau kemana ?" Sana menoleh kearah Jb yang hanya diam sejak tadi

"Nanti kau juga tahu kalau sudah sampai" Jawab Jb dengan malas

"Cih, aku hanya berusaha membuka percakapan" Gumam Sana pelan sambil membuang muka kesamping

Jb mendesah pelan "Kita akan kekafe Mark, mungkin kau akan bertemu sahabatmu disana"

Sana menoleh pada Jb senang karena pria itu mau membalas ucapannya
"Mina ? Kenapa bisa ? Oh, tentu saja dia pacar Mark"

Jujur saja, Sana sama sekali tidak mengetahui apapun tentang pacar Mina itu. Dia bukannya tidak ingin menanyakannya pada Mina tapi dia hanya ingin sahabatnya itu lebih dulu bercerita padanya.

"Jadi keluarga Mark membuka bisnis kafe ?" Tanya Sana yang tiba-tiba jadi penasaran

"Tidak, keluarganya berada diluar negeri, kafe itu miliknya" Jelas Jb

Sana langsung terkesiap dan melebarkan matanya "Benarkah ? jadi maksudmu selain mahasiswa dia juga seorang pembisnis ? Wah, daebak.. " Sana terkagum-kagum

Jb meringis mendengar penuturan Sana tentang teman seteamnya itu "Memangnya ada apa dengan hal itu ?"

"Yak, apa maksudmu dengan ada apa ? Dia masih muda, tampan, populer, kaya, ditambah dia seorang pengusaha. Wah.. apa dia tidak terlalu sempurna untuk jadi manusia ?"

Suara mendecit ban mobil tiba-tiba berbunyi karena Jb mendadak menghentikan mobilnya membuat Sana kaget dan terbanting dijok mobil

"YAK!!? APA KAU MAU MEMBUNUHKU ?" Geram Sana dengan shock

"Kita akan makan ditempat lain" Jb langsung memutar balik mobilnya

"Ne ? Waeyo (kenapa) ?"

"Karena kau terlalu banyak bicara, kau hanya akan membuatku malu disana"

"Mworago (apa kau bilang) ? Yakk!! Chogio.. apa kau baru menghinaku lagi ? Ah, jinjja.. aku tidak percaya ini, tarik lagi ucapanmu barusan.. "

Jb tidak bergeming dan terus menjalankan mobilnya mencari kafe terdekat menghiraukan gerutuan Sana disampingnya. Entah kenapa mendengar pujian Sana terhadap Mark membuat kepalanya serasa mendidih. Ini bukan kali pertama Jaebum mendengar orang lain memuji teman-temannya, dia juga bukannya merasa lebih hebat dari yang lain, hanya saja dia tidak suka jika Sana yang memperlihatkan ketertarikannya terhadap teman-temannya itu.
.
.

"Bukankah disini tidak terlalu buruk"

Mereka telah memasuki sebuah kafe kecil dipinggir jalan yang dihiasi lampu kelap kelip disekitar pagarnya menambah keindahan kafe ini.

Tapi Sana yang masih kesal karena ucapan Jb dimobil hanya membuang muka tidak tertarik menjawab seruan pria itu. Dia hanya melipat tangannya kesal sambil menunggu pesanan mereka.

Jaebum sendiri juga merasa bersalah dengan ucapannya tadi tapi dia tidak tahu bagaimana harus memperbaiki situasi ini. Jadi dia hanya diam memperhatikan wajah Sana yang sedang menatap ke luar kafe dengan tatapan jengkel tapi tetap terlihat cantik.

Jaebum akui, gadis didepannya ini memang cantik apalagi malam ini, dia tahu Sana sengaja berdandan untuknya, bukannya sombong tapi Jb cukup pintar membaca gerak-gerik seseoramg apalagi perempuan.

"Kau terlihat cantik" Jb tanpa sadar mengucapkannya

Sana melebarkan matanya dan sontak menoleh kearah Jb.
"Kau bilang... apa ?"

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang