Part 21

740 58 12
                                    

"Apa kau senang membuatku terlihat seperti orang bodoh ?" Akhirnya Sana mengeluarkan suaranya

"Tidak, maksudku tidak seperti itu" Jb jadi serba salah tidak tahu harus bagaimana menjelaskan maksudnya.

Sana mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dengan marah "Kau selalu melakukan semuanya sesuka hatimu, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Apa kau tahu seminggu ini aku bahkan membenci nenekku sendiri dan juga ibumu ? mereka orang-orang yang aku sayang tapi kau membuatku membenci mereka karena aku tidak tahu apa-apa"

Sana tidak bisa menahan air matanya lagi "Kalau kau ingin melakukan semua ini kenapa kau tidak memberitahuku ? apa kau menganggapku terlalu bodoh untuk mengerti semua ini ?" Isaknya

Jb terdiam merasa bersalah, dia lalu membawa Sana kedalam pelukannya dan mendekapnya
"Maaf, aku hanya tidak ingin kau mengingat kenangan buruk tentang orangtuamu lagi makanya aku merahasiakannya darimu"

Sana makin terisak dan menenggelamkan kepalanya didada Jaebum. Dia memang pernah membenci perjodohan yang terjadi pada kedua orangtuanya tapi dia lebih membenci kedua orangtuanya yang tidak memberinya kasih sayang tapi semua itu sudah berlalu. Sekarang ada nenek dan Mina disampingnya jadi dia sudah bisa menerima semua itu.

Dan Sana juga tidak pernah berpikir akan membuka hatinya pada seorang pria tapi nyatanya kehadiran Jaebum yang awalnya dia benci hingga lama kelamaan sikap pria itu berubah lebih sabar padanya membuat Sana mulai tertarik pada Jaebum dan mulai membuka hati untuknya.

Sekarang hatinya sudah lega mendengar penjelasan Jb dan dia juga senang karena pria itu sudah mulai menerima kehadirannya.

"Lalu sekarang kita apa ?" Setelah beberapa saat Sana kembali membuka suaranya, masih dalam pelukan pria itu "Kita tidak dijodohkan lagi lalu sekarang hubungan kita apa ?"

Jaebum tersenyum, akhirnya gadis didepannya ini sudah tidak marah lagi "Apa itu penting ?

Sana jadi melepaskan pelukannya dan menatap Jaebum kesal

"Tentu saja penting, tidak ada perempuan yang mau hubungan mereka tanpa status. Ka-lau ada pria lain yang mendekatiku dan memintaku menjadi pacarnya bagaimana ? apa tidak masalah jika aku menerimanya ?"

Tatapan Jb berubah dingin mendengar kalimat terakhir Sana "Coba saja kalau aku tidak menghajar habis pria itu"

Sana meringis mendengar ancaman itu, padahal dia sama sekali tidak bermaksud apa-apa, yang dia inginkan hanya memastikan hubungan mereka tapi kenapa pria didepannya ini susah sekali mengerti.

"A-ani.. maksudku.. " Sana mencari kata yang lebih baik tapi berakhir dengan mendengus kesal "Ah, bodoh.. kau sebenarnya berniat menjadikan aku pacarmu atau tidak ?"

Antara nekat dan bodoh, Sana mengeluarkan isi hatinya dan berakhir dengan mengumpat dirinya sendiri akan kebodohannya itu. Sana sudah ingin lari dari tempatnya saat tangan Jb tiba-tiba terangkat dan mengacak rambutnya.

"Bodoh, aku sudah memilihmu, jadi aku tidak peduli dengan status seperti itu" Ucap Jb lalu melepas tangannya dari atas kepala Sana

Sementara Sana mematung bengong, dalam hati dia berteriak 'Tapi aku peduli dengan status seperti itu'

Sana langsung cemberut karena tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan karena kesal dia langsung membelakangi Jaebum dan mulai menggerutu

"Kau sebenarnya serius dengan hubungan ini atau ingin mempermainkanku lagi ? Bagaimana kau bisa bilang tidak peduli dengan status sementara aku-- "

Suara Sana langsung terpotong karena gadis itu terkejut saat Jaebum memegang bahunya dan membuatnya berbalik kembali kearahnya.

"A-apa ?"

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang