Sana sampai kerumahnya sudah hampir jam 5 sore karena sepulang dari kampusnya dia memilih singgah dikafe tempat kerja Mina lebih dulu.
"Aku pulang"
Sana membuka sepatunya lalu berjalan masuk hendak kekamarnya tapi langkahnya terhenti ketika melihat ahjuma yang baru saja keluar dari ruang kerja neneknya sambil memegang talenan ditangannya
"Apa ada tamu yang datang ?" Sana menghampiri ahjumanya dengan wajah penasaran
"Itu ada Nyonya Hyesun sedang bertamu"
"Ibu Jaebum ? benarkah ?"
Sana tiba-tiba jadi penasaran dalam rangka apa ibu Jaebum kesini ?
Seolma pernikahan ? heol..
"Gomawo, ahjuma mungkin aku akan menyapanya sebentar"
Ahjuma mengangguk lalu berjalan kembali kedapur. Sedangkan Sana melangkahkan kakinya menuju ruangan neneknya.
Saat tiba didepan pintu ruangan neneknya dan dia langsung membuka kenop pintu seperti kebiasaannya selama ini tapi dia langsung teringat bahwa ada ibu Jaebum didalam jadi dia menghentikan langkahnya untuk masuk dan mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu terlebih dahulu tapi sayup-sayup percakapan dua orang didalam ruangan itu membuatnya berhenti dan mematung ditempatnya.
"Tidak masalah jika mereka setuju untuk membatalkan perjodohan ini" Suara Ibu Jb
Membatalkan ? Sana tercengang didepan pintu, jantungnya tiba-tiba berpacu dengan cepat
"Aku tidak mengerti jalan pikiran mereka tapi jika ini memang yang terbaik bagi mereka, kita bisa apa selain mendukungnya" Balas nenek Sana
"Dasar anak-anak.. susah sekali hanya untuk mengikuti kemauan orangtua"
"Mereka juga masih muda jadi kita tidak bisa menyalahkan mereka kan ? "
Sana menjatuhkan tangannya dikedua sisinya dengan lemas. Tubuhnya langsung mendadak ikut tidak bertenaga juga.
Semalam Jb juga berbicara berdua dengan neneknya jadi semua ini pasti keinginannya. Pria itu memang menginginkan pembatalan perjodohan ini sejak awal jadi untuk apa dia kaget ? Lalu untuk apa ajakan Jaebum semalam ? apa sebagai perpisahan ?
Pikiran Sana berkecamuk dan tanpa sadar matanya memanas. Jantungnya serasa teremas dan dia tidak bisa menahan tangisnya lagi. Sana terisak dalam diam dan berjalan menjauh dari ruangan neneknya menuju kamarnya.
Sebenarnya kenapa ? Jika Jaebum memang ingin membatalkan perjodohan ini kenapa dia masih mencoba berbuat baik padaku ?
Sana juga tidak mengharapkan apa-apa dari hubungan mereka, hanya saja dia suka saat seseorang memberinya perhatian sekalipun tidak banyak dan beberapa hari ini Jaebum terlihat lebih sabar padanya bahkan pria itu tidak lagi membentaknya.
Tapi kenapa sekarang dia malah minta perjodohan ini dibatalkan ? apa salahku ?
.
.Disisi lain, Mina menatap lurus kearah pria yang sedang bersama beberapa mahasiswi dikoridor gedung fakultas kesenian.
Ya, siapa lagi yang dilihatnya kalau bukan Mark yang berstatus pacarnya dan pria itu terlihat menikmati waktunya dengan tertawa ria pada gadis-gadis itu.
Mina menahan sakit hatinya dengan melihat semua itu dari jarak yang agak jauh dari mereka. Dia sengaja menunggu Mark selesai latihan band dulu baru menemuinya tapi ketika dia menuju fakultas musik yang dilihatnya pemandangan yang menyesakan dada. Dia mendengus kesal tapi tetap bertahan ditempatnya menunggu acara fans service itu selesai.
Dia menunggu beberapa menit sambil menendang-nendangkan kakinya dengan malas sambil sesekali menghela nafas kecil.
"Kau belum pulang ?" Suara Mark membuat Mina terkejut dan gadis itu langsung mengangkat kepalanya menatap kesumber suara
"Oh, Mark.. kau sudah selesai ?"
"Selesai apa ?"
"Tadi fans mu.."
"Ayo pulang" Mark tidak menjawab pertanyaan Mina, malah berjalan mendahului Mina didepan
Mina mendesah pelan, sepertinya Mark benar-benar marah padanya
Diperjalanan pulang didalam mobil Mark, mereka berdua hanya terdiam, hal yang sangat jarang terjadi karena biasanya Mark selalu mengajak Mina bercerita ataupun menanyakan kegiatannya hari ini.
Mina sendiri hanya menunduk memikirkan kata-kata yang tepat untuk membuka percakapan sedangkan Mark hanya fokus menyetir sama sekali tidak berniat mengatakan apa-apa.
"A-apa kau marah padaku ?" Mina memberanikan diri bertanya
"Tidak" Jawab Mark Sarkastik tanpa menoleh pada Mina
"K-au terlihat marah jadi aku-- " Mina hendak bertanya lagi tapi Mark langsung memotongnya
"Lupakan saja"
Mina mengerjap bingung "Tentang apa ?"
Mark tidak menjawabnya dan membiarkan ucapannya menggantung. Mina juga memilih diam tidak berbicara lagi.
Hingga tiba didepan tempat kerja Mina, Mark masih diam seakan memikirkan sesuatu
"Aku pergi, gomawo" Seru Mina
Aneh, biasanya Mina tidak pernah secanggung ini berdua dengan Mark tapi entah kenapa keadaan hari ini begitu suram.
Mina menggapai pintu mobil dan membukanya
"Hei, Mina.. "
Mina berhenti dan menoleh pada Mark "Hm ?"
"Kita hentikan saja"
Mina mengerjap beberapa kali, mencerna ucapan Mark sebelum kembali menatap pria itu dengan mengeryit bingung
"Hentikan apa ?"
Mark menatap wajah Mina datar
"Hubungan ini.. aku rasa kita hentikan saja. Awalnya aku hanya tertarik padamu tapi rasanya aku terlalu cepat membuat keputusan untuk pacaran denganmu"Mina meneguk ludah mendengar penjelasan panjang pria itu. Apa yang baru saja didengarnya ?
"Aku tidak mengerti, apa mak- "
Mark mendengus kesal terlihat menahan emosinya "Kau tidak bodoh, kau pasti mengerti aku menginginkan kita putus"
Mina melebarkan matanya kaget, nafasnya serasa tercekat mendengar kata terakhir pria disampingnya ini.
"Ke-napa ? apa karena kejadian dikelas tadi ?" Mina mencoba tegar walaupun suaranya bergetar
Bagaimanapun juga Mina sama sekali tidak mengerti. Pria yang setiap hari sejak mereka resmi berpacaran selalu bersamanya, selalu membuatnya tertawa, tidak pernah lupa meneleponnya walaupun hanya untuk mengucapkan selamat tidur, mengiriminya pesan-pesan manis, menjemputnya dan mengantarnya pulang, dan masih banyak hal-hal indah yang dilakukan bersamanya. Tapi hari ini tiba-tiba saja memintanya putus.
Mark menghela nafas "Turunlah. Aku sudah memberikan penjelasanku, terserah kau mau pikir bagaimana"
Mina menohok dan mengalihkan pandangannya kesamping. Dia tidak boleh terlihat menangis didepan Mark, dia tidak ingin terlihat seperti wanita lemah didepan pria ini.
"Baiklah, kita putus" Satu kata itu Mina ucapkan berbarengan dengan air matanya yang terjatuh tapi dia menahan isakannya lalu segera turun dari mobil Mark. Dan detik itu juga Mark langsung melajukan mobilnya meninggalkan Mina yang mulai terisak.
Bukan dia yang memulai hubungan ini tapi kenapa hatinya sangat sakit. Benar, Mark yang awalnya meminta berpacaran dengannya dan pria itu juga yang memberinya banyak perhatian padanya jadi seharusnya bukan dia yang tersakiti tapi tangis Mina malah makin kencang mengingat semua kebaikan Mark padanya dan semua itu tidak akan pernah dia dapatkan lagi.
***
Bersambung...
___Yang tersentuh membaca ini tolong komen yah! 😆😆
Tapi kalau tidak komen juga tidak apa-apa deh 😅😅😅

KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU LOVE ME
FanfictionDo You Love Me + Sequel I Hope you guys enjoy it Jaebeom x Sana