"Kau hanya perlu meminta seseorang datang kemejamu jika tidak ingin makan sendiri" Ucap Mina
Mark tidak menjawabnya dan hanya sibuk makan. Mina juga tidak memaksanya lagi dan ikut makan rotinya kembali. Selang beberapa detik tanpa pembicaraan, akhirnya Mina memberanikan diri membuka suara lagi.
"Ehm.. ngomong-ngomong kenapa kau sendiri ? Dimana teman-temanmu ?"
"Aku tidak tahu, mungkin mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing" Jawab Mark dengan mulut penuh makanan
Dan entah kenapa Mina langsung tersenyum geli
"Wae ?" Mark merasa aneh dan langsung menengadahkan wajahnya menatap Mina
"Makanlah dulu, baru berbicara. Aku tetap akan menunggumu untuk menjawabnya" Jawab Mina dengan tersenyum sambil menyodorkan sebuah botol air minum miliknya yang belum disentuhnya sejak membelinya tadi
"Gomawo" Entah kenapa kata yang paling jarang diucapkan Mark pada orang lain selain keenam sahabatnya begitu saja keluar dari mulutnya
"Ne" Jawab Mina mengangguk
.
.Mina yang sedang berbunga-bunga sekarang sedang berjalan kearah kelasnya ingin cepat-cepat menemui Sana yang ditinggalnya tadi. Tapi bukannya didalam ruangan, Mina melihat Sana duduk ditaman depan fakultasnya. Dengan tersenyum Mina langsung menghampirinya
"Sana-ya, apa kau percaya, tadi aku bertemu- " Ucapan Mina langsung terhenti ketika melihat Sana yang sedang menangis
"Wae ? Waeyo ? Kenapa kau menangis ? Katakan padaku kenapa kau menangis ? Hm ?" Mina dengan cemasnya langsung menggoncang bahu Sana meminta penjelasan
"Mina-ya, ayo pulang. Aku ingin pergi dari sini" Sana mencoba berbicara dengan seenggukan
Mina mengangguk dan membantu Sana berdiri lalu mereka berdua berjalan pulang.
Tapi bukannya pulang kerumah, Sana memilih singgah ditempat kerja Mina, disalah satu kafe dekat kampusnya. Dan disanalah Mina mendengar cerita lengkapnya tentang perjodohan itu sampai Jb, namja yang dijodohkan dengan Sana meminta perjodohan itu dibatalkan.
"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang ?"
"Tidak tahu. Aku bahkan berpikir ingin menemui ibunya dan mengatakan semua ucapan anak laki-lakinya yang pengecut itu padanya dan meminta perjodohan itu dibatalkan" Jawab Sana dengan emosi
"Kau tidak bisa bersikap seperti itu. Kau hanya akan melukai perasaan ibunya"
"Dia sendiri tidak memperdulikan keluargaku, kenapa aku harus peduli pada keluarganya ?" Ucap Sana yang langsung membuatnya menangis lagi
Sana tahu dia tidak akan pernah berbuat seperti itu. Dia masih punya hati nurani untuk tidak menyakiti hati orang lain tidak seperti namja pengecut itu.
Mina hanya bisa menghela nafas berat melihat sahabatnya yang sedang mempunyai masalah ini.
"Aku tidak pernah mengalami hal seperti itu, jadi aku tidak tahu harus bilang apa lagi. Tapi ingatlah aku selalu disisimu, kalau kau membutuhkan sesuatu, katakan saja padaku aku akan membantumu semampuku"
Mina meraih kepala Sana dan mengelusnya. Berusaha memberi sedikit kekuatan untuknya.
.
.Pesan text
Sana-jjing
"Mina-ya, aku tidak akan masuk hari ini jadi izinkan aku"
Mina menghela nafas berat membaca sms dari sana itu. Ini sudah hari ketiga dia izin kekampus dan membuatnya makin cemas saja."Apa buku itu terlalu berat hingga kau terus-terusan menghela nafas ?" Suara namja mengagetkannya dan ketika dia berbalik dia langsung mendapati Mark menatapnya
"Apa.. kau sedang berbicara padaku ?" Mina memastikan karena setahunya seorang Mark Tuan yang sifatnya sangat cuek tidak mungkin menegur seseorang lebih dulu
Oh tunggu, tapi ketika dikantin, Mark yang lebih dulu menghampirinya jadi hal ini harusnya tidak aneh lagi
"Lalu ? Apa aku berbicara pada bayanganmu ?" Mark langsung merebut buku dari tangan Mina.
"Apa ini ? Kenapa kau membawa buku setebal ini ? Apa fakultas sastra selalu mempelajari ini ?" Lanjut Mark lagi dengan memperhatikan dua buku yang sudah berada ditangannya
"Ani.. ini karena aku tidak mengumpulkan tugas jadi dosen menyuruhku mengembalikannya keperpustakaan" Mina sedikit lega Mark mau membantunya, memang hanya 2 buku saja tapi tebalnya seperti membawa 5 buku sekaligus
Mark lalu kembali menatap wajah Mina dengan seksama, terlihat jelas yoja itu sedang punya banyak masalah. Sedangkan yang ditatap berusaha memutuskan kontak mata itu dengan mencoba melihat kearah lain.
"Gwaenchana ?" Kata itu keluar dari mulut seorang yang bahkan tidak peduli ketika menjahili adik-adik juniornya.
...
Bersambung ~~

KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU LOVE ME
FanfictionDo You Love Me + Sequel I Hope you guys enjoy it Jaebeom x Sana