Part 6

696 62 3
                                    

"Gwaenchana ?" Tanya Mark dengan cemas

Mina menatap namja itu sedikit terkejut. Apa mark baru saja mengkhawatirkannya ?

"Ne ? Eoh.. aku baik-baik saja" Mina sedikit bingung, dan dia langsung mengalihkan pandangannya disekililingnya dan mendapati beberapa pasang mata menatap kearah mereka

"Kau sendiri tidak apa-apa membantuku ?" Mina mencoba mengalihkan pembicaraan

"Mwoga ? Buku ini bukan apa-apa"

"Bukan itu maksudku tapi.." Mina menghentikan ucapannya dan matanya melirik kesekeliling mereka, dimana para yoja mulai berdatangan karena ingin melihat Mark

"Kajja" Ucap Mark yang menghiraukan tatapan orang-orang tersebut dan berjalan mendahului Mina

Dan tanpa membuang waktu, Mina lalu berbalik dan mengikuti Mark dibelakangnya.
.
.

"Kenapa kau membawaku kesini ?" Protes Mina yang dibawa paksa oleh Mark keatap gedung setelah mereka mengembalikan buku diperpus.

"Geunyang.."

Mina ingin membalas lagi tapi suara pintu terbuka lagi membuatnya menoleh.

"Kau lama sekali, aku sudah lapar" Teriak Mark pada seorang namja yang sedang berjalan kearah mereka sambil menenteng bungkusan ditangannya.

Setelah tiba didekat Mark, namja itu langsung memberikan bungkusan makanan yang dibawanya pada Mark sambil membungkuk minta maaf berkali-kali lalu dia berbalik pergi dengan sedikit berlari hingga menghilang dibalik pintu atap gedung.

"Kenapa tidak menyuruhku saja yang membelikannya ? Aku dengan senang hati membelikannya karena kau telah membantuku tadi"

Mark tidak menjawabnya. Dia hanya sibuk membuka bungkusan yang ternyata berisi beberapa bungkus roti itu.

"Makanlah" Mark menyodorkan sebuah roti pada Mina.

Mina berpikir sejenak sebelum mengambilnya. Dia sedang tidak  nafsu makan sekarang tapi rasanya tidak baik menolak makanan dari orang lain.

"Apa kau punya masalah ?" Tanya Mark lagi, membuat Mina yang baru saja akan membuka bungkusan rotinya langsung menghentikan gerakannya

"Eoh ? T-tidak, aku baik-baik saja" Mina berkilah

"Lalu kenapa beberapa hari ini kau tidak pernah kekafetaria lagi ?"

Mina menghela nafas mendengar pertanyaan Mark itu. Dia menolak kekantin karena hanya satu alasan yaitu Jb. Setelah mendengar cerita dari Sana beberapa hari yang lalu, entah kenapa dia jadi ikut benci pada pria itu. Dan jika dia bertemu dengannya, Mina tidak yakin bisa mengontrol dirinya untuk melemparkan sesuatu kewajah pria yang telah membuat sahabatnya menangis itu.

"Apa ini masalah tentang Sana dan Jaebum ?"

Ucapan Mark itu tiba-tiba membuat Mina mendongak dan langsung mengeryitkan dahinya menatap namja itu.

"Oh ? B-agai-mana kau bisa tahu ?"

"Kenapa kau tidak biarkan saja mereka ? Lagipula ini bukan masalahmu kan ?" Jawab Mark acuh

"Sana sahabatku, bagaimana bisa ini bukan masalahku ? Dan bagaimana bisa aku membiarkannya begitu saja sementara sahabatku dibuat menangis oleh pria brengsek itu" ucap Mina kesal

"Maksudku kau harus berhenti mengkhawatirkan mereka. Jaebum mungkin terlihat dingin dan kejam diluar tapi dia masih memiliki hati. Memangnya sejauh mana dia bisa menyakiti perempuan ? Dia tidak setega itu, kau tahu ?" Mark memandang wajah Mina yang masih terlihat cemas jadi dia menambahkan

"Dan satu lagi, apapun yang terjadi perjodohan itu tidak akan bisa dibatalkan. Jadi katakan pada sahabatmu itu jangan mau kalah dari Jaebum. Dia mungkin sedikit menakutkan untuk didekati tapi dia punya satu kelemahan"

"Kelemahan ? Apa ?" Mina mulai tertarik

"Ibunya. Sana hanya perlu memenangkan hati ibunya, dengan begitu dia tidak perlu takut dengan Jb"

"Tapi Sana bilang, Jb tidak peduli jika Sana melibatkan ibunya" Mina kembali mengingat ucapan Sana ketika sahabatnya itu curhat padanya

"Tentu saja, Jaebum tidak bodoh untuk mengungkap kelemahannya begitu saja"

Mina langsung mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, setidaknya sekarang dia bisa menemui Sana dan memberinya saran, semoga Sana mau menerimanya.

Mina lalu berbalik kearah Mark dengan tersenyum senang.

"Gomawo" Ucap Mina dengan tulus

"Mwoga ?"

"Karena ucapanmu itu sekarang aku tidak harus mencemaskan Sana lagi. Aku benar-benar berterima kasih padamu" Jawab Mina masih tersenyum

Mark terdiam sebentar sebelum menjawabnya

"Apa berterima kasih saja cukup ?"

Senyuman Mina langsung hilang

"Ne ? Memangnya kau ingin sesuatu ? Apa kau ingin aku mentraktirmu ? Baiklah, kalau begitu besok aku akan- "

"Jalan denganku" Mark langsung memotong ucapan Mina

"J-alan.. kemana ?" Mina mengerutkan dahinya bingung. Dia langsung memikirkan waktu luangnya yang bisa digunakannya untuk pergi mentraktir Mark

"Berpacaranlah denganku " Mark mengucapkannya dengan sangat santai tapi cukup membuat yoja bernama lengkap Myoui Mina itu melototkan matanya dan hampir membuatnya jantungan.

"YE ??"

Mina tidak tahu harus bagaimana. Apa dia baru saja mendapatkan pengakuan dari salah satu pria 'most wanted' dikampus ini ?

Mina meneguk ludah, dia benar-benar tidak harus bagaimana. Dia tidak ingin mencari masalah dengan para fans Mark. Tapi kesempatan ini, apa dia harus lewatkan ?

"Jawab ya atau aku.. " Mark sengaja memotong ucapannya sambil melangkah maju mendekati Mina dan berhenti tepat didepannya. Membuat yoja itu makin membulatkan matanya terkejut dan bahkan menahan nafasnya.

"A-apa dia sedang mengancamku sekarang ?" Batin Mina merasa terintimidasi

"Y-Ya. Ba-baiklah, aku mau " Jawab Mina cepat sebelum Mark bergerak lebih jauh lagi.

Mina langsung menarik nafas lega ketika Mark mundur dan kembali ketempatnya semula.

Sedangkan Mark hanya tersenyum menang mendengar jawaban Mina itu. Walaupun menyadari dirinya sedikit licik tapi dia tidak punya pilihan lain dari pada yoja itu berbalik pergi dan menolaknya.
.
.

Continue ...

DO YOU LOVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang