07:03
"Min Yoongi, bisa kau matikan ponselnya?" Ucap Seokjin dingin seraya memberikan tatapan menusuk pada Yoongi yang saat ini masih bermain ponsel ketika pesawat menuju jepang sudah akan take off 5 menit lagi.
Yoongi melirik Seokjin sekilas, setelah itu ia berdecih pelan seraya mengalihkan tatapannya, enggan untuk menjawab atau menatapnya lebih lama.
Seokjin yang melihat sikap Yoongi semakin berubah tiap harinya hanya dapat memutar bola matanya malas.
Ya. Hari ini BTS akan menggelar tour konser mereka di jepang, tanpa Jungkook, ya tanpa Jungkook, dengan alasan anak itu tidak bisa ikut hadir di karenakan mengalami cedera serius saat latihan.
"Mianhae Kookie" gumam Yoongi pelan, seraya memejamkan matanya untuk meredam emosinya terhadap Seokjin, bagaimana pun juga ini salah, melakukan tour konser dunia mereka tanpa Jungkook, seseorang yang bisa melakukan segalanya dengan baik, golden maknae yang di banggakan para army, bahkan Yoongi tidak tahu bagaimana keadaan adiknya itu saat ini, setelah ia menerima telepon dari pihak rumah sakit bahwa anak itu kondisinya semakin buruk, hal itu membuat kepala Yoongi ingin pecah seketika.
"Hyung..." gumam Namjoon tiba tiba, membuat Yoongi membuka mata dan menatapnya.
"Wae?" Jawab Yoongi singkat, namun yang di tatap hanya menghela nafas beratnya.
"Semuanya akan baik baik saja, kau tidak perlu cemas, Kookie anak yang kuat" ucap Namjoon kemudian, berusaha menenangkan Yoongi yang sejak tadi tampak gelisah di tempatnya.
Mendengar ucapan Namjoon, Yoongi hanya menghela nafasnya.
"Aku tidak begitu yakin, aku tahu anak itu lemah, ia hanya berusaha untuk terlihat kuat di depan kita," ucap Yoongi membuat Namjoon tak bisa menjawab, ia akui apa yang di katakan Yoongi memanglah benar, bahkan ia terlalu sering memergoki anak itu menangis di saat semua orang sudah tidur.
****
Sementara di tempat lain terlihat seorang namja tampan dengan mata bulatnya kini tengah terbaring lemah di atas ranjang putih pesakitan, dengan berbagai alat alat rumah sakit yang tengah menempel sempurna di tubuh ringkihnya, kedua mata yang semula tertutup rapat hingga berhari hari itu kini tampak terbuka perlahan, jari jari lentiknya bergerak pelan, menandakan bahwa ia akan segera sadar dari tidur panjangnya.
Pancaran cahaya yang tiba tiba masuk menusuk pada kedua mata bulatnya membuat anak itu mengerjapkan matanya berkali kali, mencoba membiasakan pengelihatannya untuk menerima sebuah cahaya.
"H-hyung.... " gumamnya pelan dengan suara serak, tangan lemahnya bergerak berusaha untuk melepas oksigen yang kini masih terpasang indah di hidungnya.
Kedua mata bulatnya menatap sekitar, sepi, itulah yang Jungkook temukan saat ini, hanya sepi, tak ada Yoongi atau satupun orang yang mungkin sedang menunggunya sadar, namun,,, kemana orang orang itu? Kemana orang orang yang menunggu dan mengkhawatirkannya? Apa tidak ada?
"Menyedihkan" Jungkook bergumam pelan seraya tersenyum miris.
Ceklek
Tiba tiba suara handle pintu terbuka mengalihkan pandangan Jungkook, tampak seorang dokter muda berusia 30 tahunan tengah berjalan menghampirinya dengan tatapan terkejut.
Jungkook tampak mengernyitkan keningnya bingung.
"K-kau sudah sadar? K-kapan kau sadar? Apa yang kau rasakan saat ini?" Ucap pria berjas putih itu bertubi tubi, bahkan ucapannya kentara dengan nada terkejut dan tak percaya.
"Neo nuguya?" Tanya Jungkook masih dengan suara serak dan lemahnya, kedua mata bulatnya terlihat begitu sayu, membuat pria berjas putih itu mengulas senyum tipisnya.