Taehyung kembali menghela nafasnya kasar, setelah 2 jam lamanya ia terduduk di tempat ini, kedua mata elangnya melirik sebuah arloji hitam yang melingkar indah di tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 00:50, namun Taehyung masih enggan untuk beranjak dari tempatnya saat ini.
Taehyung mendesah pelan dan menatap ribuan bintang yang bertaburan indah di langit malam ini, namun sebuah suara berat yang terdengar tidak asing di telinganya tiba-tiba mengalihkan atensinya.
"Tae, ternyata kau di sini"
Taehyung menoleh mengernyitkan keningnya bingung melihat seseorang tengah berdiri tempat di belakangnya.
Taehyung terdiam dan memutar bola matanya malas ketika ia melihat Hoseok berjalan menghampirinya.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini Tae? Bukankah kau di tugaskan untuk menjaga Yoongi Hyung di rumah sakit?" Tanya Hoseok seraya mendudukkan dirinya di samping Taehyung, ia menoleh dan menatap Taehyung yang lebih memilih menatap bintang di atas sana.
Mendengar ucapan Hoseok, Taehyung menoleh dan tersenyum sinis.
"Kau mengikutiku? Apa perdulimu? Bukankah sekarang kau lebih perduli dengan adik kesayanganmu itu? Lebih baik jangan mencampuri urusanku!" Setelah mengatakan itu, Taehyung melangkah pergi meninggalkan Hoseok yang tengah menatapnya sendu.
Hoseok menghela nafasnya kasar dan berusaha mengejar langkah Taehyung, namun tiba-tiba langkahnya terhenti tepat setelah ponselnya bergetar dan segera menggeser tombol dial berwarna hijau tersebut, detik berikutnya, raut wajah Hoseok berubah 99% dan mengakhiri panggilan itu sepihak, ia segera berlari turun dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
***
Sementara di tempat lain, Yoongi tampak menatap Jungkook yang telah di baringkan di atas tempat tidurnya, Yoongi tersenyum tipis dan menggenggam tangan putih Jungkook serta mengusap rambut hitam anak itu pelan.
Kedua netranya beralih menatap Tuan Jeon yang masih menahan langkahnya di ambang pintu, bahu pria paruh baya itu terlihat bergetar dengan tatapan yang sulit di jelaskan, entah apa yang ia pikirkan saat ini, namun Yoongi tahu, pria itu menyesal sekarang.
"Jadi Jungkook mendonorkan ginjalnya padamu?" Suara seorang wanita tiba-tiba memecah keheningan yang melanda ruangan itu cukup lama setelah Yoongi menceritakan semuanya, kedua netra Yoongi beralih menatap wanita paruh baya yang tengah berdiri di depannya dengan tatapan terluka.
Yoongi mengangguk pelan membenarkan dengan memaksakan seulas senyuman pada bibir tipisnya, tiba-tiba...
Plaakk!!
Sebuah tamparan keras tak terduga mendarat tepat pada pipi kiri Yoongi, hingga meninggalkan bekas kemerahan dan membuat Yoongi memejamkan matanya sejenak menahan perih, namun,,, rasa perih yang ia dapatkan saat ini tak sebanding dengan rasa sakit kehilangan Jungkook karena dirinya.
"Dasar pembunuh! Kenapa kau melakukan ini pada putraku!!! Hah!! Apa salahnya!!! Hiks kembalikan anakku!!" Bentak Ny, Jeon dengan tatapan kemarahan.
"M-mianhae ..." lirih Yoongi sontak membuat Ny, Jeon mendelik tak percaya.
"Apa permintaan maafmu bisa mengembalikan putraku?!!! Hiks.. hiks... apa salahnya hingga kau tega melakukan ini padanya hiks.... hiks.. Jungkook-ahh..."
Brukk!
Setelah mengucapkan itu, tubuh Ny, Jeon seketika ambruk di tempat, dengan cepat, Tuan Jeon membawa tubuh isterinya keluar dari kamar Jungkook dan meninggalkan Yoongi yang tengah menatap wajah Jungkook yang semakin memucat.