Jungkook melajukan mobil sport merahnya membelah keramaian kota seoul yang padat akan kendaraan, kelihaian Jungkook dalam mengemudi tak dapat di ragukan lagi jika di bandingkan dengan Seokjin maupun member lain, tak ada yang mengetahui bahwa Jungkook bisa mengemudi meskipun ia tak memiliki SIM.
Jungkook menepikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah dengan gerbang yang begitu tinggi, bahkan di tempat itulah ia di sekap selama 2 minggu ini.
Salah satu sudut bibir Jungkook tertarik ke atas membentuk seulas seringaian ketika mata bulatnya menatap seorang gadis berusia 24 tahunan tengah berdiri di depannya dengan raut wajah terkejut sekaligus tak percaya.
"Kenapa Noona? Kau terkejut melihatku masih hidup dan baik-baik saja?" Ucap Jungkook seraya berjalan menghampiri Nana yang tengah menatap Jungkook dengan wajah pucatnya.
Nana melangkah mundur tepat saat Jungkook melangkah ke arahnya.
"Kau takut Noona? Tenang saja, aku datang bukan untuk membunuhmu, melainkan,,,, ingin memberikan sedikit pelajaran untukmu" ucap Jungkook dengan raut wajah yang berbeda.
Nana semakin melangkah mundur, namun Jungkook dengan cepat mencengkeram lengannya dan menatap tajam pada Nana yang kini tengah ketakutan.
"Akhh lepaskan! A-apa kau ingin balas dendam padaku?!" Jerit Nana ketika Jungkook semakin mencengkeram kuat lengannya.
Jungkook tersenyum sinis.
"Kau pikir aku sama denganmu Noona? Dan aku tahu, kau yang melukai Yoongi Hyung, jadi aku datang ingin meminta pertanggung jawabanmu atas apa yang telah kau lakukan pada Hyungku!" Ucap Jungkook, tepat setelah ia mengatakan itu, beberapa polisi datang dan menangkap Nana yang tengah berteriak layaknya orang gila.
"Yak!! Jeon Jungkook! Brengsek kau! Lihat saja! Aku akan menghancurkan hidupmu! Aku akan menghancurkan kalian semua!! Yak!!"
Jungkook tersenyum sinis mendengar ucapan Nana yang menurutnya gila, kini semua tugasnya selesai, dan Jungkook kembali mengemudikan mobilnya untuk pergi ke rumahnya yang ada di Seoul kawasan Gangnam, Jungkook merindukan rumah keluarganya setelah ia mengalami hal yang begitu berat dan sulit selama ini.
Tap tap tap..
"Kookie..." Jungkook menghentikan langkahnya tepat di ujung tangga saat sebuah suara wanita yang terdengar tak asing kini memanggilnya dengan lirih.
Jungkook menoleh dan menatap sang ibu tengah berdiri dan menatapnya penuh kerinduan, jujur saja, Jungkook sangat merindukan eommanya ini, setelah 2 tahun lamanya mereka berpisah.
"E-eomma..." lirih Jungkook seraya memeluk sang ibu dengan erat, entah bagaimana rasanya Jungkook di peluk oleh keluarganya sendiri seperti ini, ia sudah lupa, semua orang terlalu sibuk pada bisnisnya masing-masing, hingga terkadang mereka lupa masih memiliki seorang anak yang tengah merindukan dan membutuhkan kasih sayangnya.
Nyonya Jeon tampak meneteskan air matanya, melihat putra bungsu kesayangannya yang tampak kurus dan pucat, selama ini ia hanya memantau Jungkook melalui informasi yang di dapatnya, tanpa tahu bagaimana keadaan anak itu sebenarnya.
"Eomma... kapan eomma datang? Kenapa tidak memberitahuku dulu, aku kan bisa menjemput eomma di bandara" ucap Jungkook dengan nada manjanya.
Nyonya Jeon tampak menghapus air matanya dan mengulas senyum menatap Jungkook yang sekarang sudah tumbuh lebih tinggi darinya.
"Kau sangat tampan Kookie, seandainya semua kakakmu ada di sini, mereka pasti juga sama tampannya sepertimu" gumam Nyonya Jeon pelan, seketika membuat Jungkook menautkan kedua alisnya tak mengerti.
"Eomma... apakah eomma mengatakan sesuatu?" Tanya Jungkook bingung.
Nyonya Jeon tampak menggeleng pelan dan menarik tangan Jungkook untuk duduk bersamanya.