29 (end)

11.7K 773 190
                                    


Ceklek!

Suara handle pintu tiba-tiba terbuka menampilkan sesosok namja tampan berbahu lebar tengah berdiri di ambang pintu dengan tatapan bingungnya.

"Kau sudah datang Hyung?" Namjoon tersenyum tipis dan berjalan menghampiri Seokjin.

"Apa yang sedang kalian lakukan di sini? Dan kau Yoongi-ah, bukankah seharusnya kau masih di rumah sakit?" Tanya Seokjin melirik Yoongi yang masih terduduk di sisi ranjang.

Yoongi tersenyum tipis mendengar ucapan Seokjin.

"Akhirnya kau datang juga, ku pikir kau tidak akan datang menghadiri kremasi Jungkook, orang yang paling kau benci" ucap Yoongi dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Seokjin terdiam beberapa saat, kedua mata beloknya tampak menatap Yoongi bingung, sebelum akhirnya ia kembali bersuara.

"Kremasi Jungkook? Apa kau bercanda?" Seokjin tersenyum remeh dan melirik Jungkook sejenak.

Yoongi menghela nafasnya kasar.

"Aku bersungguh-sungguh Hyung, Jungkook sudah meninggal, apa kau tak ingin melihatnya bahkan di saat-saat terakhir hidupnya? Kapan kau akan berubah dan sadar?"

Deg!

Seokjin terdiam mendengar apa yang baru saja Yoongi katakan, kedua mata beloknya beralih menatap Jungkook yang tengah berbaring di atas ranjang, Seokjin menggeleng lemah dan mengerutkan keningnya.

"Andwae...." lirih Seokjin menatap tubuh kaku Jungkook yang terlihat semakin memucat, kedua kakinya tampak berjalan lemah menghampiri tubuh Jungkook yang sama sekali tak bergerak.

"K-Kookie..." air mata Seokjin jatuh begitu saja, ketika kedua mata beloknya menemukan sebuah kebenaran pada mata anak itu yang sedang tertutup rapat, sejak kemarin, Seokjin selalu berusaha untuk menemukan kebohongan yang mungkin sedang Jungkook lakukan untuk mengerjainya, namun kali ini apa yang Seokjin pikirkan salah, anak itu tak bergerak ataupun bernafas, kedua matanya masih tetap tertutup rapat, membuat Seokjin tak mampu lagi untuk menahan beban tubuhnya dan berlutut di sisi ranjang.

"Andwae... hiks maldo andwae..." Seokjin menggeleng kuat dan menggenggam tangan Jungkook yang dingin, Seokjin mengusapnya cepat berusaha membuat tangan sang adik hangat, namun apa yang ia lakukan saat ini justru hanyalah sia-sia.

Bayangan-bayangan kelam dimana ia tak pernah bersikap baik terhadap Jungkook kini membuat ia sangat terpukul, Seokjin merengkuh tubuh Jungkook dan menangis tertahan.

"Hiks.. hiks... Jungkook,,, m-mianhae jeongmal mianhae.. hiks... ku mohon bangun dan buka matamu eoh.. hiks.. jebal.." isak tangis Seokjin mendominasi ruangan tersebut, sontak membuat Yoongi, Jimin, Hoseok, Namjoon dan Kyuhyun ikut meneteskan air matanya.

"Hiks.. katakan padaku jika kau sedang mengerjaiku, hiks.. buka matamu Jungkook! Ini tidak lucu! Hiks.. ku mohon buka matamu!!" Seokjin mengguncangkan tubuh Jungkook dengan kencang, sontak membuat Yoongi berusaha menghentikannya, namun Seokjin menghempaskan tangan Yoongi kasar.

"Hyung.. ku mohon hentikan..." lirih Yoongi menatap Seokjin sedih, bagaimanapun juga, sebesar apapun kemarahan Yoongi terhadap Seokjin, ia tetap tak bisa membenci dan melihat sang kakak tertua menangis seperti ini.

"Hiks.. Jeon Jungkook! Hiks.. ku bilang bangun.. hiks.. maafkan Hyung.. hiks.. maafkan aku selama ini yang tidak pernah bersikap baik padamu eoh.. hiks.. ku mohon bangun dan buka matamu untukku.. hiks.. sekali saja.. ku mohon Jungkook... hiks.. jangan memejamkan matamu seperti itu, kau membuatku takut" isak Seokjin pilu, sontak membuat hati siapapun teriris melihatnya.

"Kau sudah terlambat Hyung, Jungkook sudah pergi dan kau tidak akan bisa membuatnya kembali" ucapan Namjoon kali ini berhasil membuat air mata Seokjin jatuh semakin deras, ia mencengkeram kuat dadanya yang tiba-tiba terasa panas dan begitu sesak.

Love Yourself || book 1✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang