Hujan deras di sertai petir yang menyambar seolah membelah langit berhasil membangunkan Yoongi dari mimpi buruknya di pagi hari, ia terbangun dengan nafas terengah-engah di sertai keringat dingin yang memenuhi wajah pucatnya.
Yoongi menatap sekilas arloji yang terpasang indah di tangan putihnya, ini masih jam 4 pagi, rupanya ia tertidur, Yoongi tampak meraup wajahnya frustasi seraya menghela nafasnya berat.
Tap tap tap....
Yoongi melangkahkan kaki jenjangnya keluar kamar, setelah ia mengalami mimpi yang begitu buruk, Yoongi memutuskan untuk mengambil segelas air ke dapur, mungkin setelah meminum air akan membuatnya sedikit tenang hingga ia bisa berfikir jernih.
Rintik-rintik hujan yang membasahi sebagian isi bumi masih terdengar begitu jelas di telinga tajam Yoongi, hingga menimbulkan suara yang begitu berisik dan mengusik tidurnya pagi ini, ia tampak memijit keningnya yang mulai berdenyut akibat memikirkan masalah ini, harus kemana lagi Yoongi mencari Jungkook?
Sedetik kemudian, Yoongi merogoh sakunya untuk mengambil sebuah benda pipih persegi panjang miliknya, ia tampak mengetikkan beberapa digit nomor di layarnya, dan mendekatkannya pada telinga.
"Yeobsseo? Sajangnim.. mianhae.. aku mengganggu waktumu pagi-pagi buta seperti ini, tapi ada hal yang ingin ku tanyakan padamu" ucap Yoongi sedikit ragu di sertai helaan nafas beratnya.
",,,,,,,"
"Bisakah kau memberitahuku nomor ponsel tuan Jeon? Aku membutuhkannya untuk sebuah informasi tentang Jungkook"
",,,,,,"
"Ku mohon, aku janji, aku tidak akan membocorkan rahasia itu pada siapapun, jadi bisakah kau memberikanku nomor ponsel tuan Jeon sekarang? Aku sangat membutuhkannya"
",,,,,"
"Nde? Apa kau sedang bercanda Sajangnim? Kapan Jungkook pulang? Kenapa aku tidak tahu dan tidak ada yang memberitahuku?"
",,,,,"
"Mwo?! Arasseo, kamsahamnida Sajangnim"
Pip!
Yoongi mengakhiri panggilan teleponnya sepihak, ia tak perduli jika ia di cap tidak sopan dan kurang ajar, ada hal yang lebih penting dari hal itu sekarang.
Tap! Tap! Tap!
Yoongi berlari menaiki tangga dengan langkah cepat, hingga langkahnya tiba-tiba terhenti tepat di depan pintu sebuah kamar milik Jungkook, nafas Yoongi terdengar memburu, ia tampak begitu senang saat ini setelah ia mendapat kabar jika Jungkook ternyata sudah pulang, akan tetapi, Yoongi juga merasa kecewa, karena maknae menyebalkan itu sama sekali tak menemuinya.
Kriieeettt
Yoongi menautkan kedua alisnya setelah ia mencoba memutar knop pintu di depannya, pintu itu terkunci.
Yoongi terlihat memijit keningnya yang mulai berdenyut sakit, ia pun melangkahkan kaki jenjangnya menuju kotak kunci dan mengambil kunci cadangan kamar Jungkook.
Ceklek
"Yeah! Berhasil!" Gumamnya senang di sertai senyum yang mengembang di bibir pucatnya, sebelum masuk, Yoongi dengan cepat mengubah raut wajahnya menjadi dingin dan datar, seolah-olah ia sedang marah saat ini.
"Sedikit mengerjai tidak apa-apa kan?" Fikirnya.
"Yak!! Bocah nakal! Kenapa kau tidak menyapa--"
Seketika Yoongi mengernyitkan keningnya kala mata bulatnya tanpa sengaja melihat sosok sang adik tengah tertidur di atas lantai marmer yang begitu dingin.