Tap! Tap! Tap!
Jungkook berlari tanpa arah, kedua kakinya seolah tak memberikannya ijin untuk berhenti melangkah, yang ia pikirkan saat ini hanyalah, pergi sejauh jauhnya.
Brukkk
Jungkook jatuh bersimpuh di sebuah pinggiran jalan yang tampak begitu sepi dan sunyi.
Kedua bahunya tampak bergetar hebat, ia tertunduk dalam, kedua tangannya terkepal kuat ketika ucapan sang ayah beberapa menit Yang lalu terus terngiang di kepalanya.
"Seburuk itukah aku hingga semua orang membenci kehadiranku? Hiks... wae!?" Ucapnya seraya menatap langit biru di atasnya saat ini, bahkan langit tampak begitu cerah, seolah tengah mentertawakan tangisannya saat ini.
Jungkook memukul dada kirinya pelan, seolah-olah tengah berusaha menghilangkan rasa sesak dan sakit yang menyerang dadanya saat ini, namun hal itu hanya sia sia, rasa sakit itu masih tetap ada.
"Apa aku harus mati?" Gumamnya kemudian dengan tatapan kosong, pandangannya jauh menatap sebuah jurang dalam yang tak jauh berada di depannya, kedua kaki jenjang Jungkook melangkah pelan mendekati jurang curam tersebut, hingga tiba tiba langkah kakinya terhenti.
"Mati?" Ucapnya seraya tersenyum kecut, Jungkook masih ingat bagaimana sakitnya ia ketika terjatuh dari atap gedung BigHit entertaiment saat itu, apakah ia akan mengulangi hal yang sama saat ini?
Jungkook menggeleng pelan, setetes dua tetes air mata kini masih terjatuh dari mata indahnya dan membasahi pipi mulusnya, ia menengadahkan wajahnya seraya menatap langit biru di atasnya.
"Walaupun aku mati atau bahkan sekarat, kalian tidak akan memperdulikanku, sepertinya aku terlalu banyak bermimpi untuk bisa tertawa bersama kalian" ucapnya menjeda, Jungkook memejamkan matanya sejenak untuk kemudian kembali membukanya dan menghela nafasnya.
"Meskipun appa dan Hyungdeul tak menyukaiku, bukankah masih ada banyak ARMY yang menyayangiku? Itu artinya aku tak sendirian" gumamnya seraya mengusap air matanya kasar, Jungkook mengulas senyum tipis.
"Ya itu benar, jadi aku tak perlu khawatir akan sendirian" ucapnya seraya terkekeh pelan, Jungkook berusaha untuk menghibur dirinya sendiri, tiba tiba...
"Uhuk uhuk!" Jungkook kembali batuk darah, kedua telapak tangannya saat ini sudah di penuhi akan warna merah pekat yang berbau amis, wajah Jungkook yang sudah pucat kini terlihat seperti mayat, jujur saja, ia masih sangat lemas di sertai denyutan pada kepalanya tak kunjung berhenti sejak ia memutuskan untuk keluar dari rumah sakit tanpa sepengetahuan dokter Kyuhyun.
Jungkook memegangi kepalanya ketika ia tiba tiba merasakan pusing yang luar biasa hingga...
Bruukkk!!
"Hei nak! Buka matamu!" Setelah suara itu terdengar, hanya gelap yang dapat Jungkook rasakan, bahkan sekedar membuka matanya saja tak sanggup untuk ia lakukan saat ini, ia merasa sangat lelah dan mengantuk.
****
Sementara di tempat lain terlihat seorang namja tampan dengan mata sipitnya kini tengah berjalan mondar mandir di backstage, hal itu membuat Seokjin, Namjoon, Jimin, Taehyung dan Hoseok tampak pusing, sudah 30 menit lamanya Yoongi tak bisa diam di tempatnya. Membuat salah satu di antara mereka memutuskan untuk menghampiri Yoongi dan menepuk bahunya pelan.
"Hyung.. bisakah kau duduk sebentar? Kau membuatku pusing, apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" Tanya seorang namja tampan berlesung pipi yang tak lain adalah Namjoon seketika membuat Yoongi tersentak dan menghela nafasnya panjang. Mata sipitnya tampak sayu dan di penuhi dengan raut ke khawatiran, tak seperti biasanya yang selalu memperlihatkan tatapan dingin dan tajam.