"Hyung... kenapa bajumu berdarah? Apa kau terluka?" Ucap Taehyung membuat Seokjin menghentikan langkahnya, ia mematung sesaat untuk kemudian menatap Taehyung dan mengulas senyumnya.
"Ahh iya Tae, tapi jangan khawatir, ini hanya luka kecil, Hyung baik baik saja," jawab Seokjin gugup, bahkan bicara normal saja sulit ia lakukan saat ini.
Taehyung menatap Seokjin ragu.
"Hyung, biar ku obati" ucap Jimin seraya berjalan menghampiri Seokjin, namun seketika Seokjin menghentikan Jimin untuk tidak semakin mendekat, hal itu sontak membuat mereka yang ada di sana menatap heran pada Seokjin.
"Hyung, kau baik-baik saja kan?" Tanya Namjoon yang menyadari sikap aneh Seokjin.
Seokjin terkekeh pelan, berusaha menutupi rasa gugupnya.
"Sudahlah, kalian berlebihan, aku baik-baik saja dan akan mengobatinya sendiri, kalian istirahatlah, hari ini kita tidak perlu latihan" ucap Seokjin seraya melanjutkan langkahnya menaiki tangga yang tadi sempat tertunda.
"Hei, apa menurutmu Seokjin Hyung telah menghukum Jungkook?" Ucap Jimin sontak membuat Namjoon, Jimin, Dan Hoseok menatapnya aneh.
"Jadi menurutmu itu darah Jungkook? Yak! Apa yang kau bicarakan Park Jimin?" Ucap Taehyung tak suka, membuat Jimin mendengus.
"Hei! maksudku, apa kemungkinan besar Jin Hyung terluka karena ia menghukum Jungkook? Dan anak itu melukai Jin Hyung? Kau lihat tatapan Jungkook tadi pada kita saat ia datang kan? Terutama pada Jin Hyung, anak itu seperti membenci kita" jelas Jimin membuat Namjoon menyatukan alisnya.
Hoseok mengangguk pelan, antara percaya dan ragu.
"Terserah kau saja, aku tidak perduli dengan anak itu, aku hanya berharap Jin Hyung benar-benar menghukumnya" jawab Taehyung cuek, seraya berjalan menaiki tangga, di ikuti Namjoon di belakangnya, sontak membuat Jimin mengumpat kesal di tempatnya.
"Hei! Kenapa kalian meninggalkanku? Aku belum selesai bicara!" Umpat Jimin seraya ikut menyusul mereka.
****
Sementara di tempat lain, Yoongi terlihat tengah mengacak-acak kamarnya hingga berantakan, tiba tiba...
Ceklek
"Eo? Yoongi-ah, ada yang sedang kau cari?" Ucap Seokjin berdiri di ambang pintu membuat Yoongi menghentikan aktivitasnya, ia menatap Seokjin sekilas lalu menghela nafasnya panjang.
"Ada apa kau kemari, Hyung?" Ucap Yoongi dengan wajah datar, membuat Seokjin menghela nafasnya kasar.
"Kau masih marah padaku?" Tanya Seokjin.
Yoongi berdecih pelan.
"Tidak, bisakah kau keluar? Aku ingin istirahat, kau menggangguku" ucap Yoongi sakartis.
Seokjin mengulas senyumnya, kedua mata beloknya menatap Yoongi tajam.
"Apa kau menghindariku? Dan kenapa kau begitu perduli dan menyayangi Jungkook? Bisa kau katakan padaku kenapa kau berubah secepat itu?" Tanya Seokjin dingin.
Yoongi menatapnya sekilas lalu terkekeh pelan.
"Kau lucu sekali Hyung, apa menyayangi dan perduli pada seseorang juga membutuhkan sebuah alasan? Lalu apa alasanmu menyayangi Taehyung?" Tanya Yoongi datar, sontak membuat Seokjin kembali tersenyum.
"Aku menyayangi Taehyung karena dia adalah adikku, tapi menurutku, perubahan sikapmu itu terlalu spontan, itu mencurigakan, terlihat jelas bahwa kau sangat menyayanginya, apa kau tahu sesuatu tentang anak itu? Siapa dia? Anak presiden? Anak perdana menteri? Sampai kau dan manajer'nim harus bertekuk lutut dengan anak itu?" Ucap Seokjin sakartis seketika membuat Yoongi mengepalkan kedua tangannya, ia menatap Seokjin tajam dan penuh kebencian.