3. Sebuah Cerita Lama

8.2K 458 29
                                    

Don't forget to play your media. 👌

Aku adalah hitam, dan mereka membenciku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku adalah hitam, dan mereka membenciku. Tidak perduli alasannya, mereka hanya benci. Dan akan terus begitu selama hitam masih dijadikan simbol duka, dan putih dijadikan simbol bahagia.

-Putri Alya Safiqha-

Byan tidak bermaksud lancang ketika membuka bagian lain dalam dompet gadis yang ia ketahui namanya adalah Putri itu. Hanya saja matanya tidak bisa berpaling ketika melihat sebuah foto.

Secarik foto yang terselip di antara uang lima ribuan lusuh, sepuluh ribuan lusuh dan uang duapuluh ribuan keluaran terbaru. Terselip sebuah foto gadis berseragam SMA yang ia kenal.

"Lah, ini si kan foto si Deana," gumam Byan tanpa sadar ketika melihat foto itu.

Seorang gadis berseragam sekolah dengan rambut cepolan andalannya selama sekolah dulu.

Foto itu berhasil menarik ingatan Byan pada teman satu SMAnya yang dulu. Teman yang dulu ia sering bully dan ganggu. Dan Byan selalu menikmati tiap kali membuat gadis itu marah.

Byan mencoba mengingat sosok Deana, cewek setengah tomboy yang selalu mencepol rambutnya. Yang selalu memakai sepatu convers butut, tas punggung butut, dan selalu membawa bekal nasi uduk yang dimakan di bangku pojok kantin.

"Sumpah, ini mah si Deana!" tekan Byan ketika melihat foto itu. Tidak mungkin salah, pantas saja wajah gadis tadi agak familiar. "Tapi kok, namanya Putri?"

Dengan terpaksa, Byan menarik sebuah KTP elektrik dari slot dompet itu. Dan memperhatikan nama yang tertera di sana benar Putri Alya Safiqha. "Penampilannya emang agak berubah sih. Dia jadih lebih can--eh apaan! Enggak!"

Byan coba mengingat tentang Deana temannya waktu kelas satu SMA itu. Deana yang tiba-tiba berhenti sekolah ketika semester ganjil kelas dua.

Saat itu ayah Deana meninggal, dan terakhir kali sebelum ayah Deana meninggal, Byan baru menceburkan tas butut Deana ke dalam sebuah parit.

Iya benar. Byan ingat jelas semua itu. Byan merasa bersalah ketika Deana menangis, dan bersamaan dengan itu Deana mendapat kabar ayahnya meninggal.

Tapi setelahnya, Deana seolah menghilang. Deana hilang bagai ditelan bumi. Deana tidak pernah lagi masuk sekolah. Bahkan tidak ada kabar tentang Deana, dan ketika dikunjungi ke rumahnya, Deana sudah pindah rumah.

Lalu sekarang, waktu membawa sosok Deana bertemu lagi dengan Byan. Deana si musuh Byan, Deana yang selalu Byan ganggu, Deana yang selalu mengamuk tiap kali kotak bekalnya diacak-acak Byan, tapi juga Deana yang sangat Byan ingin temui untuk meminta maaf.

Abyan [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang