20. Already Gone

4.1K 299 30
                                    

Don't forget to play the media. 👌

Boleh klik ini 🌟 dulu gak? ^^

Mereka tidak tahu betapa sulit aku melupakanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka tidak tahu betapa sulit aku melupakanmu. Mereka tidak tahu bagaimana rindu itu berat dan sangat menghantui. Kamu sudah pergi. Menghilang dan tiada. Aku hanya berusaha menyadari itu.

You  are already gone. I'm just trying to leave this feeling behind. No matter how hard it is.

-Abyan Cetta Reynand-


Byan duduk di lantai. Memandangi sekelilingnya. Ruangan yang sekeliling temboknya terbuat dari kayu. Bibirnya membentuk garis miring ketika matanya berhenti pada ring basket yang berada pada tengah ruangan.

Bola di sudut ruangan. Lantai dingin dengan lampu yang penerangannya agak berkurang. Mata Byan terpejam ketika kepalanya memutar satu persatu kenangan masa lalunya seperti sebuah film dokumenter. Tempat ini tidak berubah sedikit pun. Tidak dengan dindingnya. Tidak dengan lantainya. Tidak dengan ring basketnya. Tidak semuanya.

Semua masih sama seperti terakhir kali ia menginjakan kaki. Yang berbeda hanya dirinya.

Yang berbeda hanya dia yang sekarang duduk sendiri di dalam keheningan. Yang berbeda, sekarang dirinya hanya sendirian. Menyemut di antara keramaian dunia.

Lalu pembicaraan malam ini membawa langkahnya menuju tempat pertama kali ia bermain basket bersama Sheeva. Tertawa bahagia hingga berpeluh bersama. Rasanya manis sekali sampai mungkin ia bisa kena diabetes. Tapi kenangan semanis itu berubah pahit ketika dilihatnya ruangan ini hampa.

Sehampa hatinya sekarang ini.

"Aku jadi inget gimana kita main basket di sini deh, Sheev. Kamu inget juga gak?"

Byan berbicara sendiri di ruangan besar itu. Tidak perduli jika saja ada orang di luar berlalu-lalang dan mengira ada hantu di dalam ruangan itu karena suara Byan.

Laki-laki itu hanya ingin sekali saja ... Sekali saja bisa mengulang satu dari ratusan memori indahnya dengan Sheeva.

Tidak meminta banyak, Byan hanya minta sekali. Hanya minta itu. Rindu ini terlalu berat untuk ia pikul sendirian. Itu kenapa tiap langkah yang ia ambil membawanya pada tempat ini.

Kaki kurusnya berjalan menuju bola basket di sudut ruangan. Dia mulai bermain dengan benda bulat berwarna oranye itu. Membawanya ke sana ke mari. Melemparnya melewati ring. Dan terus begitu asik seperti dia sedang bermain dengan seseorang. Byan menenggelamkan diri dengan keasikannya sampai peluh kini membanjiri wajah dan lehernya.

Tidak perduli lelah. Byan tetap terus bermain. Sampai napasnya seperti mau hilang karena lelah terus berlari. Ketika dirasa jantungnya semakin berpacu, Byan membanting keras bola itu hingga memantul tinggi. "AAAAAAAHHRRK!" Suara pantulan keras bola beradu dengan lantai ditemani teriakan Byan kuat.

Abyan [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang