Don't forget to play your media. 👌
Di antara banyak kecurigaan yang paling mungkin menghancurkan adalah kecurigaan pada sahabat. Bagaimana bisa seorang sahabat mencurigai sahabatnya sendiri berkhianat. Akan jadi seperti apa coba hancurnya?
-Putri Alya Safiqha-
Di kampus tidak seperti biasanya Byan yang suasana hatinya kadang berubah-ubah, sekarang anak itu terlihat begitu riang sepanjang hari. Bahkan dosen yang tengah mengajar sampai kebingungan setelah bolos nyaris seminggu lalu dimarahi dan diberi banyak tugas sebagai hukuman, dia malah tetap menerima hukumannya dengan senang.
"Kamu sehat kan, Yan?" tanya salah satu dosen pengampu matakuliah jam kedua.
"Sehat dong, Pak. Sangat sehat. Makanya saya hari ini kuliah matakuliah, Bapak." Dan begitulah jawabannya.
Tapi beberapa dosen memilih tidak begitu perduli dengan Byan. Jadi mereka hanya melengos begitu Byan menurut dengan tugas hukumannya.
Melihat itu Juni jadi makin tidak enak hati jika harus memberitahu soal Rena. Tapi, berhubung ia juga sudah sepakat dengan Putri akhirnya yang ada ya begini. Di kelas ia bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka semua. Riris pun bersikap sama. Jadi waktu Byan bertanya kenapa Riris datang ke kelasnya, ia hanya menjawab ingin ngobrol dengan Juni.
"Cerah bener itu muka ngalahin kaca etalase toko," cibir Riris bercanda. Yang dicibir justru menyunggingkan senyum lebar.
"Iya dong. Gue seneng banget. Soalnya balik ngampus nanti gue mau ke rumah nyokap dan mau masak kue bareng adek gue juga," jawab Byan sambil tangannya menggulir layar ponsel mencari berbagai macam resep kue pilihan.
Putri tersenyum senang. Begini memang seharusnya, Byan harus lebih banyak tersenyum dan bahagia.
"Put, nanti balik temenin cari bahan kue ya? Mau, gak?" tanya Byan tanpa menatap Putri.
Putri mengangguk. "Boleh. Abis itu lo mau langsung ke rumah nyokap, kan?"
"Iya. Lo ikut aja ya."
"Gak bisa, Yan."
"Loh?" Byan melepas pandangannya pada ponsel dan menatap Putri kebingungan. "Kenapa emangnya?"
"Gue mau nemenin Bunda di rumah sakit. Bentar lagi Bunda dibolehin pulang. Jadi, kata dokter ada baiknya gue nemenin nyokap sampe Bunda beneran dibolehin balik ke rumah."
Bibir Byan membentuk huruf O. "Oh, tapi lo gak apa-apa gak gue temenin?"
"Iya gak apa-apa. Udah, gak usah khawatir. Preman itu gak akan gangguin gue kalo nanti gue balik ke rumah," katanya begitu melihat raut wajah khawatir milik Byan.
Byan mengesah panjang dan mengiyakan lalu ia bangkit. Membuat tiga gadis di dekatnya menatapnya. "Kalo gitu, gue ke kantin duluan ya, mau nemuin Gerald sama Remon."
"Gidah sono," jawab Riris tak acuh. Mereka memandang punggung Byan yang akhirnya menghilang dari balik pintu kelas.
Ada desahan panjang begitu Byan hilang dari pandangan. "Jadi gimana?" tanya Riris membuka.
"Kayak rencana awal mungkin. Kita bertiga aja yang ngurus ini. Tambah Putri kalau dia ikut."
"Gue ikut kok. Gue bakal bantu kalian," jawab Putri mantap.
"Sebenernya ini bukan tentang kita cuma bertiga yang ngurusin masalah ini atau lebih. Bukan tentang lo ikut atau enggak, Put. Toh lo juga kan gak tau dia kayak apa. Ini tuh tentang kemungkinan orang yang bakal dia teror selanjutnya. Dan kemungkinan itu gak lepas dari Byan yang notabenya adalah pacar Sheeva dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abyan [Completed] ✔
RomanceDIPRIVATE SECARA ACAK [SEQUEL REGRET] || tapi kalau mau baca ini langsung gapapa. Follow terlebih dahulu untuk membaca. ? Cinta tidak melulu datang dari orang yang kalian suka. Cinta tidak melulu datang dari pandangan pertama. Setidaknya begitu. A...