Untuk teman-teman semua... Aku minta maaf karna udah buat kalian lama menunggu. Aku seminggu ini UTS dan tugasnya lagi buanyak parah. Jadi aku gak sempat menulis. :(( maafkan.
Dan sekarang aku kembali. Silakan membaca. Semoga kalian suka dan rindunya bisa sedikit terbayar. 🙏
Untuk sebagian orang, teori memaafkan itu mudah diucap. Tapi kenyataannya tidak sesederhana praktiknya.-Abyan Cetta Reynand-
"Mau ngomong apa? To the point aja. Gue sibuk."Ilham celingukan mencari kesibukan yang Byan maksudkan. Tapi sekitarnya hampa. Sehampa tatapannya saat ini. Ilham balik menatap Byan datar. "Sibuk melamun?"
"Apa pun. Dan bukan urusan lo. Ada apa emang?"
"Ini soal," Ilham mulai bicara dan Byan terlihat menunggu. "Om Bagas."
Satu nama yang berhasil membuat raut wajah Byan mengeras. Ilham sekarang mengerti jelas bagaimana sulitnya Tesa dulu mengatakan hal ini. Terlihat dari bagaimana perubahan ekspresi Byan hanya dengan mendengar satu nama.
"Mau ngapain lo bahas orang itu?" tanya Byan tajam.
Ilham mengembus napas pendek. "Yan,"
"Lo tau dari mana nama itu? Lo kenal dari mana?"
Kali ini Byan mulai sedikit lebih memberi emosi pada tiap nada ucapannya. Ah, anak itu memang mudah marah. "Santai, Yan, santai." Ilham memegang bahu Byan tapi Byan mendorong Ilham menjauh.
"Ngomong sekarang, apa yang lo mau!"
"Oke. Sebelum itu, gue mau ngasih ini." Ilham mengeluarkan sepucuk surat dari balik jaket jinsnya yang berwarna hitam. "Ini dari nyokap lo."
Byan mengambilnya ragu-ragu. "Apaan nih?"
"Itu surat dari nyokap lo sebelum beliau pergi. Nyokap lo udah lama sakit, Yan. Selama ini dia berusaha nutupin hal itu ketika lo datang ke kehidupannya. Dia gak mau saat lo bisa bareng-bareng sama dia, dan dia malah jadi beban hidup lo. Itu kenapa dia gak pernah izinin lo untuk tinggal bareng. Dia gak mau lo liat dia nahan sakit tiap malem."
Air wajah Byan sekarang berubah pias. Air mata entah sejak kapan menggenang di pelupuk mata. Tangannya pun terlihat bergetar memegang kertas amplop putih itu. Bahkan jika saja kalian tahu, wajah Byan tak jauh berbeda dengan kertas putih di dalam amplop itu. Wajahnya pucat pasi.
"Yan," Ilham bersuara lagi. "Dalam surat itu nyokap lo mau lo tau sesuatu. Dan nyokap lo juga pengen lo nemuin Om Bagas ..."
Hening.
Byan tidak merespon. Wajahnya kembali memerah. Tak lagi sepucat kertas seperti tadi. Byan memandang Ilham dengan pandangan tidak suka.
"Yan, temuin Om Bagas, Yan. Temuin bokap lo. Sebelum lo menyesal nantinya." Tangan Ilham terarah memegang pundak Byan dan langsung ditepis kasar.
"Gue tau lo emang kenalan nyokap gue dan lo juga deket sama Alexa. Tapi itu bukan berarti lo berhak ikut campur dalam kehidupan gue! Lo gak tau apa-apa."
"Gue emang bukan siapa-siapa. Tapi selama lo gak ada, gue yang selalu jadi tempat ceritanya Tante Tesa. Gue tau banyak tentang kehidupan kalian," jawab Ilham tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abyan [Completed] ✔
RomanceDIPRIVATE SECARA ACAK [SEQUEL REGRET] || tapi kalau mau baca ini langsung gapapa. Follow terlebih dahulu untuk membaca. ? Cinta tidak melulu datang dari orang yang kalian suka. Cinta tidak melulu datang dari pandangan pertama. Setidaknya begitu. A...