16. Kecurigaan

4.3K 356 53
                                    

Don't forget to play your media. 👌

Boleh klik 🌟 ini dulu gak? ^^

Aku melihat luka di jiwa tenangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat luka di jiwa tenangnya. Bagaimana orang lain bisa terlihat begitu baik-baik saja padahal dia penuh dengan luka?

-Abyan Cetta Reynand-

Begitu menoleh, Putri melihat tiga sosok laki-laki. Dua di antaranya berpakaian kemeja hitam dan satunya lagi berkemeja putih. Byan mengikuti arah pandangan Putri yang terpaku.

Tapi belum sempat Byan membuka suara untuk bertanya. Putri lebih dulu berdiri dan mengajak Byan berlari. Sama seperti yang baru saja Putri lakukan tadi. Dan kali ini, mereka berlari lebih jauh dari sebelumnya.

"Kenapa kita lari sih, Put?" tanya Byan di sela-sela mereka yang masih terus berlari. Sesekali Byan menoleh ke belakang dan mencari tahu apa ketiga laki-laki itu masih mengikuti.

Sampai di sebuah minimarket, keduanya masuk. Bersembunyi di balik rak-rak makanan. Mengatur napas dengan perlahan. Mereka juga harus berpura-pura memilih makanan dengan berjongkok agar tidak dicurigai penjaga toko.

"Woy tadi itu apaan?" tanya Byan dengan suara berbisik. Napasnya masih terengah.

Putri menggeleng. Dia tertawa bersama senggalan napasnya yang tidak keruan. "Gak apa-apa. Mereka itu orang jahat."

"Terus kenapa lo ketawa?"

"Lucu aja. Hari ini gua udah banyak banget lari-larian. Dan yang ini yang terjauh." Putri mengusap peluh di wajahnya. "Tapi asik juga."

"Asik lo bilang? Yang tadi kita itu lari udah kayak menghindari maut dan napas aja belum lurus, lo bilang asik?"

Putri mendelik. Bibirnya menyungging-kan senyum cukup lebar, hingga deretan gigi putihnya terlihat manis. "Iya asik. Kayak nguji adrenalin. Lagian, udah lama gua gak lari kayak tadi. Jadi seru aja."

Kekehan Putri membuat Byan keheranan. Tapi kalimat yang sempat Putri katakan mengingatkan Byan tentang kejadian yang kurang lebih sama seperti ini. Hanya saja, yang berkata demikian adalah dirinya. Bukan Putri.

"Dasar lo cewek aneh!" Byan berdiri mengambil satu botol Nu Green Tea. Lalu diikuti oleh Putri yang mengambil satu botol Pulpy Orange dan ciki Taro.

"Biarin aja aneh!"

***

Di luar, di depan minimarket itu disediakan tenda-tenda kecil untuk para pengunjung berduduk santai menikmati belanjaannya. Pun dengan Putri dan Byan yang sekarang menikmati minuman mereka dan sesekali mencomot ciki Taro milik Putri.

"Tadi lo bilang mereka orang jahat?" tanya Byan. Putri mengangguk dengan bibir masih menempel pada ujung botol oranye itu. Membuat botolnya ikut naik turun seirama gerak kepalanya.

Abyan [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang