7. Sebuah Rencana

5.8K 384 11
                                    

Don't forget to play media. 👌

Boleh klik 🌟 dulu gak? 😂✌

Boleh klik 🌟 dulu gak? 😂✌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya cuma mau kamu kembali. Tidak perduli dengan siapa nantinya kamu menentukan pilihan. Saya cuma mau liat kamu terus.

-Rafardhan Widan Shakeel-


"Kamu gimana kabarnya, Sheev? Saya kangen sama kamu." Rafa tersenyum simpul sambil memainkan jari-jari Sheeva di tangannya.

Setelah banyaknya hari yang Sheeva lewati di rumah sakit. Setelah kejadian itu, Sheeva belum juga bangun. Dan Rafa, Rafa sebagai seseorang yang bukan lagi siapa-siapa Sheeva hanya bisa diam.

Berdoa dari rumah berharap kesembuhan Sheeva dan hanya bisa mengunjungi Sheeva di malam hari seperti ini ketika tidak ada yang menjaga Sheeva.

Byan melarang Rafa untuk menjenguk. Bukan karena Rafa adalah mantan Sheeva. Bukan juga karena Byan takut Rafa datang untuk merebut Sheeva. Bukan.

Byan hanya benci tiap kali melihat Rafa, itu membuatnya ingat tentang bagaimana Sheeva bisa terbaring koma seperti ini. Sheeva terbaring koma karena kelakuan tunangannya Rafa—si cewek gila yang diduga tewas di jurang saat pengejaran oleh polisi.

Malam itu, ketika Byan, Remon dan Rafa menuju rumah sakit. Teman-teman Byan yang lain mengurus Rena dan antek-anteknya. Mereka juga menelfon polisi untuk menyelesaikan sisanya. Tapi ketika polisi datang, Rena kabur.

Dan dalam pengejaran, mobil Rena tergelincir masuk jurang. Meski mayatnya belum diketemukan, tapi polisi hanya bisa meng-claim kemungkinan besar Rena meninggal.

Entah benar atau tidak Rena sudah tewas di jurang itu. Byan masih hanya selalu ingat hal ini ketika bertemu Rafa.

"Saya beli es matcha loh, Sheev," katanya lalu mengeluarkan es Thailand yang sedang trend itu di taro di atas nakas. "Kamu gak kangen minum matcha apa? Bangun dong."

Setiap Rafa datang di malam hari untuk menjenguk, Rafa sering membawakan sesuatu yang Sheeva suka. Mengajak Sheeva berbicara meski tidak pernah diberi respon balik. Rafa berharap dengan begitu, Sheeva bisa mendengar dan bangun.

"Hari ini saya nyogok Bapak penjaga sama martabak keju cokelat, Sheev. Dia seneng gitu. Cuma kayaknya saya bakal cepet kere nih kalau tiap jenguk kamu harus nyogok biar dikasi jatah jenguk malam," lanjut Rafa lalu tertawa.

Dan sedari tadi, Rafa tidak menyadari ada seseorang yang sedang mendengar seluruh ucapannya pada Sheeva di bawah bangkar. Beberapa kali orang di bawah bangkar itu memutar mata geli.

"Makanya kamu cepet bangun lah Sheev. Emang kamu gak kangen sama Ibu kamu? Gak kangen sama Juni sama Riris? Atau kamu gak kangen sama ... Byan, dan saya, mungkin?"

Cih najis. Rafa, Rafa. Orang udah setengah mati begitu diajak ngomong. Udah gila si Rafa, gumam orang tidak di kenal itu. Ia masih memakai tudung sweaternya untuk menutupi kepala. Serta masker hitam yang menutupi wajah.

Abyan [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang