Gamers 9

2K 76 2
                                    

Padahal acara Halloween besok malam namun, mereka mempersiapkan dari sekarang. Bagi Berlin dan Mishall sudah menjadi hal yang biasa, berbeda dengan Fani yang selalu menyediakan pada saat hari H.

Berlin memilih memakai kostum Frozen, Frozen salah satu kartu yang sangat Berlin suka. Berlin yang masih ada keturunan bule, ditambah lagi rambutnya yang panjang berwarna cokelat misalkan di kepang terdapat aurah Frozen di wajah Berlin.

"Lucu gak klo gw pake kostum Frozen," Berlin berputar-putar dengan gaun Frozen nya.

"Lucu ko, pas banget di tubuh lu," puji Fani kepada Berlin.

Giliran Mishall mencari kostum, Mishall tidak mau kalah dengan Berlin, kalau Berlin Frozen, Mishall memilih kostum Anna.

Yaps! mereka tidak ingin ada seseorang yang mengalahkan kostum mereka, karena mereka ingin mendapatkan julukan kostum terbaik.

"Fani, kalau yang ini pas gak," tanya Mishall berputar-putar didepan kaca besar seperti putri Indonesia.

"Cocok banget Shall," puji Fani. Mishall dan Berlin membayar kostum yang sudah ia pilih.

Kini giliran Fani mencari kostum.Berbeda dengan Fani, Fani berbeda dari penampilan biasanya. Kali ini ia memilih pakaian yang jauh dari kata terbaik.

Karena Fani memilih memakai kostum ala kadarnya.
Jaket kulit hitam, celana jeans hitam dan make up super komplit yang menyediakan berbagai macam warna.

"Fan, ko kostum lu gak kaya biasanya?" tanya Berlin bingung.

"Lagi pengen simpel aja"

Mishall maupun Berlin tidak mempermasalahkan seperti apa penampilan Fani karena Fani memakai kostum apa aja cocok. Mau dibuat jelek gimanapun tetap aja cantik.

Bener kata orang kalau dasarnya cantik dari lahir mau dijelek-jelekkin mah susah, tetap aja aurah cantik nya gak akan hilang.

"Lin, Shall abis ini kerumah gw aja," ajak Fani.

"Siap Fan."

"Yah, Fan gw udah ditelpon sama nyokap," melas Berlin

"Maaf ya Fan," lanjut Berlin.

"Iya gapapa ko."

Karena rumah Fani dan rumah Berlin beda arah mereka memutuskan berpisah di pertigaan jalan. Berlin yang sudah dijemput oleh ojek online yang ia pesan.

Sedangkan, Fani dan Mishall menunggu angkot. Fani lebih suka naik angkot walaupun, desak-desakan tapi terasa unik dimatanya.

Fani menunggu angkot cukup lama, tidak lama angkot menuju rumah Fani lewat tetapi angkotnya sepi mau tidak mau Fani menaiki angkot tersebut.

GAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang