🎮🎮🎮
Sejak Berlin terkena minyak panas, Rafisky lebih memperhatikan dirinya. Mungkin karena ngerasa bersalah, bukan karena sesuatu hal yang ingin memiliki hubungan lebih.
Berlin selalu pergi dan pulang sekolah diantar oleh Rafisky. semua orang pasti mikirnya kita memiliki hubungan. Berlin masa bodo, yang penting ia tidak akan melewatkan walaupun hanya 1 menit saja.
"Lin, bareng gak?" tanya Rafisky sedari tadi menunggu didepan kelas Berlin.
"Mantap jiwa," ucap Fani tertawa.
"Nempel terus kayak prangko," timpal Mishall.
"Gua rasa lo pada cemburu ya," sahut Rafisky.
'Yes, gua udah bisa bikin lo cemburu Fan, mungkin kalau gua jadian lo bakal nyesel Fan. Tapi gua bisa putusin Berlin' ucap Rafisky dalam hati cukup tidak waras
"Kepedean, pergi sana. Lin hati-hati," ucap mereka kompak.
"Oke."
"Gak bakal lecet sedikit dah sama gua mah," Berlin Rafisky berjalan kearah parkiran.
"Balik sama siapa Shall?" tanya Fani.
"Ojek online."
"Bareng gua aja, gua dijemput ka Gani."
"Fan, Tafdillah kearah kita," bisik Mishall pelan,
Setelah Tafdillah dihadapan Fani, ia berkata "Fani bisa bicara sebentar."
"Shall pulang duluan aja sama ka Gani, bilang gua diantar Tafdillah."
"Siap," Mishall meninggalkan mereka berdua.
"Mau ngomong apa?" tanya Fani.
"Ngomongnya gak disini."
Fani pun mengikuti Tafdillah yang ingin bicara entah dimana. Sampai di parkiran, Fani kira akan bicara disana namun Tafdillah menyuruh Fani memakai helm tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS
Teen FictionMaafkan typo yang merajalela ? Lu tau rasanya nunggu loading mobile legends? Gak enak kan, kesel, ngomel-ngomel pastinya, tapi tetep lu tungguin kan! Sama halnya dengan gw yang sayang sama lu. Lu cuek, dingin, ngebetein, tapi sayangnya gw ke lu, bis...