Gamers 12

1.8K 75 2
                                    


"Masih pagi Gania, jangan berisik," ucap Fani pelan.

"Iya ka Panin cantik," Gania senyum manis memeluk Fani.

Maulie dengan Gania mempunyai kebiasaan yang sama. Sama-sama gak bisa manggil gw Fani. Gania mah gw maklumin.

Nah kalau Maulie rasanya ingin diapain gitu, biar kalau manggil gw gak usah ditambahin n kan gak enak didengar nama bagus-bagus dipanggilnya fanin. Ngeselinkan untung sayang.

Susah deh kalau mau benci sama yang kita sayang, kebenci apapun tetap aja ujung-ujungnya masih sayang.

Kebiasaan yang Gania lakukan selalu memeluk Fani sebelum pergi ke sekolah, walaupun Fani terkadang bangun kesiangan Gania selalu meminta ke Mama Ayu untuk izin ke kamar Fani untuk memeluk Fani.

Mama Ayu mengizinkannya, Mama Ayu menginginkan anak-anaknya selalu akrab dan selalu menjaga keharmonisan keluarga, bagaimanapun keadaannya.

Gania memang masih kecil, itu bukan alasan untuk tidak mengajarkan tentang keharmonisan keluarga. Keharmonisan keluarga bisa dilakukan dengan hal-hal kecil.

Mama Ayu selalu mengatakan kepada anak-anaknya kita harus menjaga keharmonisan keluarga karena jika didalam suatu keluarga tidak memiliki keharmonisan keluarga, tidak akan terasa nyaman bila berada disana.

Karena keharmonisan tidak bisa dibayar maupun dicari, tapi diciptakan oleh anggota keluarga itu sendiri.

Setelah Gania memeluk Fani, Gania mencium Fani.

"Ka Panin, nanti bawain Gania es cleam ya," mengangkat kedua tangan membetuk isyarat oke.

Fani gak bisa menolak permintaan adik kesayangannya, ia pun mengangguk-anguk kepala tanda setuju dengan permintaan Gania.

"Makasih ka Panin, sayang ka Panin," ucap Gania disertai dengan senyum manisnya diikuti dengan lesung pipi. Gania jalan terlebih dulu keluar rumah.

"Sayang, tolongin Mama ya matiin semua lampu."

"Mama buluan nanti terlambat," teriak Gania dari balik Abang pintu utama.

"Sayang jangan lupa ya," lanjut Mama Ayu menghampiri Gania yang sudah menunggunya.

"Ka Gani cepatan ih, lama banget kayak cewe," dumel Fani meminum susu dan memakan roti bakar selai kaca+ pisang favorit Fani, yang sudah Mama Ayu siapkan untuk dirinya.

"Iya bawel, kebiasaan dah kalau ada maunya," menuruni anak tangga mengambil roti milik Fani.

"Ah elah lu, masih banyak juga rotinya ngapain punya gw dimakan sih," dumel Fani.

"Gw maunya kan punya lu."

"Bodo amat," Fani mengambil roti yang baru.

"Mau ngapain sih lu dateng pagi-pagi?" tanya Gani heran.

"Kebanyakan nanya, ayo buruan," rengek Fani.

"A-iu d-a," Gani susah ngomong gegara roti milik Fani ia hambiskan dalam waktu sekejap, Gani melangkah ke garasi.

"Ya Allah, itu makanan telen dulu," tegur Fani, mengikuti langkah Gani.

GAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang