Gamers 37

879 34 0
                                    

Mendengar ucapan Tafdillah saat istirahat tadi, membuat Maulie ingin menemui Fani. Maulie beranjak ke kelas Fani. Maulie pun mempercepat jalannya, ia berniat menawarkan pulang bareng dengannya.

Maulie sudah berada didepan kelas Fani, pamit Mishall dan Berlin pun terdengar dikupingnya. Saat Maulie memasuki kelas Fani, Maulie beradu badan dengan Rafisky saat ingin memasuki kelas Fani.

"Ngapain sih nih bocah," batin Maulie menatap Rafisky tanjam.

"Apa lo! Emang gua takut sama lo," ucap Rafisky seolah tatapan Maulie terdengar olehnya.

"Minggir elah, emang lo kecil apa!" ketus Maulie.

'kecil lah' batin Rafisky.

"Ngaca apa, yang gendut itu lo bukan gua," bela Rafisky.

"Woi ngalah salah satu apa," kesel Dio.

Akhirnya Rafisky pun mengalah, ia memundurkan langkahnya membiarkan Maulie masuk terlebih dahulu.

"Nah gitu kek dari tadi, kan gak perlu debat," dumel Maulie berjalan ke arah Fani.

Rafisky tidak menanggapi ucapan Maulie, Rafisky pun menyusul Maulie. Rafisky paham maksud kedatangan Maulie ke kelas Fani.

Tetapi kali Rafisky tidak perlu khawatir, sebab Fani lah yang meminta dirinya untuk pulang bareng. Kali ini pasti Rafisky pemenangnya.

"Ka Fani," teriak Maulie.

"Kenapa," ucapan Fani pelan mungkin Maulie sendiri pun tidak mendengarnya.

"Pulang bareng yuk," ajak Maulie.

"Enggak ul pulang barengnya kapan-kapan aja," jawab Fani.

Kali ini sikap Fani berbeda dengan biasanya, padahal sebenarnya ia sangat ingin pulang bareng Tafdillah.

Namun Fani masih memikirkan apakah Tafdillah sama seperti mantannya sebelumnya kebetulan. Sebab mantannya memiliki hobi yang sama dengan Tafdillah.

Fani belum siap makan hati 😅

Fani bahkan pernah bercerita bahwa ia selalu berdoa untuk pulang bersama Tafdillah, tapi saat ini Fani menolak itu semua. Maulie tidak tau apa yang terjadi, disisi lain Maulie tidak berhak memaksa Fani.

Maulie pun keluar kelas Fani, sedangkan Rafisky seperti memiliki batin yang kuat dengan Fani, ia merasakan tanpa Fani berkata sekarang pun.

'apa Tafdillah yang buat lu seperti ini?' batin Rafisky.

"Balik yuk," ajak Rafisky.

Fani pun keluar kelas berjalan disamping Rafisky. Dari kejauhan Tafdillah memperhatikan Fani yang baru saja keluar kelas dengan seorang pria.

'Itu kan rafisky' batin Tafdillah.

Saat ia melihat Maulie sedang berjalan dari kelas Fani menuju ke arah Tafdillah. Beberapa pertanyaan telah Tafdillah siapkan.

Kenapa bisa Fani bareng dengan rafisky?

Jadi selama ini Rafisky pacarnya Fani?

Fani nolak diajak pulang bareng?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang ingin Tafdillah lontarkan semuanya. Maulie membuka pintu mobil, semua pertanyaan yang tadi baru saja di niatkan oleh Tafdillah.

Saat ini ia terlontarkan semuanya, Maulie hanya mengangkat bahu seolah tidak tau apa yang terjadi.

"Di tanya mala ngangkat bahu," ketus Tafdillah.

Maulie berpikir ini kali pertama Tafdillah bisa ketus, muka cueknya bisa terkalahkan dengan ke khawatirannya kepada Fani.

Maulie hanya tersenyum, dan berkata "tanya sendiri aja dah ya, gw gak ngerti persoalannya."

GAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang