Akhirnya Mishall angkat bicara, setelah jam istirahat berdering.
"Muka lu kenapa dah Fan ?" tanya Mishall.
"Fani, Berlin mau nanya boleh gak?"
"Gapapa Shall, nanya apa Lin?"
"Fani, kenal sama yang namanya Rafisky?" senyum-senyum malu.
"Kenal, kenapa?"
"Baik gak?"
"Wah, lu Lin suka sama orang diem-diem aja," seru Mishall.
"Baik ko Lin, Berlin suka?
"Enggak ko, cuma," jawab Berlin gantung.
"Cuma apaan? cuma udah jadian," ledek Mishall.
"Ih, apa sih. Wajar atuh kalau suka sama lawan jenis dari pada Mishall gak pernah suka sama orang," jawab Berlin tak mau kalah.
"Apaan sih emang gak ada yang menarik aja."
"Ah, Berlin gak mau deket-deket Mishall takut nanti Mishall suka sama Berlin."
"Gua hajar lo Lin."
Berlin berlari kearah kantin, sedangkan Mishall mengejarnya. Mau tidak mau Fani berlari mengejar mereka.
Fani memperlambat larinya, ia melihat Tafdillah sedang bermain gadget dipinggir kelas bersama Ashalina. Sedikit kecewa dengan Tafdillah, namun semua itu hak Tafdillah.
Saat ini yang Fani lakukan hanya memperhatikan dari kejauhan. Sungguh malang kisah asmara Fani, tetapi ini awal perjuangannya.
Tafdillah nengok kearah Fani, Fani yang merasa ketauhan. Fani kembali berlari malu, takut,dan kecewa campur aduk perasaannya.
"Fani," panggil Berlin.
Fani berjalan kearah Berlin dan duduk disampingnya.
"Shall, ketoprak sama es teh manisnya ya."
"Siap."
"Menurut Fani Rafisky gimana?" Berlin tidak seperti biasanya, dari cara Berlin berbicara ia benar-benar penasaran akan sosok Rafisky.
"Baik, seru, gokil. Sejak kapan Berlin kenal Rafisky."
"Hmm, belum lama sih baru 2 hari yang lalu."
"Ko gak cerita."
"Tadinya mau cerita tapi pada saat itu Fani gak ada dirumah kata kak Gani Fani lagi main kerumah Tafdillah."
"Hehehe, maaf."
"Tafdillah siapa tuh?" Sambung Mishall.
"Kata kak Gani Tafdillah saudara nya Maulie."
Mishall melihat sosok Maulie yang sedang memesan es teh manis. Di panggilnya Maulie untuk bergabung bersama mereka.
"Maulie."
"Iya la Shall."
"Sini gabung."
Maulie berjalan kearah mereka
"Emang benar Ul, Fani dekat sama Tafdillah?" tanya Mishall penasaran.
"Itu tuh, yang namanya Tafdillah," seru Berlin melihat Tafdillah.
"Tapi kok sama Ashalina sih?" lanjut Berlin.
Maulie hanya melirik Fani yang sedang memasang Tafdillah namun memalingkan pandangan dengan terpaksa.
"Oh iya ya, coba dong Fan ceritain. Kenapa Ashalina yang berduaan sama Tafdillah."
"Gimana gua mau nyeritain gua aja baru tau."
Semenjak kemarin hubungan Ashalina dengan Tafdillah sudah tidak ditutup-tutupi lagi semuanya sudah tau bahkan satu gedung sekolah.
"Ko bisa?" tanya Mishall penuh tanya.
"Udah ka gak usah di bahas dulu. Sayang makanannya didiemin," ngeles Maulie yang merasakan bagaimana berada diposisi ka Fani saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS
Teen FictionMaafkan typo yang merajalela ? Lu tau rasanya nunggu loading mobile legends? Gak enak kan, kesel, ngomel-ngomel pastinya, tapi tetep lu tungguin kan! Sama halnya dengan gw yang sayang sama lu. Lu cuek, dingin, ngebetein, tapi sayangnya gw ke lu, bis...