Gamers 21

1.1K 47 0
                                    

Sontak membuat Fani, ingin berkata kasar. Namun, Fani mengurungkan niatnya.

'kenapa sih Lin, kita jatuh cinta pada pria yang sama, seperti di dunia ini cuma dia doang' batin Fani.

Tidak ada yang tau hancurnya hati Fani. Saat dia mengincar seseorang, orang itu lebih dekat kepada temannya sendiri.

Mau marah tapi gw bukan siapa-siapa, mau diemin aja tapi hati gw nyeri banget. itu lah yang Fani rasakan saat ini.

Elina menyambut kedatangan para tamu dari atas panggung. Elina memulai acara potong kue, Elina memanggil Tafdillah untuk menemani dirinya.

Tafdillah yang sedang bermain mobile legends, awalnya tidak mendengar. Arvino menyenggolnya, Tafdillah berjalan menuju ke panggung, untuk menemani Elina potong kue.

Elina sangat bahagia. Bukan sebuah nyanyian ulang tahun dari teman-temannya, bukan juga karena banyaknya orang yang hadir tapi karena Tafdillah.

Tafdillah yang selalu ada saat dirinya bertambah usia. Sampai saat ini belum ada yang membuat Tafdillah menjadikan Elina kedua. Seolah-olah mereka pacaran.

Disisi lain seseorang merasakan kebalikan dengan Elina. Seseorang itu Fani, ternyata Fani hanya bermimpi untuk bisa bersama Tafdillah.

Fani berpikir saingannya hanyalah Berlin, ternyata Elina juga. Saingan terberat Fani adalah Elina, Tafdillah langsung keatas panggung saat Arvino menyenggolnya.

Mau marah tapi gw bukan siapa-siapa, mau diemin aja tapi hati gw nyeri banget. itu lah yang Fani rasakan saat ini.

Yaps dua kali, pengen marah tapi bukan siapa-siapa, bahkan Tafdillahnya aja belum tentu kenal gw.

Fani nambah males berada di acara ini, ia gak sanggup melihat keromantisan apa lagi yang dilakukan. Fani berjalan menuju taman hotel terlihat sepi, Fani duduk ia memandang ke atas langit.

Fani menangis lagi-lagi ia harus mengeluarkan air matanya. Padahal tadi ia hanya sedih melihat Tafdillah bersama Berlin. Namun, harapan Fani untuk bersama Tafdillah sangatlah kecil, kecuali seizin Allah.

Fani menatap langit betapa kecilnya, Fani memejamkan matanya. Mengontrol semua emosinya, supaya lebih tenang namun tidak ada hasilnya. Fani tetap menangis seolah sudah berkenalan lama dengan Tafdillah dan tidak ingin kehilangan Tafdillah.

Seandainya Fani sekuat Maulie, pasti ia tidak akan nangis seperti ini. Maulie cewe terkuat yang Fani kenal, dia bisa menyembunyikan semua perasaan yang ia alami.

Dia juga bisa mengubah perasaannya dengan membuat senyum palsu, seolah-olah orang lain berfikir ia tidak pernah punya masalah dalam hidupnya.

Seketika Fani ingat saat itu Maulie diputusi Arvino. Menurut Fani alasan yang Arvino berikan kepada Maulie tidak masuk akal. Maulie sempat nangis, kejadian itu pulang sekolah. Maulie langsung meminta Fani untuk menemani dirinya ke toko buku.

Setelah sampai di toko buku, Maulie terlihat biasa aja seolah-olah ia tidak apa-apa. Fani yang heran menanyakan kepada Maulie.

Kenapa dia gak sesedih perempuan yang di putuskan pacarannya. Sampai Fani pernah berfikir, Maulie tidak mencintai Arvino. Namun, dugaan Fani salah.

Sebab, Maulie tidak punya alasan untuk meminta Arvino untuk bertahan. Karena, Maulie tidak ingin pacaran dengan Arvino hanya membuat dirinya tertekan.

'Sesuatu yang dipaksakan tak akan bertahan lama. Walaupun itu sakit tapi lebih baik sakit diawal daripada lagi sayang-sayangnya mala di tinggalin.. nanti juga balik lagi kalau dia sadar'

Kalimat itu yang selalu berada di benak Maulie. Terbukti kini Arvino selalu mengejar Maulie, Arvino baru sadar bahwa dia meninggalkan berlian demi sebuah perak.

Maulie memang masih sayang tapi tidak semudah yang dibayangkan Arvino. Buktinya sampai saat ini mereka belum balikan.

GAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang