Gamers 26

1K 42 0
                                    

"jangan lari-lari gitu dong sayang nanti jatuh."

"Iya Tan."

Fani berhenti mengejar Maulie, Fani menghampiri tante Aminah yang terlihat sedang memasuki kue-kue, sedangkan Maulie pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum.

Sebenarnya Fani gak tau mereka mau kemana, dan tidak memikirkan. Fani begitu bersyukur bisa memperhatikan Tafdillah dari dekat seperti sekarang ini.

"Fani, mikirin apa? salah tempat itu," tegur Aminah sadar Fani tidak fokus.

"Maaf tante."

"Makanya jangan mikirin Tafdillah mulu," celetuk Maulie mendapat tatapan tajam dari Fani.

"Ayo kita jalan sekarang."

"Emun ayo, jangan main hp mulu,"

☘☘☘

Minggu sore Fani pulang diantar oleh Tafdillah, sebab Maulie beralasan ingin membantu mamanya. Tafdillah tidak punya pilihan lain jika mamanya sendiri pun ikut menyuruh dirinya.

Tafdillah mengambil kunci motor milik Maulie, namun Tante Aminah memberi kunci mobil kepada Tafdillah "kamu bawa cewe masa bawanya motor."

Tafdillah menaru kunci motor Maulie diatas meja dan mengambil kunci mobil yang diberikan Mama Aminah. Tafdillah pun pamit dengan mamanya dan segera bergegas keluar.

Sedangkan Fani pamit kepada Tante Aminah, Tante Aminah sangat menyukai sosok Fani dan Tante Aminah akan membuka pintu lebar - lebar jika ada kesempatan Fani mampir kesana.

"Pulang dulu ya Tan," Fani mencium tangan Tante Aminah dan tante Ayurizky.

Jangan heran jika Fani memanggil nama Maulie Tante Kiki maupun Tante ayu terkadang ia ingat dengan nama mamanya.

"Iya, hati - hati ya sayang."

Maulie melihat Fani akrab dengan Tante Aminah peluang bagus untuk Fani mendekati Tafdillah.

Tafdillah yang sedari tadi sudah didalam mobil, disusul oleh Fani. Didalam mobil seperti biasa tidak ada percakapan apapun, Fani ingin membuka percakapan, namun takut mengganggu konsentrasi Tafdillah.

Namun, Fani memberanikan diri memulai percakapan. Sebab,ia tidak langsung kerumah melainkan ke rumah Rafisky, "Tafdillah nanti pas di perempatan belok ke kanan ya."

"Kenapa belok kanan?" tanya Tafdillah menatap Fani sekilas dan kembali fokus ke jalan.

"Hmm, mau kerumah teman."

Keheningan pun terjadi lagi, keheningan itu terjadi sampai dirumah Rafisky. Fani membuka pintu dan berterima kasih sama Tafdillah. Fani segera menghampiri Rafisky yang telah menunggunya di depan pagar.

"Itu siapa?" tanya Rafisky posesif.

"Kepo, bukan siapa - siapa," ucap Fani santai.

"Fan, jangan bilang dia yang udah ngebuat lo ngelupain idola lo sejenak?"

Fani tidak mengerti apa yang salah dari Rafisky, " ky gw kesini justru mau minta maaf tapi lo-nya kayak gini, mending gw pulang dah."

"Iya iya maaf, gw kan khawatir Fan."

"Ky, gak usah sok khawatir sama gw. Mending anterin gw pulang."

"Udah gini doang?" tanya Rafisky.

"Iyalah, gw pikir lu baik - baik aja."

"Gak mau mampir dulu."

"Gak ah anterin gw pulang, salam aja buat Tante Ina."

GAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang