GAMERS

Gamers 56

"Assalamualaikum," ucap Maulie masuk kedalam rumah, terlihat sepi hanya ada Tafdillah diruang keluarga.

"Wa'alaikumsalam."

'Bahas sekarang aja kali ya mumpung mama sama tante lagi diluar,' ucap Maulie dalam hati

"Mun mau lo apaan sih?" tanya Maulie.

"Maksudnya?" Tafdillah tidak sedikit pun melihat Maulie yang sedang bicara. Menurut Tafdillah yang dibicarakan Maulie tidak penting. Maulie kesal dengan kelakuan Tafdillah yang selalu seperti itu, seperti biasanya Maulie mengambil handphone milik Tafdillah.

"Rese banget dah lo,ngambilnya handphone mulu."

"Bodo amat."

"Mau ngomong apaan sih lo."

"Sebenarnya lo mau apa sih dekat sama ka Fanin?"

"Gak mau apa-apa. Emang kenapa ada yang salah?"

"Baru keliatan beberapa kesalahan dari lo."

"Apa?"

"Yang pertama kalau emang gak bisa balas cinta ka Fanin minimal gak usah bikin sebuah harapan semu. Yang kedua gara-gara lo ngajak jalan ka Fanin, dia dikatain cewe murahan sama Elina.

"Iya apa?"

"Iya, kagak percaya banget dah. Padahal ka Fanin cuma suka sama lo, ngarepin lebih aja gak pernah kepikiran karena lo masih jadi pacar Ashalina tapi mala dikatain cewe murahan , padahal yang ngajak lo kan."

"Wah ko parah sih, harus minta maaf nih gua."

"Haruslah."

"Jujur Ul, gua lebih nyaman sama Fani tapi disisi lain gua gk bisa mutusin Ashalina," ucap Tafdillah bingung.

"Maksudnya gk bisa mutusin Ashalina gimana, terus mau dua-duanya gitu," ucap Maulie heran.

"Ya gak juga lah."

"Entar gua bantui putus sama Ashalina."

"Serius?"

"Iya nanti abis mandi."

"Siap."

Tafdillah mencoba menelpon Fani sepertinya yang mengangkat bukan Fani, suaranya berbeda dari biasanya.

"Gak tau malu lo ya."

"Faninya ada?"

"Gak ada."

"Fani kemana?"

"Keluar."

"Keluar mana?"

"Nanya mulu lo. Mau ngapain sih?"

"Gua cuman mau minta maaf sama dia."

"Dia benci sama lo bahkan gak mau ketemu sama lo dan lo gak usah ganggu dia lagi."

Mishall yang mengangkat telpon dari Tafdillah langsung mematikan handphone Fani dan meletakan ditempat semula.