Gamers 48

855 28 0
                                    


"Ko gua nyesel ya Ul," ucap Fani tanpa sadar air matanya telah membasahi pipi.

"Nyesel kenapa ka?"  tanya Maulie. Tangannya menghapus air mata Fani.

"Nyesel suka sama Tafdillah."

"Gegara dia punya pacar?" tanya Maulie lagi.

"Itu alasan yang kedua, alasan pertamanya; seharusnya gua gak suka sama dia. Kalau lu jadi gua lu ngelakuin apa Ul ?" tanya Fani balik.

"Perlahan mundur."

"Maunya sih gitu."

"Kalau gak bisa pelan-pelan aja ka, jangan dipikirin banget nanti yang ada depresi."

"Jadi relain aja nih Tafdillah sama Ashalina?"

"Seterah ka Fanin, mau tetep bertahan apa ikhlasin. Yakin deh wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik."

"Emang dia gak baik?"

"Ih bukan gitu, kali aja kan ka Fanin ngerelain dia dapet yang lebih baik."

"Gimana sih caranya ngerelain?"

"Cari di google ka."

"Gak ada kuota."

"Yang pertama jangan stalking sosmednya Tafdillah mulu."

"Yang kedua jangan liat snapnya, pokoknya ka Fanin jangan cari tau tentang kesehariannya dia."

'padahal baru pengen berterima kasih pada snap yang bisa memberitahu ku tentang keseharian yang kamu lakukan tanpa perlu bertanya terlebih dulu sebab aku tak punya alasan untuk menanyakan tentang keseharian mu'

"Yang ketiga jangan ngechatt dia."

"Blokir aja semua sosmednya, biar cepet lupa."

"Jangan ketahuan banget ngejauhnya."

"Berlin, ini gua ama Rafisky gak disuruh masuk," dumel Mishall yang berada di samping Rafisky.

"Eh, maaf maaf," Berlin pun membiarkan mereka berdua masuk sedangkan Berlin menutup pintu utama.

"Ngomongin guanya serius banget," ucap Rafisky pede.

"Pede banget lu," Maulie mengambil bantal setelah itu melempar kearah Rafisky.

"Sakit ih."

"Alay,"kesel Maulie.

"Ky, ditungguin ka Gani noh," seru Fani kalau tidak dipisahkan mereka ribut terus.

"Dimana?"

"Di kamar."

"Okey, jangan marah-marah mulu lu Ul. Ntar sayang sama gua repot lagi," ledek Rafisky sebelum beranjak ke kamar Gani.

"Sini ngomong deketan."

"Gua tampol lu ya."

"Mau dong ditampol sama kamu."

"Ky, pacaran mulu sini mabar sama  gua," teriak Gani dari dalam kamarnya.


GAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang