Setelah selesai bermain dengan kelinci Fani. Mereka berdua memutuskan untuk salat ashar, karena azan telah berkumandang.
Mereka berjalan menuju kamar Fani, mata Mishall mencari-cari sosok Gani. Mereka menaiki anak tangga .
Mishall ingin sekali menanyakan tentang Gani, tetapi Mishall takut kalau Fani akan bilang kepada Gani.
"Gw duluan yang salat apa lu duluan nih," tanya Mishall.
"Berjamaah aja, kan mukenah nya ada dua" ucap Fani mengambil air wudhu. Sedangkan, Mishall merebahkan badannya diatas kasur milik Fani sebentar.
Setelah Fani selesai berwudhu, Mishall memasuki kamar mandi. Fani, menunggu Mishall, karena mereka akan salat berjamaah.
Fani membuka pintu, memanggil Gani. Menyuruh Gani menjadi imam salat, Gani pun menyetujui. Gani langsung mengambil air wudhu dikamar mandinya. Setelah itu Gani kembali lagi ke kamar Fani.
"Sorry Fan, lama ya?" tanya Mishall saat membuka pintu.
Mishall tercengang melihat ke arah Fani dan seseorang disampingnya yaitu Gani. Mereka berdiri dengan posisi salat berjamaah, Fani dibelakang Gani.
"Ko mala bengong, ayo masuk ke barisan," ucapan Gani membuat Mishall salah tingkah.
"Eh iya i-ya."
Gani membaca ayat-ayat pendek dengan suara yang merdu, bila siapapun yang mendengarnya pasti akan kekagum-kagum padanya, namun Mishall tetap dalam keadaan khusyuk.
Setelah selesai, Fani mencium tangan Gani. Sedangkan, Mishall hanya bersaliman tapi tidak menyentuh tangan Gani.
Mishall bersaliman dengan Fani dengan berpeluk dan sedikit bisikan "jadilah sahabat gw, dunia akhirat," ucapan itu yang keluar dari mulut Fani.
Fani melipat sajadah dan mukenah nya, begipun dengan Mishall. Fani yang melihat Gani memperhatikan Mishall dengan mata yang tak berkedip sedikitpun.
"Gan, liatin teman gw biasa aja dong. Mau gw kenalin gak?" ledek Fani.
"Apaan sih, udah kenal namanya Mishall kan."
"Lah ko lu tau, udah kenalan emangnya?" tanya Fani heran.
"Udah tadi," ucap Gani keluar kamar Fani.
"Kapan kenalan sama ka Gani? ko bisa." tanya Fani heran.
"Tadi pas gw kesini, ka Gani kakak kandung lu Fan?" tanya Mishall memastikan.
"Iya emang ngapa?"
"Perasaan setahun yang lalu gw kesini gak ada kakak lu."
"Iya kan dia pindahan dari Turki."
"Ko beda sih, gantengan dia?" pertanyaan retorik keluar dari bibir munyil Mishall.
"Seterah lu, udah tau gw cewe mala disamain sama dia."
"Berlin gak jadi kesini kali ya?" tanya Fani.
"Entahlah." Mishall merebahkan tubuhnya di kasur Fani yang empuk.
"Coba aja telpon," lanjut Mishall.
Fani menghubungi Berlin, tersambung tetapi tidak ada yang menjawab. Berulang kali tidak ada jawaban membuat Fani merebahkan tubuhnya di samping Mishall.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS
Teen FictionMaafkan typo yang merajalela ? Lu tau rasanya nunggu loading mobile legends? Gak enak kan, kesel, ngomel-ngomel pastinya, tapi tetep lu tungguin kan! Sama halnya dengan gw yang sayang sama lu. Lu cuek, dingin, ngebetein, tapi sayangnya gw ke lu, bis...