hanjun berjalan memasuki rumah megah dan mewah miliknya melewati ayah dan ibunya yang sedang duduk di meja makan untuk bersiap makan malam
"hanjun mamah mau bicara sama kamu!!" ucap ibu hanjun menghentikan langkah hanjun
"aku cape" ucap hanjun lesuh lalu berjalan lagi tanpa memperdulikan ibunya
"ini tentang adik mu!!" mendengar itu hanjun langsung menghentikan langkahnya saat ia mendengar tentang adiknya, lalu dia berbalik dan mendekati ibu dan ayahnya
"ada apa dengan pria idiot itu?" ucapnya tanpa basa basi
"hanjun jaga ucapan mu! dia adik kandung kamu?!!" geram ayah hanjun
"lalu? apa yang harus aku lakukan, apa aku harus merelakan orang yang aku cintai lagi demi orang idiot seperti dia?"!!" ucap hanjun penuh emosi
"cukup sabar hanjun kecil menahan cemooh dari orang-orang karna dia" lanjutnya
"hanjun, ibu dan ayah sudah sepakat akan membawa taejun kerumah ini" ketus ibu hanjun
"apa?!!" kaget hanjun
"aku tidak setuju" tolak hanjun
"terserah, kamu mau setuju atau tidak kita akan tetap membawa taejun kerumah ini, sudah cukup lama dia dirumah sakit hanya untuk ke egoisan mu hanjun" ucap ibu hanjun tak mampu membendung air matanya lagi
"bahkan aku dari kecil sampai umurku sebesar ini selalu mengalah demi dia, tapi kalian tak menghiraukan ku sama sekali" hanjun tersenyum kecut
"cukup hanjun?!!" triak ibu hanjun tak tahan lagi
"apa kamu tidak bisa berhenti mengingat masalalu mu itu? apa kamu pernah berfikir begitu sulitnya taejun hidup dalam penyakit yang dia derita? kenapa sikap egoismu selalu membabi buta semuanya hanjun?!!" triak ibu hanjun
"oke, aku akan trima taejun di rumah ini, tapi dengan satu syarat" tegas hanjun kemudian
"apa itu?" tanya ayah hanjun
"ijinkan aku menikah dengan siapapun tanpa memikirkan statusnya" ucap hanjun lagi
"oke ayah setuju"
"selagi dia baik untuk mu ibu juga akan setuju" ucap ibu hanjun memelankan suaranya
"oke, kapan taejun datang?"
"besok kita akan menjemput taejun" ucap ayah hanjun,
pria itu lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya tanpa memperdulikan orang tuanya lagi
hanjun membanting tubuhnya keatas ranjang king size nya dengan mata tertutup hanjun menarik nafas lalu membuangnya kasar tapi entah kenapa bibir hanjun terulas tanpa ia sadari saat mengingat gadis yang bersamanya hari ini terlintas di pikiannya, hanjun beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi
beberapa menit kemudian hanjun keluar dengan handuk yang melilit di pinggang memperlihatkan tubuh tegap, dada bidang dan dipenuhi otot, pria sempurna dengan paras tampan tatapan mata yang tajam dan bentuk bibir yang tipis tapi tegas jika hanjun tersenyum orang yang melihatnya tak akan memalingkan pandangannya dari lelaki ini sedikitpun, mungkin itu berlebihan tapi itu kenyataannya
saat hanjun kalut dalam pikirannya suara handphone miliknya berbunyi
"shit" ketus hanjun kesal karna merasa waktu istirahatnya terganggu
"ada apa?" tanya hanjun tanpa basa-basi
". . . ."
"meeting lagi?!!" dengus hanjun kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO Is Devil Ice
Romance*HANA STEFANNY* ketika sebuah kebohongan berubah menjadi cinta. dan begitu pula sebaliknya ketika cinta harus ditutupi oleh kepalsuan yang merugikan pemilik cinta itu sendiri. dan bodohnya aku yang terjebak dalam cerita cinta rumit yang entah kapan...