24

3.3K 138 8
                                    

🏂🏿🏂🏿🏂🏿

Hanjun POV

Aku berjalan kesal menuju kamarku mendengar jawaban gadis itu saat membicarakan Reyhan.

Bahkan aku meninggalkan kerjaanku hanya untuk mengantar makanan untuk gadis itu tapi dia malah entah kemana, alasan tidak logis dia jadikan senjata untuk menjawab pertanyaanku,

Lebih baik aku mandi untuk menenangkan diri dan emosi yang entah bagaimana awalnya ini.

Akhir-akhir ini wanita itu menjadi salah satu alasanku membenci pria yang dekat dengannya, mungkin hanya karena dia berperan sebagai istriku dan aku tidak suka orang lain mendekatinya ya hanya itu, bukan cinta ataupun sebagainya aku tidak percaya.

Setelah mandi aku keluar untuk mengambil minum kedapur, dan gadis itu sedang sibuk memotong sayuran, 'cantik' entah kenapa kata-kata itu muncul di pikiran ku.

"Sedang apa kau?" Tanyaku dingin

"Masak, bukankah kau lapar?"

"Kau kemanakan makanan yang tadi di meja?"

"Aku makan" ucapnya polos

"Apa?!" Kagetku, bukankah itu makanan tadi siang lalu kenapa dia masak sekarang

"Lalu buat apa kau masak?"

"Untukmu" ucapnya menatapku

Tatapan itu entah membuat jantungku sedikit berpacu lebih cepat, mungkin hanya kebetulan tidak lebih.

"Aku tidak lapar" bohongku

"Kau yakin?"

"Iya" dan sialnya perutku ikut berbunyi seakan dia protes meminta jatahnya, karna sejak siang aku memang belum makan

"Kau lebih baik tunggu disitu, sebentar lagi matang" ucapnya tanpa niat menertawakan ku atau mengejeku, aku hanya menuruti permintaanya duduk menunggu dia menyelesaikan masakannya.

Wangi masakannya aku suka, aku terus memperhatikanya saat memasak karna itu point plus dari wanita itu, dia sangat jauh lebih cantik saat memasak.

"Kau sedang apa?" Tanyanya

"Aku sedang melihat cara mu memasak" elaku

"Tenang, aku tidak ada stok racun jadi makanan ini aman" ucapnya lagi mengambilkanku pirin mengisinya dengan nasi dan lauk yang dia buat, kalian tau menurutku dia sangat-sangat serius dengan perannya sebagai istri.

"Aku tidak percaya" lalu aku ambilkan piring lagi untunya mengisi nasi dan lauk untuknya lalu menaruhnya di sampingku

"Makan"

"Aku sudah kenyang"

"Jadi kau benar memakan makanan tadi siang?" Tanyaku heran

"Iya" sontak aku menoyor kepalanya pelan

"Itu sudah tidak bagus lagi, nanti kamu bisa sakit perut"

"Tidak, aku sudah biasa"

"Apa yang belum biasa bagimu?!" tanyaku kesal

My CEO Is Devil IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang