⛷️⛷️⛷️Hana POV
Hanjun membuka pintu apartemennya dengan muka datar dia memasuki ruangan yang aku yakini adalah kamarnya tanpa memikirkan aku disini cengo harus berbuat apa,
Aku lebih memilih duduk di sofa tanpa melakukan kegiatan apapun hanya merenung melihati sekeliling ruangan ini.
Lalu aku mendengar suara pintu terbuka dan aku yakin dia adalah hanjun yang sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian longgar dan celana pendeknya jangan lupa rambut acak-acakan yang lagi-lagi membuatku sedikit terpesona, ingat hanya sedikit!!.
"Ini kamarmu mulai sekarang" ucap hanjun membuka pintu kamar di sebelah kamarnya, lalu aku menghampirinya dengan menyeret koper milikku
"Apa kau suka?"
"Malah Ini terlalu besar untukku"
"Syukurlah kalo kamu suka" ucap hanjun lalu berlalu pergi minggalkan Hana sendiri di kamar itu, dan ada yang harus di ralat dari ucapan hanjun tadi bukankah aku tidak bilang menyukai kamar ini ya, aku hanya bilang ini terlalu besar untukku. jelas aku lebih menyukai kamar kecilku di rumah.
"Aku kekantor dulu" ucap hanjun membuat Hana mengikutinya menuju pintu keluar
"Bukankah kau masih cuti?"
"Ada meeting dadakan hari ini"
"Oh" lalu aku berinisiatif menyalami tangannya
Dan tatapan itu muncul lagi, tatapan yang membuatku menarik kembali tanganku
"Hati-hati" hanya itu yang aku ucapkan tanpa menjawabnya dia pergi begitu saja.
"Mengapa sifatnya berubah sangat derastis"
"Apa taejun yang membuatnya seperti ini? Apa salah pria itu sampai hanjun berubah seperti itu"
Saat aku bergulat dengan fikiranku sendiri ponsel ku bergetar ada telfon masuk
tante Stella is calling....
"Halo ibu" jujur aku sangat canggung saat memanggilnya ibu
"Apa kau sedang bersama hanjun?" Kenapa dia tiba-tiba menanyakan hanjun, bukanlah dia bisa menelponnya langsung
"Tidak, hanjun sedang ada meeting baru saja berangkat tadi Bu"
"Bisa kau datang kesini? Ibu ingin bicara" apa ini sangat penting sampai-sampai harus datang kesana ya
"Tapi Bu, aku tidak tau jalan dan aku juga gak punya uang untuk membayar ongkosnya"
"Ibu akan mengatar supir untuk menjemputmu"
"Tapi Bu, aku harus izin kepada hanjun dulu" tak ada suara lagi dari sebrang sana
"Hallo Bu?" Ucapku lagi untuk memastikan
"Bu?" Ternyata sudah terputus saat aku melihat ponselku
Aku kekamar mandi untuk membersihkan diri lalu mengambil tas kecil yang tadi aku pakai untuk bergegas keluar menunggu jemputan dari ibu mertuaku
Lagi-lagi ponselku berbunyi, kali ini pesan dari hanjun
"Jangan berani keluar tanpa seizinku!!"
"Tadi ibumu menyuruhku kerumah"
"Jangan keluar?!!"
"Tapi aku bilang apa nanti"
"Aku sudah menelfonya, jangan pergi lebih baik kau istirahat"
Lalu aku kembali lagi masuk ke apartemen, sangatlah menyebalkan bukan? Aku merasa di permainkan oleh anak dan ibu ini.
Dan aku terduduk di ranjang besar dari kamar yang hanjun berikan untuk ku, bosan? Jangan tanya lagi jawabannya pasti iya andai aku bisa memilih aku lebih baik bekerja bertemu Reyhan akan membuat moodku sedikit lebih baik tapi hanjun melarangnya jangankan kerja hanya untuk keluar apartemen pun aku dilarang, sebenarnya apa maksud pria itu bukankah perjanjiannya aku akan bebas melakukan apapun saat tidak bersamanya tapi ini dia jauh pun aku merasa sangat tertekan.
Ding dong. . .(suara bel)
Bunyi bel membuyarkan lamunanku tentang hidup membosankan yang sedang aku jalani ini.
"Kau sudah pulang?" Tanyaku saat membuka pintu karna aku fikir itu adalah hanjun
"Kau memang patuh sebagai istri" ucap Tante Stella
"Maaf bu, hanjun melarangku pergi" ucapku tidak enak
"Aku tau, dia menelfonku" aku hanya mengangguk tanda mengerti
"Kau ingin tau, mengapa suamimu sangat membenci taejun Kakanya bukan?" Lanjutnya tanpa basa-basi,
aku jadi tau sifat hanjun menurun dari siapa. keras kepala dan tegas, aku rasa dia menuruni ibunya.
"Tapi hanjun melarangku untuk mengungkit tentang Kakanya Bu" ucapku sungkan
"Apa kau tidak ingin tau tentang alasannya?"
Jujur aku sangat penasaran tentang pria yang terbilang abnormal di rumah hanjun itu, tapi hanjun Sangat benci jika membahas tentang nya.
"Lebih baik ibu duduk dulu, aku bikinin minum" Tante Stella duduk, aku pergi ke dapur untuk membuatkannya teh hangat
Saat aku mencari gula yang entah dimana letaknya karena kali pertama aku menempati tempat ini tiba tiba Tante Stella memulai pembicaraan.
"Hanjun dan taejun dulunya berkelakuan baik-baik saja, sampai pada suatu hari hanjun tidak sengaja memecahkan guci kesayanganku, lalu aku reflek membentaknya dan dia pergi dari rumah dengan air mata yang terus mengalir dan tangis kencang khas anak-anak, taejun berusaha mengejar hanjun sedangkan aku hanya diam mengatur nafasku karna emosi dan merasa bersalah kepada hanjun yang waktu itu umur mereka masih 5 tahun" aku mendengarnya jadi tertegun sampai-sampai membuka tutup tepat gula pun sangat lama
"Hana apa kau mendengarkan ku?" Panggilan Tante Stella membuatku buru-buru menyelesaikan membuat teh nya dan bergegas menghampirinya
"Lalu yang membuat taejun seperti sekarang kenapa?" Aku pun yang tadinya enggan untuk membahas kini menjadi penasaran, Persetan dengan pria yang sekarang berstatus suamiku itu.
"karna terus-terusan menangis hanjun sampai tidak sadar ada mobil di depannya melaju tidak terarah seperti kehilangan kendali hampir menabraknya, taejun dengan sigap mendorong hanjun agar adiknya tidak tertabrak tapi naasnya dia tidak sempat menyelamatkan dirinya sendiri. hingga dia yang harus tertabrak oleh mobil itu, saat mendengar triakan bi Mira saya langsung keluar dan melihat keadaan taejun, kebencian saya pada hanjun bertambah saat apa yang dia lakukan membuat korban. tanpa memperdulikan hanjun saya langsung membawa taejun buru-buru ke rumah sakit bersama bi mira"
"Lalu hanjun kecil, ibu biarkan sendirian?" Tanyaku penasaran
Tbc..
Vote comment jangan lupa yaa😊.
Biar ceritanya cepet up lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO Is Devil Ice
Romance*HANA STEFANNY* ketika sebuah kebohongan berubah menjadi cinta. dan begitu pula sebaliknya ketika cinta harus ditutupi oleh kepalsuan yang merugikan pemilik cinta itu sendiri. dan bodohnya aku yang terjebak dalam cerita cinta rumit yang entah kapan...