part 28

811 44 6
                                    


Sekian lama aku semedi akhirnya bisa up jugaa😁.

🤸🤸🤸

HANA POV

"Naiya, aku akan coba meyakinkan hanjun. Dan aku rasa urusanmu sudah selesai dengan ku, mungkin istirahat di rumah jauh lebih baik untukmu" ucapku datar.

'apa yang aku lakukan untuk hanjun ini benar?'

Terus kalimat itu terulang di dalam otakku awalnya aku yakin tapi setelah hanjun mengucapkan kata terserah seakan hatiku tersayat entah mengapa, entah apa yang di fikirkan semuanya seakan-akan semu memilih antara dua pilihan yang keduanya Sama-sama. Tidak ada untungnya bagiku bukan?

Cepat atau lambat hanjun juga akan meninggalkanku. Pernikahan kita berbeda dengan pernikahan sakral lainnya, pernikahanku hanya tipudayanya.

"Kamu benar Hana, semangatt!!" Ucapku menyemangati diri lalu berjalan menuju kamarku untuk tidur.

Saat aku terlelap tidur suara dentuman pintu tertutup dengan kencang

"Apa itu hanjun?" mataku melirik jam kecil di meja samping kasurku

"Pukul 02.35"

"Apa dia baru pulang"

Lalu aku keluar untuk mengecek, dia terduduk di depan tv dengan sedikit terbata aku mulai berbicara padanya

"Apa kau marah denganku?" Tanyaku mendekatinya

"Aku melakukan semua itu untukmu"

"Aku tau, naiiya masih ada di hatimu"

"Dan pernikahan kita hanya perantara antara kau dan naiiya kan?" Tanyaku lagi

"Kau tidak tau apa apa" ketusnya

"Aku tau"

"Apa yang kau tau tentangku, hah?!" Dia mulai emosi dan berdiri menatapku dengan mata sayu

"Apa kau mabuk?"

"apa yang kau lihat dariku sekarang?"

"Kau mabuk Jun?"

"Tidak, aku tidak mabuk sama sekali"

"Aku hanya setres, memiliki istri yang rela menyewakan suaminya sendiri" lanjutnya lagi

"Hah?" Kagetku mendengar hanjun berbicara seperti itu

"Apa maksudmu?"

"Bukankah kau bilang, ingin belajar menjadi isrti baik melalui ku?"

"Tapi kau malah menggadai suamimu sendiri" lanjutnya lagi

"Aku tidak bermaksud seperti itu, itu aku lakukan untuk dirimu"

"Kau yakin?"

"Iya, coba kau tanya hatimu. Apa dia rela?"

"Apa?" Ucapannya kali ini membuatku tertegun sedikit sesak di hatiku pun mulai muncul lagi

"Dia rela ko" tegarku

"Keras kepala" ucapnya lalu menarik tanganku dan menciumku, tak ada pergerakan apapun

'perasaan apa ini' seketika jantung berdetak kencang.

'itu hanya karna aku jarang mendapatkan hal seperti ini, Hana tidak lebih' aku burusaha berfikir positif.

"Aku tidak merasakan apapun" ucapku menjauh darinya

"Aku antar kau kekamar, aku rasa ku banyak minum"

"Tidak perlu?!" Tegasnya menepis tanganku kasar.

Lalu berjalan gontai sampai dia tersandung kaki meja dan kepalanya membentur kursi cukup keras

My CEO Is Devil IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang