PART 1

9.7K 204 20
                                    


"Not bad!"

Senyum bangga Flora merekah melihat hasil jepretan kamera digitalnya. Dia kembali mengarahkan kamera disekitar balkon rumah dan melihat seekor burung yang baru saja mendarat di pagar besi sedang mengepakkan sayapnya yang basah terkena gerimis. Dengan hati-hati dan nyaris tak bersuara, Flora mulai menyipitkan sebelah matanya, mengatur lensa dan mengarahkannya kearah si burung. Telunjuk kanannya bersiap memencet tombol. Dan,

"Flo. Flora sayang."

Suara seseorang diikuti gesekan pintu kaca yang terbuka mengagetkan Flora. Burung yang belum sempat difoto pun akhirnya terbang.

"Yah terbang. Mama kebiasaan deh suka ngerusak moment."

Flora memanyunkan bibir seraya membenarkan posisi duduk di kursi santai. Mamanya hanya terkekeh sebelum mengecup kening Flora lalu duduk disebelah putrinya.

"Maaf sayang. Mama mana tau kalau kamu lagi dapat moment?"

Flora merebahkan kepalanya ke paha sang mama sambil memainkan kamera.

"Mama tumben udah dirumah. Sekarang 'kan belum jam pulang kantor?"

"Iya, mama pengen pulang cepet, capek tadi seharian meeting."

"Oh iya, sayang. Kamu itu pengen jadi designer atau fotografer seh? Kok akhir-akhir ini sibuk sama kamera." Imbuh Dina mengusap rambut putrinya.

"Jadi designer itu passion Flo, Ma. Kalau fotografi cuma hobi. Mumpung udah lulus sekolah dan masuk kuliah masih tiga bulan lagi, makanya Flo puas-puasin nyalurin hobi."

"Sayang, kamu udah prepare buat liburan ke pulau Seribu besok?"

"Udah kok ma."

Percakapan hangat ibu dan anak itu terganggu dengan suara mobil yang baru masuk pekarangan rumah. Dina meletakkan kepala Flora dan melihat siapa yang datang.

"Itu mobil Zaki, Flo. Kamu ada janji sama dia?"

Flora yang masih tiduran menoleh kearah mamanya yang masih berdiri dipinggir pagar balkon.

"Enggak ma. Mau ngapain ya Zaki kesini? Tumben nggak ngabarin Flo dulu."

"Ya udah kamu temui sana, kali aja ada yang penting."

Flora meletakkan kameranya di meja belajar sebelum keluar kamar. Ia menuruni tiap anak tangga lalu menemui Zaki yang sudah duduk diruang keluarga.

"Hai ay, lagi ngapain?"

"Lagi nyantai aja di kamar. Kamu tumben kesini nggak ngabarin dulu?" sahut Flora sambil duduk di sofa.

"Aku cuma mau ngasih tau kalau besok aku nggak bisa ikut liburan."

"Loh, kenapa? Kok mendadak seh ay?" sambar Flora, kembali menutup toples keripik yang belum sempat ia makan isinya.

"Barusan tante aku kasih kabar kalau nenek sakit dan aku sekeluarga harus terbang ke Surabaya malam ini. Maaf ya sayang." Sesal Zaki lalu mengusap rambut gadisnya pelan. Flora menghela nafas berat sebelum mengangguk pasrah.

"Ya udah kalau gitu."

"Jangan cemberut dong. Kan masih ada Mimi, Widi sama temen-temen yang lain." Zaki mencubit pelan pipi Flora dan memaksanya tersenyum.

"Aku janji nggak akan lama. Kalau urusan di Surabaya udah selesai, aku langsung balik kesini."

"Iyaa."

****

Flora sudah siap dengan perlengkapan liburan untuk tiga hari kedepan. Tas besar untuk pakaian dan tas kecil untuk keperluan cewek sudah menemaninya berdiri diteras rumah. Tak lupa kamera kesayangannya menggantung dileher.

PUISI UNTUK BUNDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang