Flora melenguh pelan, matanya terbuka dan menyadari ini bukan kamarnya. Wanita itu tersenyum melihat Natta terlelap dengan wajah damai di sebelahnya. Ia cium pipi Natta sebentar sebelum bangun. Flora melihat jam diatas meja belajar Natta, masih jam 1 malam.
"Lagi-lagi kebangun cuma karena lapar."
Sudah beberapa hari ini Flora memang sering terbangun malam karena lapar. Dia sering ke dapur sendiri mencari makanan selain nasi. Entah kenapa sekarang Flora malas melihat makanan pokok sebagian besar orang Indonesia itu. Biasanya Flora hanya mengambil buah atau kue yang ada di kulkas lalu membawanya ke kamar untuk dimakan.
Yah, walaupun saat pagi semua makanan itu sering dimuntahkan lagi karena mual yang tak tertahan. Tapi jika sudah terasa lapar seperti ini, Flora tidak akan bisa tidur lagi. Dan entah kenapa kali ini Flora ingin sekali makan ditemani Agam.
Flora akhirnya keluar kamar Natta untuk membangunkan Agam di kamarnya. Keningnya tiba-tiba mengerut karena tidak menemukan suaminya itu disana.
"Agam kemana?"
Kamar mandi dan balkon tidak ada, Flora pun kembali keluar kamar, menuruni tangga. Ia melihat pintu ruang kerja Agam sedikit terbuka, lampunya pun masih menyala.
Flora membuka pintu itu dan melihat Agam tertidur dengan merebahkan kepalanya diatas tangan yang terlipat diatas meja. Ia geser laptop, perlahan menggoyangkan lengan Agam.
"Gam, bangun." Agam masih saja bergeming. Perlahan Flora menunduk dan mencium pipi Agam.
"Sayang, bangun dong. Jangan tidur disini." Pria itu perlahan mengerjapkan matanya dan melihat Flora sudah berdiri di depannya.
"Flo,.?"
"Kamu lagi banyak kerjaan ya sampai ketiduran disini?" Agam mengusap matanya beberapa kali seraya menegakkan tubuhnya.
"Ka-kamu,, ngapain disini?"
"Bangunin kamu."
"Maksud aku,, em-memangnya kamu udah nggak marah sama aku?"
"Tadinya aku memang mau marah karena kamu nggak bangunin aku yang ketiduran di kamar Natta, tapi nggak jadi. Kayaknya kamu capek banget ya?" Agam mengerutkan kening, kenapa Flora malah membahas ketiduran, emangnya dia udah lupa sama masalah tadi sore? tapi,.
"Kamu kok malah bengong sih?"
"Eh enggak, itu,. soal masalah tadi sore?"
"Masalah apa?"
"Itu, masalah,, soal,."
"Apa sih, kamu nggak jelas banget deh. Pasti nyawa kamu belum kumpul 'kan? Ya udah mending temenin aku ke dapur aja yuk." Ajak Flora.
"Mau ngapain?" Flora mengalungkan sebelah tangannya ke bahu Agam.
"Aku laper banget, pengen makan mi rebus pakai telur, tapi maunya kamu yang bikinin."
Agam menghela nafas panjang, mengabaikan masalah tadi sore yang Flora lupakan. Yang penting kan sekarang Flora sudah bersikap manis lagi. Akhirnya Agam tersenyum dan memencet hidung Flora sebentar.
"Kamu sih tadi nggak mau makan malam, jadi kelaperan 'kan? Ya udah, yuk."
Agam pun merangkul Flora berjalan ke dapur. Ia dudukan istrinya itu di kursi meja makan yang ada disana.
"Kamu duduk manis disini, biar aku yang masak."
Agam cium kening Flora kilat sebelum berbalik, mengambil mie instan di dalam lemari, telur di dalam kulkas lalu menyiapkan peralatan dan mulai memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI UNTUK BUNDA
General FictionAku hidup bersama Ayah dari aku masih bayi merah hingga saat ini Jika kalian bertanya, memang dimana Bundamu? Apa sudah meninggal? Maka dengan tegas kukatakan, "Bundaku masih hidup. Beliau amat sangat cantik dan tentu saja sangat sehat tidak kurang...