Maaf baru bisa update 🙈
Mendekati ending makin berat nulisnya, apalagi bulan puasa waktunya banyak kepakai buat ngurus dunia nyata
Ya udah, kalau gitu selamat membaca semuanya 😊
****
"Nat."
Natta yang sedang main PS di kamarnya menoleh.
"Eh, Lex. Masuk." Alex mengambil duduk di karpet tebal tak jauh dari Natta.
"Kemana aja sih, kok baru datang?"
"Ke Cina dulu ngasih makan Panda."
"Heh?"
"Hahaa. Enggak. Saudara-saudara aku yang dari Semarang pada datang buat rayain Natal disini. Jadi ya gitu lah, ribet dirumah. Rame orang."
"Oh. Kirain beneran ke Cina, baru mau aku doain nggak usah balik kesini. Bosen dari SD sekelas sama Alexander Christian terus."
"Sialan." Alex melempari Natta yang sudah tertawa dengan pilus.
"Eh eh eh, anak kecil nggak boleh ngumpat ya. Nanti aku bilangin tante Maria loh." ucap Natta menggerakkan telunjuk seperti guru sedang menasehati muridnya.
"Apaan sih. Udah 13 tahun masih aja bilang anak kecil. Udah ah. Mana stick buat aku." Natta terkikik seraya bersandar pada tepi ranjang.
"Di tempat biasa. Bosen juga daritadi aku main sendiri."
Alex mengambil stick dari dalam lemari kaca dibawah TV.
"Biasanya kamu main sama om Agam. Emang pada kemana, sepi banget?"
"Ayah sama Bunda lagi ke rumah Oma, bantuin persiapan buat acara pengajian. Oma mau umroh."
"Kamu nggak kesana?"
"Besok sore pas acaranya."
Alex hanya manggut-manggut mengerti sambil mengotak-atik sticknya.
"Kamu mau pakai apa, Nat?"
"Chelsea lah."
"Elah, club lagi terpuruk juga masih dipakai." Natta melempar kacang pilus ke wajah Alex.
"Songongnya kumat, mentang-mentang Madrid masuk final lagi." Alex tertawa.
"Faktanya gitu 'kan?"
"Berisik ah! Udah buruan, jangan kelamaan setting pemain. Bakalan kalah juga sama aku."
"Songong teriak songong."
Keduanya mulai serius dengan stick masing-masing. Dua sahabat ini sesekali saling meledek saat yang lain kemasukan gol.
"Den."
"Masuk aja, Bi." Sahut Natta tanpa mengalihkan pandangan dari layar TV.
"Ini Bibi bawakan minuman sama makanan yang dibawa mas Alex." Kata bi Irah, meletakkan nampan diatas meja. Bi Irah keluar kamar setelah Natta mengucapkan terima kasih.
"Tumben kamu kesini bawa makanan, Lex?"
"Biar kamu bisa ngerasain oleh-oleh dari daerah. Kamu 'kan nggak punya kampung halaman."
"Aku punya."
"Dimana?"
"Tapi lupa halaman berapa?"
HAAHAHAA
Priit. Priiit.. priitt.
Natta melempar stick ke karpet tebal, mengangkat kedua tangannya yang terkepal. Pertanda dia memenangkan pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI UNTUK BUNDA
General FictionAku hidup bersama Ayah dari aku masih bayi merah hingga saat ini Jika kalian bertanya, memang dimana Bundamu? Apa sudah meninggal? Maka dengan tegas kukatakan, "Bundaku masih hidup. Beliau amat sangat cantik dan tentu saja sangat sehat tidak kurang...