Dina sudah selesai membantu bi Siti menyiapkan makan malam. Ia meraih ponsel diatas meja untuk menghubungi Flora karena sampai sekarang anaknya itu belum juga pulang. Belum sempat tersambung, ia sudah mendengar ketukan pintu beberapa kali. Dina meletakkan ponselnya diatas meja sebelum berlalu menuju pintu.
Dina mengerutkan kening setelah membuka pintu. Gadis muda yang merupakan asisten Flora di butik sudah tersenyum didepannya.
"Malam, Tante."
"Malam. Ina?"
"Iya, Tante. Saya kesini cuma mau nganterin titipan mbak Flora." ucap Ina menyerahkan plastik berisi kotak besar yang sudah dibungkus kertas kado.
"Titipan? Memangnya Flora kemana?" sahut Dina seraya menerima bungkusan itu dari tangan Ina.
"Mbak Flora bilang dia ada urusan keluar kota dan minta saya nganterin ini kesini."
"Keluar kota? Kemana?"
"Saya nggak tau, Tan, cuma itu pesan mbak Flora karena tadi dia buru-buru pergi." Dina masih tampak berpikir kemana Flora pergi.
"Ya sudah kalau gitu saya permisi dulu, Tante." Lanjut Ina berpamitan.
Dina hanya mengangguk sebelum akhirnya kembali masuk kedalam rumah membawa kado yang dibeli Flora tadi siang. Ia letakkan kado itu diatas sofa lalu bergegas meraih ponselnya. Beberapa kali Dina menghubungi Flora tapi tidak diangkat. Dina mencoba lagi tapi satu pesan terlebih dulu masuk.
Himeka N. Flora :
Ma, Flo ada urusan diluar kota dalam beberapa hari. Flo titip kado yang diantar Ina untuk Natta ya. Love you. 19.32
Dina berdecak, sepertinya Ina sudah bilang pada Flora kalau titipannya sudah diantar. Dan Dina semakin kesal karena lagi-lagi Flora tidak bisa bahkan mungkin sengaja tidak mau datang ke ulang tahun Natta. Wanita paruh baya itu kembali mencoba menghubungi Flora untuk memarahinya, tapi nomernya sudah tidak aktif.
"Astaga, Flora. Mau kamu apa sih sebenarnya?!"
******
Sore ini ulang tahun Natta akan digelar. Beberapa teman-teman sekolah Natta sudah datang, ada yang duduk di kursi-kursi kecil yang sudah ditata, ada juga yang berlari-larian dengan teman yang lain. Kue tart besar serta balon huruf bertuliskan 'Happy Birthday Nattaya 7th' sudah tampak cantik di dekat teras.
Agam tersenyum lebar melihat rumahnya ramai. Tapi ia tak menemukan anaknya. Agam menggulung lengan kemejanya sambil berjalan menaiki tangga dan membuka pintu kamar Natta. Anak semata wayangnya itu sudah memakai kemeja putih serta rompi cokelat, sama dengan yang Agam pakai sekarang, sesuai dengan tema Coboy yang dipilih untuk pesta ulang tahun kali ini. Hanya topi saja yang belum Natta pakai dan masih ia pegang.
"Sayang, kok kamu malah diem disini? Teman-teman kamu udah pada datang loh." Ucap Agam mendekati Natta yang duduk diatas ranjang lalu merangkulnya. Anaknya itu masih betah berdiam diri sambil memainkan tali topinya.
"Kamu marah sama Ayah karena belum beliin kado? Maaf ya, kemarin-kemarin Ayah sibuk nyiapin ini semua jadi lupa. Ya udah sekarang kamu sebutin mau kado apa dari Ayah? Mobil-mobilan, robot, tas, sepatu atau apa?" lanjut Agam. Anak kecil itu hanya menggeleng.
"Trus kamu mau apa?"
"Natta pengen kayak Juna pas ulang tahun kemarin. Waktu itu abis Juna tiup lilin, Mama Papanya bareng-bareng cium pipi Juna trus difoto."
Agam tertegun sejenak mendengar keinginan Natta. Keinginan sederhana yang entah bisa ia kabulkan atau tidak. Karena sampai sekarang Flora belum juga datang, kalaupun datang apa dia mau melakukan hal itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI UNTUK BUNDA
General FictionAku hidup bersama Ayah dari aku masih bayi merah hingga saat ini Jika kalian bertanya, memang dimana Bundamu? Apa sudah meninggal? Maka dengan tegas kukatakan, "Bundaku masih hidup. Beliau amat sangat cantik dan tentu saja sangat sehat tidak kurang...