PART 2

3.1K 130 20
                                    

Jam 7 malam, acara api unggun pun di mulai. Kurang lebih selama 2 jam acara berjalan lancar. Flora dan teman-temannya masih di pinggir pantai untuk saling berbincang-bincang satu sama lain sambil menikmati makanan ringan.

"Ee guys, gue ke penginapan bentar ya, mau ambil power bank, low bat neh ponsel gue." Flora berdiri dari tikar yang mereka jadikan alas duduk.

"Mau gue temenin?"

"Nggak usah Mi. Lo bagiin cemilan ke yang lain aja gih, gue nggak lama."

***

Gilang menyalami beberapa orang pria dan wanita yang sedang berjoget mengikuti suara musik yang memekakkan telinga. Agam yang mengikuti dibelakang Gilang sesekali menutup sebelah telinga karena suasana yang terlalu bising baginya. Bahkan keningnya mengeryit melihat Gilang begitu genit dengan beberapa wanita yang mereka lewati.

"Ini acara apaan sih, Lang? Gue nggak biasa ketempat beginian." Agam bersuara saat mereka sampai di kursi mini bar.

"Ini party temen gue. Lo mau refreshing 'kan? Ya udah nikmatin aja. Lo mau minum apa?"

"Jus jeruk." Sontak Gilang tertawa mendengar jawaban Agam.

"Kenapa lo? Ada yang lucu?"

"Eh Gam, kita lagi party, ngilangin stress bukan lagi piknik. Ada-ada aja lo pesen jus."

"Ya udah gue aja yang pesenin. Mas,."

Gilang mengangkat tangan kearah bartender. Dua jari tangannya terangkat, entah apa yang ia pesan. Agam tak mendengar karena suasana semakin bising. Terlebih ada wanita yang mendekati Gilang. Sepertinya wanita malam, terlihat dari baju kurang bahan yang ia kenakan. Gilang tampak tak terganggu, bahkan menikmati sentuhan wanita itu.

Agam memang mengenal Gilang sebagai pria yang suka menggoda cewek-cewek di kampus, tapi dia baru tau jika sahabatnya itu sudah terbiasa dengan suasana seperti ini. Dunia malam.

Berbeda dengan Agam, ia mendadak risih saat ada wanita yang mendekati dirinya, mencoba menggoda. Dengan halus dia menghindar dan menolak sentuhan wanita itu. Sampai akhirnya si wanita kesal dan pergi. Gilang yang melihat kejadian itu hanya tersenyum dan menggeleng.

"Temen kamu masih polos banget. Kayanya kamu perlu kasih dia sedikit pencerahan biar lebih menikmati malam ini." Bisik si wanita disamping Gilang. Pria itu mengangguk, lalu menarik minuman yang baru diserahkan bartender.

"Kenapa cewek itu lo tolak? Kan lumayan buat nemenin malam ini." seru Gilang seraya mengaduk minuman yang disiapkan buat Agam.

"Ogah! Gue mau balik ke penginapan aja, Lang." Gilang cepat menahan lengan Agam.

"Tunggu dulu. Ini minumannya udah dateng."

"Minuman apaan ini? Baunya nggak enak." Agam mendorong pelan gelas berisi red wine diatas meja.

"Coba minum dulu. Setelah itu lo mau ngapain terserah deh."

Ragu-ragu Agam meminumnya, beberapa kali ia bergidik dan menjulurkan lidah setelah merasakan minuman yang baru pertama kali ia teguk.

"Pahit!"

"Lo belum terbiasa. Ya udah sekarang minum ini biar enakan."

Gilang kembali memberikan segelas vodka. Warnanya yang bening membuat Agam mengiranya itu air mineral. Ia segera meneguk segelas penuh. Bukannya membaik, ia semakin bergidik tak karuan. Bahkan matanya merem melek, merasakan kepalanya yang mulai pusing dan sesekali menjulurkan lidah seperti ingin muntah.

PUISI UNTUK BUNDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang