THAT LOVE - End

1. Malaikat tak bersayap...

.
.
.

Maafkan typo yang berserakan, saiia cuma manusia biasa😂
.
.
.
Jangan lupa selipkan voment nya😉
.
.
Happy reading ya 😙

Main cast_hunsoo💜💙
----------------------------------------------------
.

.

.

"Kehangatan itu.. kasih sayang itu..
Hilang dalam ketiadaan..
Aroma yang akan selalu kurindukan.
.....
............
.....

Malaikatku...

.

.

.
----------------------------------------------------

Kyungsoo's POV

drap..drap..drap..

Gema langkah kaki ku mengudara yang berlari disepanjang koridor menuju keluar gedung Institut tempatku menimba ilmu ini.
Mataku merah memanas menahan bulir jernih yang kian mendesak ingin keluar. Nafasku memburu sesak seolah pasokan oksigen yang melingkupi bumi tak akan cukup untuk memuaskan paru-paruku.
Jantungku yang terus bertalu tak karuan bagai bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Tak kuhiraukan pandangan heran orang-orang yang menatapku berlari kesetanan seakan-akan dikejar malaikat pencabut nyawa.
Yang ku tau aku harus bergegas menuju suatu tempat, aku takut waktuku tak cukup banyak dan sialnya koridor ini terasa lebih panjang dari sebelumnya seakan tak memiliki ujung!

Setelah beberapa saat berlari akhirnya aku sampai di pelataran parkir mahasiswi dengan nafas tersengal, tak membuang banyak waktu aki langsung menghampiri skuter kesayanganku dan menstarternya untuk kemudian kupacu menuju jalan raya.

Aku bersyukur jalanan tampak sedikit lengang, kulajukan skuterku secepat yang aku bisa.

Teringat kembali panggilan telpon yang kuterima beberapa saat lalu.

Flashback..

Aku sedang bercengkrama dengan sahabatku, Xiumin..

Kami tengah membahas pertunjukkan Teater yang akan diikutinya.

Saat tiba-tiba hpku bergetar mendapat panggilan dengan nama kontak 'eomma' disana yang dengan segera saja kujawab.

"Halo.. eom.."

"Kyung.. ini tante. Kamu harus kerumah sakit sekarang.." aku mengernyit heran.

Aku jelas kenal suara ini, tapi ini bukan suara eomma ku melainkan tante kim yang adalah tetangga kami dan juga sahabat eomma.

"Eomma mu pingsan.." lanjutnya yang seketika membuatku tersengat listrik dari aliran darahku sendiri.

Satu kalimat yang mampu membuat rasa takutku menyeruak tanpa ampun.