Rose terdiam. Pandangannya tiba-tiba meredup setelah Wendy sahabatnya mengatakan tentang hal itu lagi. Tentang oprasi yang harus segera ia lakukan agar penyakitnya bisa sembuh/membaik. Anemia Aplastik Itulah nama penyakit yang di derita Rose selama ini. Setidaknya dia harus melakukan terapi transfusi darah untuk membantu mempertahankan sel darah dalam rentang yang normal.
Wendy perlahan mendekat lalu duduk di tepi ranjang menghadap kearah sahabatnya itu. Kedua tangannya meraih bahu Rose dan menghadapkan wajah sahabatnya itu padanya yang sebelumnya hanya menatap nanar lurus. Wendy memandangi wajah Rose dalam.
"Aku tidak bisa menyembunyikannya terus menerus dari mereka, Chanyeol dan ayahmu, karna ini akan bahaya untukmu, Rose." Ucapnya lembut dengan masih menatap lekat wajah Rose.
Rose menghela napasnya panjang, "aku tau, tapi aku tidak mau membuat mereka khawatir. Aku tidak kuasa jika nantinya mereka akan cemas dengan kesehatanku....." Rose menjeda ucapannya. ".....apa kau benar-benar yakin aku tidak bisa melakukannya tanpa sepengetahuan mereka?"
Wendy segera menggelengkan kepalanya, "ini memang rumah sakit milik keluargamu, tapi kau tidak bisa mengubah prosedur seenaknya. Tentu saja keluargamu harus tau tentang oprasi ini!!" Wendy sedikit memekikan suaranya.
Rose terkekeh kecil, "mm, baiklah. Tapi...beri aku waktu sebentar lagi ya." Ucap Rose dengan wajah memohonnya yang membuat Wendy tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain menurutinya.
Wanita itu menatap sinis Rose, "astaga...kalau saja aku tidak punya kesepakatan denganmu, aku tidak akan mau terjebak seperti ini."
"Haha...salahmu sendiri kenapa kau tidak mau jujur." Ucap Rose seraya mengambil buah apel yang ada diatas meja disisi ranjang.
"Bukan aku, tapi kau yang harus jujur!"
"Kau juga!" Jawab Rose cuek yang tidak mau kalah sambil menggigit apel dengan santainya.
Wendy hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkat sahabatnya itu, yang memaksa dirinya untuk ikut tutup mulut soal penyakit yang diderita Rose karena wanita itu pun memegang satu rahasia miliknya.
Wendy perlahan beranjak dan melangkahkan kaki memutari ranjang untuk mengecek cairan infus yang tergantung di sisi lain ranjang Rose.
"Katakanlah padanya kalau kau mencintainya!"
Wendy seketika terdiam dan menghentikan aktivitasnya saat mendengar celotehan santai dari Rose. Dia langsung menoleh kearah wanita itu dengan pandangan yang tidak dapat di artikan.
"Tidak." Jawab Wendy seketika.
"Mau sampai kapan?"
"Hei.. kenapa kau malah jadi membahas itu lagi sih? Kita disini sedang membahas tentang masalahmu."
"Tapi...aku ingin membahas masalahmu juga!"
Rose tiba-tiba menarik lengan Wendy sekuat tenaga sehingga membuat wanita itu sedikit tertarik paksa yang otomatis membuatnya duduk kembali di tepi ranjang.
"Cepatlah beritahu Chanyeol, kalau tidak.... cepat atau lambat justru dia yang akan mengenalkan wanitanya kepada kita." Ucap Rose dengan memandang Wendy intens.
Wendy mengerjapkan matanya berkali-kali setelah mendengarkan ucapan Rose, adik dari pria yang dicintainya dan juga sahabatnya.
Itulah rahasia miliknya yang hanya diketahui oleh Rose dan itu juga yang membuat dia dan Rose bersepakat untuk tidak saling memberitahu masalahnya masing-masing kepada orang lain.
Sial bukan?
"Ta...tapi bagaimana kalau dia tidak mempunyai perasaan yang sama padaku. Aku belum siap untuk di tolaknya dan aku tidak mau dia jadi berubah padaku setelah tau bagaimana perasaanku padanya." Jawab Wendy lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rosè |Selesai|
Fanfiction⛔🔞⛔ ✔Rose~adalah nama dari seorang wanita cantik berhati mulia, yang melimpahkan berjuta kasih sayangnya terhadap sesama. Kelembutan hatinya membuat banyak orang berbalik menyayangi dirinya. Hidupnya selalu di penuhi dengan senyuman bak malaikat ya...